Home / Pernikahan / BUKAN PEMBAWA SIAL! / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of BUKAN PEMBAWA SIAL! : Chapter 91 - Chapter 100

128 Chapters

PRAM CEMBURU?

Ucapan Wira membuat Tante Putri penasaran rencana apa yang sebenarnya akan dilakukan oleh pria tersebut. Wanita itu bertanya, dan Wira terpaksa membeberkan agar ia tidak dianggap tidak serius. Saat mendengar apa yang dikatakan oleh Wira, Tante Putri berpikir sejenak. Seolah sedikit keberatan dengan apa yang diusulkan oleh Wira.{Kenapa harus melibatkan Pram? Ini tugas kamu, bukan tugas dia, kenapa harus melibatkan anakku?}{Tante mau Pram benci dengan Shelin, kan? Maka inilah yang harus Tante lakukan, nanti gue kirim jam biar kagak selisih waktu}Wira mengakhiri percakapan, ia tidak peduli alasan apa lagi yang akan diajukan oleh Tante Putri, yang jelas, keputusannya sudah bulat, cara terakhir akan ia lakukan, dan Wira optimis cara itu akan berhasil. ***Sumi yang mendapatkan kabar bahwa Shelin di rumah sakit langsung ke rumah sakit sesuai apa yang dikatakan oleh Ibu Ani. Sesampainya di depan ruang rawat inap Shelin, ia melihat Prima sedang bersama dengan Sheila. Hal ini membuat S
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more

KEBIMBANGAN SUMI

"Baik? Apakah karena dia sering bersama dengan Sheila, kau langsung mengatakan dia baik?" Tidak tahan hanya memendam perasaan panas di hatinya saat Shelin memuji Prima, Pram langsung bicara demikian, Shelin menghela napas, menyadari sikap cemburu sang mantan suami kenapa hatinya jadi tidak karuan? Padahal ia sudah bertekad untuk tidak menerima perasaan itu lagi, tapi ternyata tidak semudah yang ia bayangkan apalagi semenjak sang mantan suami mengatakan ingin kembali bersamanya sebab pria itu menyesal sudah terlalu patuh dengan ibunya. Shelin semakin dibuat kepikiran jadinya. "Dari awal aku mengenalnya dia sudah baik, Pram, apakah kau akan marah kalau ada orang bersikap baik padaku dan Sheila? Kau ingin kejadian seperti sekarang selalu terjadi padaku?""Bukan seperti itu, aku hanya tidak yakin kau yang sulit akrab dengan seorang pria, bisa mengatakan hal itu dengan mudah.""Karena memang dia baik."Pembicaraan antara Shelin dan Pram membuat Sumi langsung membawa Sheila keluar. Ini ti
last updateLast Updated : 2023-07-13
Read more

PERTEMUAN TIDAK TERDUGA!

Sumi tidak bisa menahan perasaan terkejutnya. Ia sampai bangkit dari tempat duduknya dan menatap ke arah seseorang yang baru saja memanggilnya dengan nama aslinya tersebut. Sementara Pram? Ia juga terkejut dengan kehadiran orang yang baru menyapa Sumi dengan panggilan Sunny, bukan terkejut karena orang itu menyapa Sumi, tapi terkejut kenapa seseorang yang tidak lain adalah Galih itu sampai menemukannya, padahal ia belum memberitahukan sahabatnya itu bahwa ia ada di rumah sakit. "Lu tau gue di sini?"Pertanyaan Pram membuat situasi antara Galih dan Sumi yang sama-sama terkejut teralihkan. Sumi mengusap wajahnya kasar sementara Galih mengarahkan pandangannya pada Pram. "Tadi di persimpangan lampu merah gue liat lu, gue panggil lu kagak dengar, abis tu gue liat lu ke sini, gue samperin aja, siapa yang sakit?" Galih menjelaskan apa yang dipertanyakan oleh Pram, sambil sesekali melirik ke arah Sumi yang mengalihkan perhatiannya pada Sheila yang masih sibuk makan es krim di tempatnya.
last updateLast Updated : 2023-07-14
Read more

