Home / Thriller / MISTERI LIONTIN VAMPIR / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of MISTERI LIONTIN VAMPIR: Chapter 81 - Chapter 90

125 Chapters

BAB 81-PERANGKAP VALTHOR

Tiga orang kepercayaan Zaberisk melangkah memasuki istana Celeste dan membawa beberapa warga Celeste yang kini tengah didera ketakutan. Lorong-lorong istana begitu gelap dan mencekam. Berbagai ukiran khas Transylvannia tampak memantulkan bagaimana sayap kegelapan itu terbentang lebar. Seakan mendapatkan kekuatan baru, Sang Putri duduk di atas singgasananya. Pintu bangsal terbuka. Ada lima orang yang saat itu didera kebingungan yang luar biasa. "D-di mana kita?" tanya salah satu dari mereka."Selamat datang di istana Celeste," suara lantang Sang Putri memecah keheningan. Cahaya redup dari lilin-lilin yang berada di sepanjang dinding ruangan menyoroti wajahnya yang pucat dan mata yang bersinar merah. Rambut hitam panjangnya terurai, dan gaun merah darahnya tampak menyeramkan. "S-siapa kau?" seorang warga Celeste lainnya bertanya dengan gemetaran. "Aku adalah Celestia, penguasa kastil ini. Kalian berada di tanah saya sekarang," jawab Sang Putri dengan nada yang tajam namun tetap berwiba
last updateLast Updated : 2023-09-20
Read more

BAB 82-RITUAL KEGELAPAN?

Valthor kemudian menemui Sang Lady yang tampak lelah karena penantian panjangnya. "Pendatang Celeste telah menjadi bagian dari kita, Lady." Sang Lady tampak menanggapi datar,"Aku tak suka orang asing, Valthor." Valthor menatap ke arah wajah pucat Sang Lady sambil berkata,"Kudengar ada berita dari para pembasmi bernama Flanders...yang tiba dari tempat jauh bernama Templar, sebuah tempat pengkhianatan pertama kali yang menyebabkan pecahnya perang hingga detik ini..." Sang Lady mengamati perkataan Valthor dengan seksama. Valthor kembali melanjutkan,:"Dengan menjadikan satu per satu orang-orang Celeste dan para pendatang sebagai bagian dari kita, tentu akan menguntungkan posisi kita, Lady." Sang Lady menatap lurus ke depan. Valthor membujuk lagi,"Pikirkan sekali lagi, jika Liontin Batu Darah itu ada di tangan Anda,tetnu kita tak akan memikirkan lagi bagaimana caranya meningkatkkan jumlah kita,bukan? Liontin Batu Darah adalah artefak berharga milik Celeste, maka-" Sang Lady memotong d
last updateLast Updated : 2023-09-20
Read more

BAB 83-MISTERI LAMBANG TEMPLAR

Terjadi pertempuran sengit antara pelayan Celeste dan pelayan Nocturnus. Demetria melihat ini sebagai kesempatan untuk melarikan diri. Ia memanfaatkan kebingungan tersebut, melepaskan diri dari cengkeraman pelayan Nocturnus dan berlari keluar ruangan. Dengan cepat ia kembali ke kamar teman-temannya dan mengguncang mereka, membangunkan mereka dari tidur. "Kita harus pergi dari sini sekarang!" kata Demetria dengan nafas terengah-engah. Belum sempat Demetria dan pendatang Celeste melarikan diri, semua pelayan Nocturnus sudah menghujani mereka dengan Gigitan Mematikan Nocturnus. "Argggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh......" Seorang Pemburu tengah mengamati jejak Nocturnus di Hutan Celeste. Dia menemukan sebuah lambang Templar yang rupanya ditinggalkan oleh salah satu pejuangnya. "Ini?" gumam sang pemburu. Namun kehadiran Jenderal Nocturnus yang diringi dua orcnya membelah jalan setapak yang juga dilalui oleh Sang Pemburu. Dengan cepat sang pemburu segera menyembunyikan diri
last updateLast Updated : 2023-09-20
Read more

