"Mbak Dyan kok diam saja?" tanyaku sambil tersenyum. "Ayo masuk, Mbak. Suamiku sudah mengajak kita untuk pulang sama-sama. Atau Mbak mau jalan kaki?"Sengaja sekali aku tidak menyebut nama Mas Rendi, melainkan aku panggil dengan kata 'suamiku'. Ternyata senang rasanya menjadi orang yang tidak terlalu baik pada orang yang memang tidak baik padaku."Mah, ayo naik," ucap Ryo sambil menarik tangan Ibunya. "Aku duluan deh, ya."Baru saja tanganku hendak membuka pintu depan, Ryo merengek pada Mbak Dyan."Mah, aku mau duduk di depan sama Papa."Apakah aku akan mengalah? Oh, tentu saja tidak."Ryo, kalau di depan biar Mama Tia saja, ya."Biasanya aku atau bahkan Ryo sendiri selalu memanggilku dengan sebutan Tante, tetapi kali ini aku sengaja menyebut diriku dengan panggilan Mama.eski padahal aku selalu tahu jika Mbak Dyan selalu mengajarkan Ryo agar dia seolah bersikap pada orang lain denganku.Aku langsung masuk ke dalam mobil, tepatnya di samping Mas Rendi. Terlihat wajah kesal Mbak Dyan s
Terakhir Diperbarui : 2024-01-14 Baca selengkapnya