TIDAK BISA MELIHAT

"Apa? Mama sakit?" tanya Sumi. Wajahnya berubah terlihat sangat khawatir dan Galih mengangguk mendengar pertanyaan Sumi."Iya, beliau sakit karena rindu padamu."Sumi terdiam. Entahlah, jika pada awalnya ia tidak pernah terpancing sedikit pun tentang kabar apa saja dari orang tuanya, sekarang tidak tahu kenapa, Sumi merasa terpancing. Perasaannya tidak enak. Ibunya jarang sakit, perempuan itu sangat menjaga kesehatan, jika sekarang sakit artinya ibunya benar-benar sudah merasa sangat tertekan."Pulang, Sumi, sebelum kamu menyesal sudah bertindak seperti ini, mumpung masih ada orang tua, kalau kau masih mau di sini, tidak masalah, asalkan kau sudah berdamai dengan mereka...."Ucapan Galih tidak direspon oleh Sumi. Perempuan itu hanya mengusap wajahnya perlahan, berusaha untuk berpikir bahwa apa yang dikatakan oleh Galih perlu dipertimbangkan. Beberapa saat kemudian, Pram keluar dari ruang rawat inap Shelin, Sumi berganti masuk karena sebuah keputusan sudah ia pikirkan setelah menerima
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more

KEANEHAN YANG SAMA

"Astaga, lu kenapa? Sakit? Kita periksa sekarang!"Dengan ributnya, Galih berusaha untuk memindahkan Pram dari tempat duduknya sementara salah satu petugas kebersihan langsung menghampiri mereka dan mencoba membersihkan muntahan Pram dengan segera.Galih meminta maaf pada petugas kebersihan, dan mengatakan Pram sedang sakit hingga melakukan itu semua, dan petugas itu berusaha untuk mengerti.Setelah membersihkan muntahan Pram, petugas itu pamit dan Pram meminta Galih untuk berhenti mengajaknya agar pindah tempat supaya ia diperiksa dokter.Pram menyandarkan punggungnya dan memejamkan mata berusaha untuk membaca doa dan ayat kursi seperti yang dikatakan oleh Galih. Galih mengusap pundak sahabatnya itu pula sambil membaca doa karena ia yakin Pram sekarang sedang diganggu.Beberapa saat kemudian, kedua mata Pram terbuka, wajahnya yang berkeringat dingin berangsur membaik tidak lagi ketakutan seperti tadi.Galih memberikan satu botol air mineral yang diberikan oleh petugas kebersihan tad
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more

PRAM KETAKUTAN!

Pram bangkit dari tempat duduknya. Pergerakannya membuat Galih dan Sumi langsung menatapnya serempak. "Lu mau ke mana?" tanya Galih pada Pram. "Ke ruang di mana Prima dirawat.""Tapi, keadaan lu masih keleyengan gitu?""Gue harus memastikan sesuatu, sepertinya ada yang aneh dari kami berdua, kami berdua kayak sengaja kagak dipertemukan satu sama lain, lu mikir gitu kagak, sih?"Ucapan yang keluar dari mulut Pram membuat Galih jadi termangu, jika dipikirkan memang seperti itu adanya, Pram dan juga Prima seolah tidak diperkenankan untuk bertemu, tapi kenapa? "Lih, coba kamu temenin Pram, deh. Biar aku yang nemenin Mbak Shelin di sini sebelum nanti aku pulang ke rumah."Sumi akhirnya bicara demikian, dan sarannya disetujui oleh Shelin, ia juga penasaran, mengapa Prima dan juga Pram tidak bisa saling melihat, padahal seharusnya mereka bisa saling melihat karena mereka bertemu dalam jarak yang dekat. Galih mengiyakan apa yang dikatakan oleh Sumi, ia dan Pram akhirnya keluar dari ruang
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more

SITUASI YANG ANEH

Galih terkejut melihat ekspresi wajah Pram yang benar-benar di luar dugaan. "Pram! Nyebut! Istighfar, apa yang lu liat itu kalau menakutkan bukan yang harus lu liat, baca doa! Bentengi diri lu jangan sampai terperdaya!"Galih berusaha untuk membuat Pram kuat hingga ia berusaha mengingat sahabatnya itu agar bisa menguasai dirinya sekarang ini."Dia menakutkan! Dia bukan manusia!!" Teriakan Pram memancing perhatian orang lain yang hilir mudik di koridor yang sama dengan mereka. Ini membuat mereka berhenti melangkah dan memperhatikan Pram yang mundur beringsut dengan wajah yang terlihat begitu sangat ketakutan. Prima yang tidak paham mengapa Pram jadi bersikap seperti itu padanya hanya bisa diam tapi juga memasang sikap siaga. Ia benar-benar tidak habis pikir, apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat Pram jadi ketakutan saat melihat dirinya? Sampai kemudian, Pram pingsan dan Galih meminta bantuannya untuk membawa tubuh Pram ke ruang IGD.Dokter langsung menangani Pram, dan Galih
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more

PRIMA SUDAH MATI?

