Home / Urban / Dominasi sang Pewaris / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Dominasi sang Pewaris : Chapter 81 - Chapter 90

204 Chapters

Bab 81

Jack menghantamkan kursi ke tubuh seorang berandal. Dia melakukannya dengan sekuat tenaga. Lalu, Jack mengayunkan dan menghantamkan kursi itu ke berandal lainnya."Argh!" Erangan demi erangan keluar dari mulut berandal-berandal itu.Jack berdiri dengan napas tersengal. Dia menatap tajam atau demi satu berandal yang mengacau di King Pizza."Apa itu Jack Marshall?" Victor tidak bisa menahan mulutnya untuk bertanya. Jika dia tidak melihat sendiri apa yang terjadi, pasti dia tidak akan percaya kalau Jack ternyata ahli bertarung."Aku kira pukulan lutut yang diberikan Jack pada pria yang tadi hanya kebetulan. Tapi, apa benar kebetulan bisa sebanyak ini?" Catherine menimpali.Seorang pelayan lainnya lalu memberi ide, "Ini sangat bagus. Sebaiknya kita duduk saja untuk menyaksikan pertunjukan ini."Para karyawan yang semula merasa khawatir, sekarang menjadi lega. Mereka sangat yakin, Jack bisa mengatasi para berandal itu."Kita harus meminta maaf dan berterima kasih pada Jack setelah semua in
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

Bab 82

"Jangan menghancurkan apa pun lagi!"Mata Jack memerah karena amarah. Suaranya terdengar serak ketika berteriak memperingatkan para pembuat onar itu."Hei, pecundang ini membuat tanganku bergetar!" Thomas mengolok-olok. Dia menjulurkan tangannya yang masih memegang pistol, jelas-jelas itu tidak bergetar sama sekali.Tidak mau kalah, teman Thomas turut menimpali, "Thomas, tidak hanya kamu, aku juga ketakutan. Rasanya, aku seperti akan pipis di celana." "Tidak, tidak, jangan biarkan celanamu basah, kawan. Lebih baik, kalian semua mengencingi dapur saja! Bagaimana rasanya pizza rasa air seni hah?" "Kedengarannya menarik," jawab teman Thomas.Thomas dan teman-temannya tertawa. Mereka membuat para karyawan merasakan kesulitan yang sangat besar. Di satu sisi mereka tentu ingin menjaga King Pizza, tetapi di sisi lain mereka juga ingin menjaga nyawa sendiri.Bagaimana mereka bisa menjaga King Pizza jika mati terbunuh?"Katakan, siapa di antara kalian yang bertugas membuat pizza?"Victor men
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

Bab 83

Masih sambil memegangi perutnya yang terasa nyeri, Thomas menjawab, "Ti-tidak ada, Tuan."Jack tertawa kecil sambil memandang lantai. Ketika itu, seorang teman Thomas diam-diam mengambil pecahan kaca dari vas bunga yang jatuh karena meja pelanggan yang terguling. Pria itu berniat untuk menusukkan pecahan kaca tersebut ke tengkuk Jack dengan sekuat tenaga.Mulut Victor terbuka lebar ketika mengetahui hal itu. Dia menepuk-nepuk pundak Catherine tanpa mengatakan apa-apa karena lidahnya mendadak terasa kaku."Ada apa, Victor?" Catherine merasa kesal karena tepukan itu membuatnya kaget."I-itu." Hanya itu yang Victor katakan. Dia menunjuk ke arah berandal yang sudah semakin dekat dengan Jack.Catherine menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ketika matanya melihat si berandal hendak menghujamkan kaca itu ke arah Jack, dia berteriak, "Jack, awas!"Dengan tangkas Jack berguling ke samping. Lalu dia melesatkan peluru lagi. BANG!Suara tembakan kemudian diikuti oleh bunyi pecahan kaca yang kini
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

