Home / Pendekar / Pendekar Rajawali Dari Andalas / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Pendekar Rajawali Dari Andalas: Chapter 181 - Chapter 190

460 Chapters

Bab 181. Rahasia Pedang Rajawali Putih

“Eyang..! Saya sembuh! Mata saya telah bisa melihat kembali..!” Seru Ayuni kegirangan, Ki Sentanu dan Arya yang masih melongo karena terkejut melihat pedang yang terbang sendiri tiba-tiba tersenyum mendengar seruan gadis itu. Ayuni memeluk tubuh Gurunya dengan perasaan gembira bercampur haru, sementara Arya masih tersenyum sambil garuk-geruk kepala. “Terima kasih anak muda, atas pertolonganmu terhadap muridku.” Ucap Ki Sentanu pada Arya dalam posisi tubuhnya masih dipeluk sang murid. Arya hanya anggukan kepala sembari tersenyum kembali, dalam hatinya bergumam inilah salah satu rahasia Pedang Rajawali Putih yang sengaja disembunyikan Gurunya. Selain mampu menghancurkan musuh juga bisa menyerap racun di tubuh sekaligus menyembuhkan, sang pendekar masih tampak tersenyum sendiri hatinya merasa puas karena telah menemukan salah satu rahasia kesaktian pedang miliknya itu. Ayuni yang sedari tadi meluapkan kegembiraan dengan memeluk Sang Guru, perlahan melepaskan pelukan. Matanya diarahk
last updateLast Updated : 2023-09-11
Read more

Bab 182. Ki Sentanu Menjelaskan

“Jadi Nak Arya ini muridnya?!” Tanya Ki Sentanu dengan raut wajah tercengang, sang pendekar mengangguk. “Tak disangka setelah lebih 20 tahun kami tidak bertemu, ternyata sahabat seperguruan saya itu memiliki seorang murid.” Sambung Ki Sentanu, giliran Arya yang tercengang. “Kenapa Eyang Guru tidak pernah cerita ya?! Kalau boleh saya tahu siapa diri Kakek sebenarnya?” Tanya Dezo. “Hemmm, sewaktu muda dulu kami juga menjadi sosok pendekar seperti kamu dan Ayuni. Kami berdua berguru pada sosok yang sakti mandraguna serta sangat taat pada Agama, beliau dulunya murid dari salah seorang dari wali songo di Tanah Jawa. Gurumu memang begitu, orangnya suka bersikap aneh kadang sifatnya sangat tertutup dan terkadang juga usilnya bukan main.” Ki Sentanu menuturkan sembari tersenyum lalu geleng-geleng kepala. “Oh ya Nak Arya, nama saya Sentanu dan gadis ini adalah Ayuni muridku. Orang-orang daerah sini begitu juga para murid-murid padepokan ini memanggil saya dengan sebutan Ki Sentanu, say
last updateLast Updated : 2023-09-12
Read more

Bab 183. Ki Sentanu Ditantang

“Harimau cindaku itu juga mengatakan kalau sebelum dia sampai di lembah lereng gunung sebelah Utara, dia sempat berusaha keras ke luar dan naik dari sebuah jurang di lereng gunung sebelah Selatan. Ia juga berkata kalau penyebab luka dalam dan terjatuhnya ke jurang karena hantaman dahsyat seorang gadis, dan itu saya yakini sekarang gadis itu adalah kamu Ayuni.” Sambung Arya. “Ya Kak, saya merasa bersalah sekali telah melakukan itu semua. Saya terlalu percaya dengan yang dikatakan anak buah Bagas Dipa, hingga saya pun hampir celaka oleh mereka jika tidak ada Kak Arya yang datang menolong.” Ujar Ayuni tampak sedih dan bersalah. “Sudahlah Ayuni, tak perlu merasa bersalah begitu. Ini semua karena fitnah anak buah Bagas Dipa yang kamu katakan tadi, saya pun bermaksud datang ke kampung daerah Selatan ini untuk meluruskan permasalahan serta membersihkan nama baik harimau cindaku dari fitnahan keji itu.” Tutur Arya. “Ya Kak, tapi tetap saja saya bersalah dalam hal ini karena telah bertin
last updateLast Updated : 2023-09-13
Read more