"Aku bisa minta air?" kata Prima setelah beberapa saat hanya diam ketika mendengar pertanyaan beruntun Galih. "Bisa! Aku ke ruang Shelin dulu, kebetulan tadi aku bawa beberapa air mineral baru, aku ambilkan satu buatmu, kau tidak apa-apa aku tinggal dulu?" tanya Galih karena melihat kondisi Prima yang sangat memperihatinkan, membuat ia jadi khawatir jika meninggalkan pria itu sendirian."Aku tidak apa-apa, insya Allah.""Baiklah, aku pergi dulu sebentar."Prima mengangguk dan membiarkan Galih yang beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil apa yang ia inginkan dari ruang Shelin. Tidak lama Galih pergi, Tante Putri yang kesal karena Pram ada di rumah sakit tapi ingin melancarkan aksi protesnya pada sang anak terpaksa mengurungkan niatnya karena Pram masih belum terlalu bisa diajak komunikasi.Ia melihat pemuda yang dimaksud Galih tadi lalu mendekati."Kenapa kau tetap di sini?" katanya pada Prima. Prima mendongak, melihat ke arah Tante Putri, dan lagi-lagi seperti tadi, ia melih
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

KEPANIKAN TANTE PUTRI

Perkataan Galih membuat Tante Putri bangkit dan langsung menatap wajah Galih dengan sorot mata tidak suka."Galih, kau terlalu banyak berspekulasi, membuat aku jadi tidak suka padamu, kau itu tidak tahu apa-apa, ini masalah keluarga kami, jadi kau tidak perlu ikut campur dalam masalah ini."Tante Putri bicara demikian membuat Pram yang tadinya hanya berbaring saja lantaran kepalanya masih terasa pusing jadi bangkit dari sikap berbaringnya. "Ma, Galih mungkin tidak perlu ikut campur dalam masalah keluarga kita, tapi, aku berhak tau apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang sebenarnya terjadi? Mama pasti tahu sesuatu, kan?"Tante Putri beralih menatap ke arah Pram ketika sang anak bicara demikian padanya. "Bagaimana keadaanmu?" katanya tanpa merespon apa yang diucapkan oleh sang anak. "Aku sudah tidak apa-apa.""Kalau begitu, kita pulang sekarang.""Tidak, aku mau menengok Shelin.""Sudah berapa kali Mama bilang hentikan hubungan kamu dengan dia, kamu lupa? Perempuan itu memberikan kesia
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more

WAJAH YANG BERUBAH-UBAH!

"Apa maksudnya?"Tante Putri tidak mengerti maksud kata 'membunuh sekali lagi' yang dikatakan oleh Pak Kusno."Ya, karena dia masih hidup dan aku terlanjur menyegelnya lantaran kau tidak sabaran, maka dia kembali hidup tapi bukan seperti manusia murni pada umumnya.""Jadi, dia benar-benar bukan manusia, kah?""Kau melihatnya seperti apa?""Makhluk yang menakutkan.""Itulah yang membuat ia bangkit.""Jadi, dia bukan Prima asli, kah?""Kurasa bukan.""Apa yang harus aku lakukan untuk membunuh dia sekali lagi?"Pak Kusno segera membeberkan aturan yang harus dilakukan oleh Tante Putri untuk membuat Prima yang menurutnya bangkit secara terpaksa bisa kembali mati. Wajah Tante Putri terlihat tegang mendengar apa yang diucapkan oleh pria paruh baya di hadapannya itu."Apakah harus melakukan hal itu, Pak? Tidak bisa diwakilkan? Maksudku, apakah aku bisa membayar orang lain untuk melakukan hal itu?" tanyanya pada pria tersebut."Tidak bisa, yang harus melakukannya kau, karena kau adalah seseor
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status