Bab 84

Di sebuah ruangan yang tampak elegan, seorang pria sedang duduk bersantai di kursi premium yang empuk. Dia terlihat sangat bahagia dari senyum di wajahnya. Padahal, dia sedang memejamkan mata dan hanya sendirian di ruangan itu."Aku sudah tidak sabar," katanya tanpa membuka mata. Dia menggoyangkan kursinya ke kanan dan kiri.Pria itu menegakkan tubuhnya untuk menjangkau handphone. Dia menyalakan dan melihat layarnya."Kenapa tidak ada kabar juga? Apa mereka berhasil mengacaukan King Pizza dan menjadikan Jack sebagai orang yang bertanggung jawab untuk itu? Akan sangat bagus jika aku bisa melihat kedai itu sekarang. Tapi, tidak masalah. Aku bisa ke sana besok atau lusa untuk melihat sisa-sisa kekacauan hahaha."Tepat sekali, pria itu tidak lain adalah David Guillon, mantan pacar Sophie, yang menyimpan dendam kesumat pada Jack. Terdengar aneh karena semestinya Jack yang berhak dendam padanya, mengingat bagaimana pria itu telah menghancurkan pertunangan Jack dengan Sophie.Tapi, sampai de
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

Bab 85

"Apa kami bisa pergi sekarang, Tuan?" Thomas melihat Jack masih dengan ekspresi wajah mengiba. Dia sungguh tidak tahu apa rencana Jack sebenarnya. Tapi yang jelas, dia sangat yakin bahwa David akan menerima balasan yang jauh lebih berat.Apa pun yang akan dilakukan Jack pada David, Thomas tidak akan ikut campur. Semakin cepat dia pergi dari King Pizza akan semakin baik untuk kesehatan jantungnya. Sejak tadi detak jantungnya begitu cepat karena rasa takut yang tidak hilang juga.Thomas yakin, hal yang sama juga dialami teman-temannya. Mereka benar-benar merasa begitu terintimidasi!Selama karier Thomas menjadi preman bayaran, belum sekalipun dia merasa begitu ketakutan seperti saat berhadapan dengan Jack. Dia yakin kalau Jack bukan orang sembarangan.'Pemuda itu bahkan membiarkan pertanyaanku menggantung tidak terjawab. Tatapannya membuat napasku sesak.' Thomas menelan ludah entah sudah yang keberapa kalinya."Buka ponselmu!""U-untuk apa, Tuan?"Jack tidak menjawab lagi. Dia hanya te
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

Bab 86

Di sebuah area pertokoan, terdapat bangunan tiga lantai yang terlihat megah di antara deretan bangunan-bangunan lainnya. Banyaknya lampu yang menerangi bangunan tersebut membuatnya tampak paling bercahaya.Itu adalah optik milik ayah David, yakni Guillon Glasses. Saat ini optik itu sudah terlihat sepi karena tidak lebih dari lima menit lagi akan tutup. Hanya terdapat satu atau dua pengunjung saja yang terlihat masih berbicara dengan karyawan.Optik Guillon Glasses sendiri menjadi toko yang tutup paling akhir. Pada wilayah pertokoan itu, nyaris semuanya telah tutup. Itu sebabnya wilayah tersebut terlihat gelap.Namun, di balik kegelapan itu, ada banyak pasang mata yang mengintai optik Guillon Glasses. Mereka semua mengenakan pakaian serba hitam. Karena itulah, keberadaan mereka tidak disadari karena tersamarkan oleh keadaan."Bersiaplah, ketika mereka mulai mematikan lampu, kita serbu," bisik salah seorang dari pengintai itu sebelum memakai penutup kepala.Komandonya itu lekas diikuti
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

Bab 87

"Apa kamu sudah lupa, BOS?" Thomas sengaja memberi penekanan pada kata 'bos'. Dia lantas melanjutkan, "Hei, aku bahkan baru saja meneleponmu tadi.""Ka-kamu?" David seperti tersambar petir di siang hari. Ucapan pria yang membawa pistol itu membuatnya tidak ragu lagi pada dugaannya.Kawanan perampok itu memang preman-preman yang dia bayar untuk membuat kekacauan di King Pizza!'Lalu, untuk apa mereka datang ke mari?' batin David semakin tidak mengerti."Jika melihat raut wajahmu sekarang, sepertinya kamu sudah ingat, siapa kami. Jadi, apa yang harus aku lakukan padanya, kawan-kawan?"Seorang preman menyahut sambil menghantamkan tinju ke telapak tangannya sendiri. "Hajar saja dia!""Ah, tidak, tidak, itu terlalu lama. Lebih baik, cepat tarik pelatuk pistolmu sekarang juga! Aku sudah tidak sabar untuk membuang mayatnya ke sungai!" Seorang preman lainnya menimpali.Usulan keji itu langsung mendapat persetujuan dari preman-preman lain. Mereka begitu riyuh, meminta Thomas untuk merealisasik
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