Bab 184. Ayuni Memiliki Rasa

Mentari senja pun mulai tenggelam di ufuk Barat, gadis cantik berpakaian hijau muda tampak berpamitan pada seorang Kakek dan seorang pemuda yang tengah duduk di atas dipan bambu setelah gadis itu berpamitan ia pun pergi meninggalkan kedua lelaki itu. “Nak Arya menginap saja di sini bersama saya.” Tawar Kakek yang tidak lain adalah Ki Sentanu. “Iya Kek, terima kasih.” Ucap pemuda tampan yang tidak lain pula adalah Arya Mandu. Kamar yang bersih dan tertata rapi, dilengkapi kasur yang empuk harum semerbak wewangian. Di atas kasur empuk itu sosok gadis cantik berpakaian hijau daun terbaring dengan mengerai rambutnya yang panjang serta lebat, meskipun malam sudah larut nampaknya gadis itu tak kunjung jua dapat pejamkan mata. Tubuhnya kelihatan gelisah baring ke kiri dan ke kanan, entah apa yang dipikirkan gadis cantik itu hingga ia sulit sekali memejamkan mata. Sesekali di bibirnya yang indah tampak sungingkan senyum, dan pada saat matanya menatap ke langit-langit kamar sosok pemuda
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

Bab 185. Menguji Kehebatan Ayuni

“Maaf Eyang Guru dan Kak Arya, saya mohon pamit sejenak mau ke bukit sebelah Timur.” Ujar Ayuni, Ki Sentanu tampak anggukan kepala. Sementara Arya hanya tersenyum namun heran mengapa pagi-pagi begini gadis cantik itu hendak ke bukit sebelah Timur dari padepokan itu, setelah Ayuni berlalu barulah Arya membuka mulut bertanya pada Ki Sentanu. “Apa yang hendak dilakukan Ayuni pagi-pagi begini ke bukit sebelah Timur, Kek?” Ki Sentanu yang ditanya nampak senyum sambil menikmati sarapan paginya. “Murid saya itu setiap hari selalu berlatih di bukit sebelah Timur.” Jawab Ki Sentanu. “Hemmm, saya jadi ingin mencoba sampai di mana ketangguhan murid Kakek itu.” Ujar Arya diiringi senyumnya. “Ya, saya setuju dengan yang kamu inginkan itu tapi Nak Arya mesti menyamar agar tidak ketahuan.” Tutur Ki Sentanu lalu ia menuju sebuah ruangan dan kembali dengan membawa pakaian serba hitam kemudian menyerahkannya pada Arya. “Pakai pakaian ini, agar kamu berhasil menguji sampai di mana kelihaian Ay
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

Bab 186. Di Sore Purnama

“Ya Kak, saya melihat beberapa kali Kak Arya sengaja menarik pukulan yang bisa saja mengenai telak di tubuh saya.” Tutur Ayuni merasa tak heran lagi dengan semua rasa penasaran yang tadi sempat muncul di hatinya, karena lawan selalu menghindar dan beberapa kali menarik pukulan terhadapnya. “He..! He..! He..! Saya pun tak ingin melukai sosok gadis cantik sepertimu, saya datang ke sini setelah mendapat persetujuan Gurumu. Kakek memperbolehkan saya untuk menguji, seberapa lihai dan dahsyatnya ilmu yang dia wariskan padamu.” Ujar Arya membuat wajah gadis cantik itu merona merah, hatinya pun berbunga-bunga saat Arya menyebutnya gadis cantik. “Oh ya, Kak Arya pernah bilang kalau Kakak bersahabat dengan harimau cindaku. Memangnya Kak Arya telah mengenalnya sejak lama?” Tanya Ayuni yang saat itu tengah duduk bersama Arya di sebuah batang yang rebah di tanah. “Tidak, saya baru mengenalnya beberapa hari yang lalu. Saat itu saya menolongnya dari luka dalam yang kamu buat di tubuhnya, setel
last updateLast Updated : 2023-09-16
Read more

Bab 187. Pertarungan Makin Sengit

Sementara Ayuni yang tadi dikepung oleh sembilan ekor harimau hitam tampak melayang-layang di udara menghindari terkaman para harimau itu, tubuh Ayuni kelihatan menukik ke arah tiga ekor di antara sembilan harimau hitam yang mengepung sekaligus menyerangnya itu. “Deeeesss...! Deeeesss...! Deeeesssss...!” Tiga ekor harimau hitam terpental beberapa tombak ke belakang terkena pukulan tangan kosong Ayuni, namun mereka cepat bangkit dan bergabung dengan teman-temannya mengepung dan menyerang Ayuni kembali. Di sisi lain Ki Sentanu begitu tampak sengit bertarung menghadapi Bagas Dipa dan Hantu Keji Bermata Api, mereka tampak berjual beli pukulan hingga beberapa jurus terlewati keadaan mereka nampak berimbang. Hingga suatu ketika Hantu Keji Bermata Api mengeluarkan jurus yang aneh dari mata hingga rambut Nenek berwajah angker itu mengeluarkan kobaran api, Ki sentanu terkejut karena hal itu tak pernah ia lihat sebelumnya pada diri Hantu Keji Bermata Api. Kobaran api dari mata dan rambut N
last updateLast Updated : 2023-09-17
Read more

