Home / Rumah Tangga / Ditalak Setelah Melahirkan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Ditalak Setelah Melahirkan : Chapter 71 - Chapter 80

238 Chapters

Baby Sister Baru

Bab 71Zakia menggeliat. Menyadari itu, Arkan kembali mendapatkan kesadarannya. Pria gagah itu buru-buru menjauhkan wajahnya, mundur pelan-pelan, lantas bergegas meninggalkan kamar itu.Sepanjang langkahnya menuju kamar pribadinya, Arkan tak berhenti mengusap dadanya yang terus berdebar. Ciuman yang begitu singkat, tapi begitu bermakna. Sesekali dia menggigit bibirnya. Masih terasa lembut kening Zakia dan harum tubuh wanita itu, membuat pikirannya menjadi liar."Lama-lama begini, bisa-bisa aku gila. Dia harus cepat aku halalkan sebelum aku tidak bisa mengontrol diri," gumam Arkan. Lelaki itu menyugar rambutnya kasar."Akan tetapi apakah dia mau?!" Arkan berpegangan pada gagang pintu, kemudian mendorongnya sehingga pintu kamar itu terbuka.Berbaring dengan menatap langit-langit kamar, lelaki itu berpikir keras. Dia merasa pilihannya begitu tepat. Zakia wanita itu sangat layak untuk menjadi pendamping hidupnya, tetapi masalahnya apakah wanita itu mau?! Soal ibu susu adalah perkara lain
last updateLast Updated : 2023-05-28
Read more

Masuk Kamar Diandra

Bab 72 Zakia membiarkan Ayu berkenalan dengan kedua bayi itu, sementara ia keluar menuju kamar Diandra. Rencananya, Ayu akan ia tempatkan di kamar itu. Zakia mendorong pintu dengan hati-hati lalu masuk ke dalam. Dia mengedarkan pandangan. Kamar ini cukup rapi, meski tidak terlalu luas. Ada tempat tidur berukuran sedang, meja rias dan sebuah lemari pakaian. Sementara dinding ruangan dihiasi oleh lukisan dan foto-foto Diandra sewaktu masih menjadi seorang model. "Sebenarnya dia punya karir yang bagus. Dia seorang model terkenal, tapi kenapa harus mempertaruhkan hidupnya di rumah ini? Apa karena cinta?! Kalau karena cinta, kenapa dia tidak memperlakukan Ammar dengan baik? Padahal kalau mencintai ayahnya, dia harus juga mencintai anaknya." Ingatannya kembali melayang saat pertama kali menyaksikan Diandra memperlakukan anak susunya itu. Hatinya kembali teriris. Dia memang belum pernah mendengar sekalipun Arkan bercerita soal Diandra, jadi dia tidak tahu dan hanya mengira-ngira, tetapi
last updateLast Updated : 2023-05-30
Read more

Aturan Macam Apa Ini?

Bab 73"Mau sampai kapan kamu terus begini, Yudha? Sejak kamu di PHK sampai sekarang, mana pernah ngasih uang sama Mama?" keluh Marina. Dia sudah kehilangan kesabaran.Sekarang uang tabungannya sudah benar-benar terkuras untuk keperluan sehari-hari, bahkan untuk memberikan uang jajan kepada Risa yang memang tidak bekerja. Marina sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Kalau bukan Yudha yang memberinya uang, lalu siapa lagi? Diapun juga tidak bekerja. Tak ada sumber penghasilan lain."Ma, aku kan belum punya pekerjaan tetap. Sudah puluhan perusahaan aku datangi, tapi mereka sama saja. Mereka cuma menerima karyawan kontrak, bukan karyawan tetap. Aku nggak mau....""Karyawan kontrak itu juga sudah bagus! Kamu itu jangan pilih-pilih kerjaan!" sela Marina gemas. Selalu saja itu yang dijadikan alasan oleh putranya untuk tidak menerima pekerjaan, padahal sudah berkali-kali Yudha lulus tes."Tidak, Ma. Kalau mereka nggak mau menerima karyawan tetap, lebih baik aku nggak usah kerja. Aku ngg
last updateLast Updated : 2023-05-31
Read more