Bab 88

Para preman berhamburan ke semua sisi di lantai satu optik Guillon Glasses. Dengan cepat mereka membuat kacamata-kacamata yang tertata rapi, baik di etalase maupun yang terpajang di gantungan bersusun, menjadi berantakan. Suara kaca yang pecah segera mendominasi di ruangan itu. "Tidak! Jangan! Aku mohon, jangan lakukan ini!" David sampai gemetar melihat barang dagangan sang ayah hancur. Sedangkan para karyawan terlihat saling merapat karena merasa semakin terintimidasi. Detik itu mereka sadar bahwa kawanan pria misterius itu bukanlah perampok. Jika mereka perampok, tentu akan langsung meminta David untuk menunjukkan di mana uang hasil transaksi hari ini disimpan. Di sisi lain, para karyawan juga ingin menghentikan aksi bar-bar para preman. Akan tetapi, mereka tentu khawatir jika tindakan mereka malah berbuah tembakan di kepala. Walau terkadang hidup ini terasa sulit, mereka belum ingin mati. Baru saja para karyawan mengambil sikap untuk diam, tidak mau terlibat dalam kekacauan, Da
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more

Bab 89

Di sebuah sudut kawasan FleetLand yang gelap, terdapat dua orang pria duduk di bangku panjang. Seorang pria di antaranya membungkuk sangat rendah."Kami sudah membereskan semuanya, Tuan. Semua terjadi seperti yang Tuan inginkan. Bukti CCTV telah dihapus dan tempat itu menjadi sangat berantakan. Lebih pastinya, tidak ada satu barang dagangan pun yang tersisa.""Bagus!""Apa sekarang aku boleh pergi, Tuan?" Pria itu mengulangi pertanyaannya di King Pizza tadi.Benar, itu adalah Thomas. Dia sedang melaporkan hasil kerja dirinya dan teman-temannya dalam mengacaukan Guillon Glasses. Sebagaimana saat ada di King Pizza tadi, entah mengapa Thomas merasakan kengerian yang luar biasa saat berhadapan dengan Jack. Pemuda itu benar-benar memiliki aura membunuh yang pekat."Tidak." Jack menoleh pada Thomas. Dia memberikan tatapan tajam. Tentu saja hal tersebut membuat Thomas menunduk semakin rendah lagi. Dia mengepalkan tangannya untuk menyembunyikan rasa takut. "A-apa aku melakukan kesalahan, Tua
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more

Bab 90

Jack tersenyum lebar di depan kos mungilnya. Dia mendongakkan kepala sebelum menghirup udara dalam-dalam sambil memejamkan mata. "Aku harap Paman Bob sudah lebih baik sekarang." Jack mengambil sepeda yang terparkir tak jauh darinya. Pagi ini, dia berencana untuk menjenguk ayah Claire di Sunshine Hospital. "Aku tidak bisa datang dengan tangan kosong. Claire pasti akan senang jika aku membawa makanan kesukaannya." Sambil terus mengayuh sepedanya, Jack mengingat-ingat nama restoran yang terkenal dengan hidangan steaknya yang lezat. "Oh, aku ingat. Steakhouse Prime! Aku akan ke sana!" Jack menghentikan laju sepedanya untuk melihat lokasi restoran itu di ponselnya. Dia tersenyum lebar ketika telah mengetahuinya. Sebetulnya restoran itu berada di jalan yang tidak asing untuk Jack. Hanya saja, karena tidak pernah pergi ke sana dan mungkin hanya melewatinya saja, membuat Jack tidak terlalu memperhatikannya. Jack mengayuh kembali sepedanya setelah memasukkan kembali ponselnya ke dalam t
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more
PREV
1
...
7891011
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status