Bab 188. Ajian Istimewa Arya

Lalu telapak tangannya diarahkannya ke depan, gulungan angin puting beliung melesat cepat menyambar tubuh Bagas Dipa yang berwujud harimau hitam. Tubuh harimau hitam itu tergulung tinggi ke udara berputar-putar seirama putaran angin puting beliung, raungan kesakitan terdengar histeris kemudian seiring lenyapnya pusaran angin puting beliung tubuh harimau itu pun jatuh lembek seperti tak bertulang saat menyentuh tanah. Sementara di tempat yang berbeda lima ekor harimau hitam tampak mengepung sosok harimau cindaku, secara bergantian mereka menerkam namun harimau cindaku berhasil mengelak dengan lompatan-lompatan lincahnya. Rauman geram harimau cindaku terdengar sangar, tubuhnya tampak melompat lincah dan cepat secara zigzag di sela-sela kelima harimau hitam itu. “Craaaaass...! Craaaass...! Craaaaaass...! Craaaass...! Craaaaaaaass..! Bruuuuuuuk...!” Secara berselingan kelima tubuh harimau hitam itu ambruk di tanah dengan kepala hancur, baik Ayuni maupun harimau cindaku terlihat melan
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more

Bab 189. Mengobati Ki Sentanu

Arya duduk bersila dengan kedua matanya dipejamkan, dengan sisa-sisa tenaga yang memang terkuras saat menghadapi raksasa bertanduk ia berusaha mengobati luka dalam yang dialami. “Kak Arya tidak apa-apa?!” Sapa lembut seorang gadis cantik berpakaian hijau daun yang saat itu telah berada di sebelah sang pendekar yang tengah duduk bersila. “Saya baik-baik saja, Ayuni.” Jawab Arya sunggingkan senyum, sementara sosok harimau cindaku pun tampak berdiri di belakang mereka. “Sebaiknya kita segera kembali ke padepokan, saya harus mengobati Kakek Sentanu yang terkena racun harimau hitam akibat serangan Bagas Dipa tadi.” Sambung Arya sambil berdiri. “Kakak dan sobat harimau cindaku duluan saja ke padepokan, saya musti ke kampung bagian Timur melaporkan pada penduduk di sana kalau dua gadis yang hilang beberapa hari yang lalu berada di pondok itu!” Tutur Ayuni sembari menunjuk ke arah sebuah pondok yang tidak jauh dari mereka berdiri, Arya anggukan kepala lalu dengan harimau cindaku ia m
last updateLast Updated : 2023-09-19
Read more

Bab 190. Ayuni Minta Maaf

“Panggil saja saya Ki Sentanu, jangan ikut-ikutan bocah usil ini dia memanggil saya Kakek karena Gurunya adalah sahabat baik saya!” Tutur Ki Sentanu pada harimau cindaku. “Loh Kakek Sentanu memang sudah kakek-kakek kan? Makanya sudah tepat saya memanggilmu Kakek! He..! He..! He..!” Sifat bercanda Arya kambuh membuat Ki Sentanu dan harimau cindaku ikut tertawa. “Karena semua permasalahan sudah selesai, saya mohon diri untuk kembali ke goa di sebelah Utara Gunung Kerinci ini.” Ujar harimau cindaku pamitan. “Besok pagi saja Kisanak, sekarang hari sudah mulai gelap.” Ki Sentanu mencegah. “Benar sahabatku apa yang dikatakan Kakek Sentanu, sebaiknya malam ini kita menginap saja di sin. Besok baru kita sama-sama mohon diri, karena saya juga akan melanjutkan perjalanan ke arah Barat sana!” Tutur Arya sembari menunjuk ke arah Barat dari padepokan itu, harimau cindaku tersenyum lalu mengangguk setuju. “Jadi kamu juga ingin pergi besok, Nak Arya?” Tanya Ki Sentanu. “Iya Kek, perjalan
last updateLast Updated : 2023-09-20
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
46
DMCA.com Protection Status