BAB 84-MISTERI SANG LADY DAN NOCTURNUS

Alena, Leo, dan Rufus merasa sudah waktunya mereka mencari tahu siapa sosok Lady yang dimaksud oleh Gryffindor. "Jadi,sebenarny kaum Nocturnus memakai bidak catur yaitu Templar untuk merngubah wajah Celeste menjadi Nocturnus?" tanya Alena pada Gryffindor. Gryffindor menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Alena, Leo, dan Rufus duduk berhadapan dengan Gryffindor di ruang yang redup. Dekorasi ruangan kuno dengan hiasan bergambar naga dan singa-singa, mencerminkan tradisi lama yang dihormati oleh keluarga Gryffindor. Leo, dengan ekspresi kritis, bertanya, "Gryffindor, apa yang membuat kaum Nocturnus tertarik pada Celeste hingga mereka mengubah wajahnya dengan bantuan Templar?" Gryffindor menarik napas dalam-dalam, "Celeste bukan sembarang individu. Dia memegang kekuatan yang dapat mengancam eksistensi kaum Nocturnus. Mereka menginginkannya berada di pihak mereka atau setidaknya tidak melawan mereka. Dengan mengubah wajahnya, mereka dapat mengendalikannya, mengubah identitasnya dan me
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more

BAB 85-APA?LALU DI MANA BATU DARAHNYA?

Bersama "Mata Celeste", Asterik memulai perjalanannya untuk menyembunyikan artefak tersebut di tempat yang aman. Namun, setiap langkahnya selalu diikuti oleh bayangan Jenderal Nocturnus dan pasukannya. Sebagai seorang Pemburu, Asterik tahu bahwa melarikan diri bukanlah pilihan, ia harus menghadapi Jenderal Nocturnus sekali lagi.Asterik memutuskan untuk mencari bantuan dari para Templar yang tersisa dan klan pemburunya. Dengan "Mata Celeste" sebagai bukti, ia berhasil mengumpulkan sekelompok pejuang yang bersedia membantunya. Bersama-sama, mereka memulai misi untuk mempertahankan dan menyembunyikan "Mata Celeste".Jenderal Nocturnus, dengan pengetahuannya yang mendalam tentang kuil dan sejarah "Mata Celeste", dapat memprediksi langkah-langkah Asterik. Dengan cepat, pasukan Nocturnus mengepung kelompok Asterik di sebuah lembah di Hutan Celeste.Terjebak, Asterik dan pasukannya harus membuat keputusan. Mereka memutuskan untuk mempercayai kekuatan "Mata Celeste". Dengan menggabungkan kek
last updateLast Updated : 2023-10-31
Read more

BAB 86-MISI NOCTURNUS TANPA BATU DARAH

Jenderal Nocturnus menghela napas dengan kasar. lalu dengan kekuatan telepatinya,ia memberitahu pada Sang Lady bahwa Mata Batu Darah itu tak ada. Jenderal Nocturnus menghela napas dalam-dalam, matanya merah menyala seiring dengan kekuatan telepatinya yang kuat. Ia lalu menghubungi Sang Lady, pemimpin pasukan elitnya, dengan pikirannya yang kuat.Nocturnus dengan suara mental yang intens,"Sang Lady, saya telah menyelusuri seluruh penjuru dunia ini. Mata Batu Darah itu tak ada."Sang Lady dalam pikirannya yang tenang dan memikirkan,"Tidak mungkin, Jenderal. Ini adalah benda yang kita butuhkan untuk misi ini. Kami tidak bisa gagal."Nocturnus dengan suaranya penuh keteguhan,"Saya tahu ini adalah misi yang penting, tapi sesuatu yang sangat jahat telah menghilangkan mata itu dari dunia ini. Saya merasakannya dengan kekuatan telepati saya. Kita harus berhati-hati."Sang Lady yang tadinya ragu-ragu, tetapi akhirnya percaya,"Baiklah, Jenderal. Saya percayai insting Anda. Kami akan mengganti
last updateLast Updated : 2023-10-31
Read more

BAB 87-MATA CELESTE ADALAH BATU DARAH YANG DIGUNAKAN MELAWAN PASUKAN NOCTURNUS

Rufus mengamati Alena yang merasa sudah letih dengan pencarian liontin yang dimaksud Gryffindor. Dengan bijak, Rufus mencoba mengembalikan semangat gadis itu meski tidak ada perasaan apapun yang melebihi seorang teman baik. Kata Rufus,"Mungkin ada seseorang yang mengetahui bagaimana melawan pasukan Orc yang dimiliki Celeste." "Pasukan Orc?" tanya Leo dan Alena serentak. Rufus mengangguk pelan dan melanjutkan,"Ya, sejak kejatuhan Celeste di tangan pembelot Templar, lahir para Orc dari lumpur dosa Nocturnus."Alena menjawab dengan rasa penasaran, "Orc dan Batu Darah? Apa hubungannya dengan pencarian liontin Gryffindor, Rufus?" Rufus tersenyum, "Tentu, Alena. Jadi, diceritakan bahwa Batu Darah adalah salah satu benda bersejarah yang bisa mengalahkan pasukan Orc ini. Gryffindor dikatakan telah menggunakan kekuatan Batu Darah dalam pertempuran melawan makhluk-makhluk tersebut pada masa lalu. Benda itu memiliki kekuatan luar biasa untuk melawan kekuatan gelap, seperti Orc yang berasal dar
last updateLast Updated : 2023-10-31
Read more

