"Bu Suri baik-baik saja?" tegur Dina dengan tatapan cemas. "Y-ya?" Suri mengernyit karena posisi Dina yang sedikit membungkuk di hadapannya. Padahal, seingatnya perbedaan tinggi mereka tidak begitu banyak, bahkan dirinya sedikit lebih tinggi dari Dina, tetapi sekarang ia harus mendongak hanya untuk bicara dengan gadis itu. "Mari saya bantu, Bu," Dina menawarkan sembari mengulurkan tangan. Ekspresi di wajahnya tampak semakin khawatir saat uluran tangannya tidak juga bersambut setelah cukup lama. "Kepala Ibu pusing, ya? Kuat berdiri nggak, Bu? Saya panggilkan Pak Adnan saja atau bagaimana?" Suri yang kebingungan karena rentetan pertanyaan itu pun menolehkan kepala ke kiri dan ke kanan, lalu menunduk. Dan ia kaget sendiri melihat tubuhnya ternyata sedang terduduk di lantai di dekat rak sepatu yang berada di depan pintu masuk apartemen. Kedua tangannya mencengkeram kuat celana piyamanya dengan gemetaran. Pertanyaan pertama yang melintas di kepalanya adalah 'mengapa dirinya bisa berada
Read more