Surat Cerai

Bab 74Langkah Zakia tergesa menuruni anak tangga. Dia sangat tak sabar ingin menemui lelaki itu. Setengah berlari ia menghambur, melintasi ruang tamu, terus ke teras depan dan akhirnya sampai di pos penjagaan depan pintu gerbang. Lelaki itu tampak duduk santai di bangku panjang di dalam pos. Malah ia tengah memainkan ponselnya.Zakia mendesah. Semula ia berpikir, Yudha tidak akan kembali ke rumah ini setelah ia mengembalikan semua barang-barang pemberian lelaki itu.Ternyata tidak. Lalu apa sebenarnya maunya? Bukankah seharusnya Yudha cukup tahu diri, mengingat proses perceraian mereka sudah ketok palu, tinggal menunggu akta perceraian terbit?"Mau apa kamu kemari, Mas?" tanya Zakia. Dia berdiri menghadap lelaki itu. Tatapannya nyalang, memindai setiap ekspresi wajah pria yang pernah menghalalkannya itu.Zakia sengaja tidak mempersilahkan Yudha untuk masuk ke dalam. Dia membiarkan lelaki itu tetap duduk di bangku panjang di dalam pos penjagaan. Romi dan Dodi berjaga-jaga tak jauh da
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

Masa Lalu Arkan

Bab 75"Apalagi kalau bukan itu, tapi Mama rasa ini adalah kabar baik. Bukankah ini yang kamu tunggu?" sergah Marina. "Bukan aku yang menunggu, tapi Mama!" Yudha berdecak kesal. Dia sudah tahu arah pembicaraan ibunya. Apalagi kalau bukan urusan Nilam. Sampai saat ini, ibunya masih menyayangkan sikapnya yang sudah menalak Nilam."Ya. Tapi bukankah dengan begitu, kamu bisa segera merayakan pernikahanmu dengan Nilam? Papanya Nilam pasti akan senang sekali jika tahu kamu sudah bercerai secara resmi dari Zakia," sambung Marina. "Jangan lupa, Ma, aku dan Nilam sudah bercerai. Aku menikah Nilam secara siri dan aku menceraikannya pun secara siri. Semua sudah impas!" tegas Yudha. Dia memutar bola matanya malas, lantas bangkit berdiri. Malas sekali rasanya meladeni sang ibunda, yang ada di otaknya cuma ada Nilam. Seperti tidak ada perempuan lain saja, padahal mantan istrinya itu sudah berbuat yang tidak baik terhadap ibunya, bahkan tega mengusir ia dan ibunya dari rumah, karena ibunya protes
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Lamaran Tidak Resmi

Bab 76Jamuan makan siang kali ini sungguh nikmat. Di sebuah restoran yang lebih mirip sebagai tempat wisata, mereka bertiga duduk lesehan di sebuah saung, menghadapi nasi, ikan bakar, lalapan dan sambal. Semuanya fresh. Sungguh ini makan siang yang sempurna bagi Zakia. Pilihan Arkan memang sungguh tepat. Arkan sengaja tidak membawa Zakia ke restoran tempat ia biasa menggelar pertemuan dengan klien bisnisnya.Di tempat seperti ini mereka terlihat lebih santai. Ayu tampak bersama dengan kedua bayi itu di sebuah saung yang letaknya bersebelahan dengan Zakia, Arkan dan Dahlan sedang duduk bersama."Om senang sekali melihat kalian bersama," ujar Dahlan menatap lekat Arkan dan Zakia bergantian. "Om harap kalian akan terus bersama....""Kami memang selalu bersama, Om. Namanya juga tinggal dalam satu rumah," sahut Arkan cepat. Nyaris saja ia tersenyum. Namun segera tertahan karena teringat misinya. Dia harus bersikap seolah-olah Dahlan lah yang meminta mereka untuk bertemu siang ini."Justr
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more

Belum Memberikan Jawaban

Bab 77"Saya tidak tahu harus menjawab apa, Mas. Saya belum siap membina hubungan baru secepat ini. Bahkan Naya saja masih bayi...." Lirih suara Zakia."Kamu merasa trauma dengan pernikahan pertamamu?" desak Arkan.Zakia menggeleng lemah. Sepasang kakinya yang gemetar tak kuasa menopang tubuhnya hingga membuatnya luruh ke lantai. Arkan semakin mendekat. Bahkan jarak di antara mereka hanya tersisa beberapa jengkal."Bukan soal itu tetapi saya hanya ingin meyakinkan diri sendiri...."Arkan mendesah. Satu hal yang tidak diketahui olehnya, jika Zakia merasa tidak nyaman dan menganggap Arkan dan om-nya menyamakan dirinya dengan Maryam.Zakia tidak mau hidup berumah tangga di bawah bayang-bayang istri pertama Arkan. Sekali lagi, dia dan Maryam adalah orang dan pribadi yang berbeda. Harap diingat itu.Sementara jarak mereka semakin dekat. Hembusan nafas Arkan bahkan bisa ditangkap oleh indera penciumnya saat lelaki itu berjongkok kemudian duduk merapat padanya. Harum nafas maskulin yang memb
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