BAB 88-SERANGAN PASUKAN ORC

Serangan dari luar juga tak terelakkan. Rupanyan Jenderal Nocturnus telah menyusupkan pasukn Orcnya untuk mengepung Leo, Alena, dan Rufus yang menutup kuil itu dengan reruntuhan terakhir. "Oh, tidak!" pekik Alena. "Rufus, lihat! Kita terkepung oleh pasukan-" "Itu Orc yang kumaksud! Cepat kita keluar dari sini sebelum mereka mencium aroma kita." tegas Rufus lagi. Pasukan Orc bergerak dengan langkah-langkah berat dan mengancam, menyusul aroma yang semakin kuat dari pintu kuil yang telah dikunci oleh Rufus. Leo, Alena, dan Rufus merasa kecemasan mendalam, dijepit di dalam kuil yang telah menjadi penjara mereka. Dalam keheningan yang mencekam, Alena meraih tangan Leo dengan erat, matanya penuh dengan ketakutan. Leo mencoba memberikan senyuman berani untuk menghiburnya, meskipun hatinya berdebar-debar. Di saat yang genting ini, hanya ada satu pilihan: bertahan hidup. Rufus berdiri di depan pintu kuil yang terkunci, mencoba untuk menahan panik yang tumbuh dalam dirinya. Ia melirik pint
last updateLast Updated : 2023-10-31
Read more

BAB 89- SAKSI BISU YANG SELAMAT DARI CELESTE

Setelah pelayan datang dan membawakan pesanan makanan mereka, Rufus memakan roti yang sengaja ia bawa sepanjang perjalanan. Sedangkan Leo Sanders memakan hidangan daging panggang yang berukuran kecil. Alena meminum teh rosella. Sedangkan Gryffindor mengamati sekitar. "Lihat, apa yang kutemukan di kuil tersebut." Tuan Savory memperlihatkan sebuah artefak yang membuat ketiganya terkejut ketika melihat sebuah artefak yang mereka cari ada di tangan Sang Pemburu. "UHUK!" Leo terbatuk sejenak dan bertanya pada Tuan Savory,"D-darimana Anda dapatkan itu?" "Kudapatkan dari kuil itu. Sebelum Jenderal Kegelapan mendapatkannya, aku sudah mengamankannya terlebih dahulu." kata pemburu Savory itu. "Apakah Anda juga melihat sosok yang bangkit dari kegelapan itu, Tuan Savory?" tanya Rufus sopan. "Pertanyaannya, mengapa sebuah batu bisa memicu peperangan seperti ini? Aku adalah penduduk terakhir yang selamat dari pembantaian Celeste. Waktu itu aku menjadi saksi bisu dari apa yang telah diperbuat ol
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

BAB 90-MARI, KITA KEMBALI KE ISTANA!

"Jadi Anda mengetahui sejarah kelam dari Batu darah ini?" tanya Leo Sanders pada Pemburu Savory. "Lalu apa alasanmu memasuki kuil itu, Savory?" tanya Gryffindor tanpa basa-basi. Pemburu itu merasa segan bila ia mengatakan alasan memasuki kuil sekadar untuk keisenga belaka. "Darah dalah perantara kehidupan. Dahulu sebelum Pemimpin Nocturnus bangkit dari tidur panjangnya..." Alena, Leo dan Rufus memperhatikan Sang Pemburu dengan seksama sambil mendengarkan kalimat selanjutnya,"...beberapa penduduk sini hilang secara misterius..." kata Pemburu Savory sambil mengalihkan pandangannya pada Gryffindor. "Aku tak pernah mendengar ada sulap seperti itu..." kelakar Leo sebelum Alena memotong kelakarnya,"Diamlah, Tuan Muda yang Kecil, biarkan aku mendapatkan potongan petunjuk dari Tuan Savory!" "Baiklah,baiklah, semoga malam ini kita tidak harus bertemu Orc lagi sebab aku sangat mual dengan aromanya, Nona Manis." goda Leo pada Alena. Gryffindor menghela napas pela lalu berkata,"Memang sudah k
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status