Lili cukup terkejut saat menerima telepon dari ibunya. Tak biasanya wanitanya yang melahirkannya itu izin dulu bila akan sambang ke desa. Padahal ibunya bukan ingin menginap di rumah Lili dan Herdi, tapi beliau akan menginap di rumah nenek. Hal biasa yang ibunya lakukan di akhir pekan."Nanti ibu, datang sendiri, Li. Bawalah cucu ibu. Biar ibu ada teman," kata bu Mutia di telepon."Lho kok ibu datang sendiri?" Lili bertanya heran. Tak biasanya. Semenjak ibu dan ayahnya rujuk, kemana-mana mereka pasti berdua."Nggak apa-apa. Ayahmu masih sibuk. Sedangkan ibu, sudah kangen dengan rumah di kampung." Suara bu Mutia terdengar tenang. Tak mungkin memberitahukan tentang khilaf yang ayahnya lakukan. Meski pak Cipto tak mengaku, firasat dan bau parfum itu sudah menjadi bukti. Setidaknya, bu Mutia yakin bila mereka pasti melakukan pelukan."Apa perlu aku kasi tahu mas Herdi untuk jemput ibu? Mas Herdi akan ada pelatihan di kota selama tiga hari, Bu." "Boleh, tapi kalau suamimu sibuk, nggak us
Terakhir Diperbarui : 2024-10-29 Baca selengkapnya