Pacar Baru Yudha

Bab 78Arkan menatap lawan bicaranya dengan tenang. Tak ada sedikitpun kegusaran dari raut wajahnya. Pria itu merasa di atas angin. Dilihat dari sisi manapun, dialah pemenangnya.Lagi pula, bukan Arkan yang salah. Yudha lah yang menghampiri Arkan dan Naya. Dia tidak pernah berusaha mencari gara-gara dengan siapapun. Arkan merasa melakukan hal yang benar. Soal ia yang menggunakan uang dan kekuasaannya untuk menekan pihak pengadilan agama, itu soal lain. Arkan hanya ingin urusan Zakia bisa cepat selesai, sehingga wanita itu bisa mengurus dua orang bayi mereka dengan tenang. Jangan sampai wanita itu kembali stres sehingga berpengaruh pada produksi ASI-nya.Lama kedua lelaki itu saling bertatapan, hingga akhirnya suara bayi memecah keheningan suasana. Arkan spontan berjongkok, mengeluarkan Naya dari kereta bayi, lalu menggendong bayi perempuan itu."Sepertinya Naya sudah mulai bosan berada disini. Jadi maaf, aku harus pergi," ucap Arkan. Sebelah tangannya mendorong stroller yang isinya su
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more

Menikahlah Denganku, Zakia

Bab 79Sesampainya di rumah, Arkan langsung menuju ruang pribadi putranya. Dia mendapati Zakia baru saja selesai menyusui Ammar. Setelah menyerahkan hasil belanjaannya kepada Zakia dan Naya kepada Ayu, Arkan langsung keluar dari kamar itu menuju ruang pribadinya sendiri.Sudah lama sekali ruangan ini sepi. Hanya berteman dingin dan kaku. Tak ada sentuhan kehangatan dari seorang wanita. Dingin yang terasa setiap hari bahkan malam seakan tak berhenti menyiksanya. Dia lelaki normal. Wajar jika mendamba seseorang yang bisa menemani malam-malamnya untuk berbagi kehangatan.Arkan merebahkan tubuhnya di pembaringan. Pikirannya menerawang. Peristiwa yang baru saja terjadi berkelebatan di benaknya. Seperti sebuah kebetulan, ia malah bertemu Yudha di tempat itu. Dan lelaki itu tengah bersama seorang wanita, wanita yang menyebut dirinya sebagai pacar Yudha.Arkan menghela nafas. Otaknya mulai menghubungkan dua peristiwa yang terasa janggal. Dia tahu persis, Yudha mati-matian berusaha untuk rujuk
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more

Menikahlah Denganku, Zakia (2)

Bab 80"Menikahlah denganku, Zakia...." Aroma tubuh yang bisa dihirup satu sama lain membuktikan kedekatan ini teramat nyata. Zakia yang pada awalnya melotot kembali memejamkan mata. Tubuhnya seolah kaku membeku. Dia tak bisa berkata apa-apa lagi. "Menikahlah denganku, Zakia. Aku mohon. Aku dan Ammar tidak bisa hidup tanpa kamu. Aku tidak bisa membayangkan jika seandainya Ammar berusia dua tahun dan kamu harus pergi meninggalkan rumah ini. Ini sangat menyakitkan. Kami tidak bisa kehilangan kamu. Kamu seperti bagian tubuh kami yang tak bisa terpisahkan...." Suara Arkan seperti orang yang tengah meratap. Lelaki itu memang susah untuk mengucapkan kata-kata romantis. Dia tidak pandai mengobral kata-kata rayuan. Sekali membujuk seorang wanita untuk menikah dengannya, kalimat yang terlontar dari mulutnya malah mirip seorang pengemis yang meminta sedekah."Mas Arkan terlalu tinggi untukku. Aku hanya wanita miskin yang tidak pantas...." Zakia tidak jadi meneruskan ucapannya saat jari telun
last updateLast Updated : 2023-06-07
Read more
PREV
1
...
678910
...
24
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status