Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 721 - Bab 730

2726 Bab

Bab 721

Gilang melanjutkan, "Waktu ayahku memberimu posisi kepala eksekutor, bukannya dia juga bilang itu hanya hadiah?"Setelah itu, Gilang langsung berjalan masuk ke kediaman Raja Ararya. Ekspresi Biantara menjadi masam begitu mendengar ucapan Gilang. Biantara tahu dirinya telah menjadi target siasat mematikan. Tujuannya adalah memicu kecurigaan Raja Ararya kepada Biantara.Jika kecurigaan itu makin mendalam, Biantara pasti akan mati. Biantara menarik napas dalam-dalam dan menyipitkan matanya. Dia diam-diam menebak apa yang sedang terjadi.Tiba-tiba, Biantara teringat seseorang, Wira! Pasti Wira yang memikirkan ide ini.Biantara pun membatin, 'Menghasut memang cara paling efektif untuk mengadu majikan dan bawahan. Tapi, Raja Ararya nggak akan berbuat apa-apa kepadaku hanya karena merasa curiga. Bagaimanapun, aku sudah mengabdi kepada Raja Ararya selama bertahun-tahun dan kesetiaanku nggak perlu diragukan lagi.'Biantara menarik napas dalam-dalam. Setelah mempertimbangkannya, dia baru merasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 722

Jika Wira sudah bertindak, Biantara juga tidak akan mengaku kalah begitu saja. Wira ingin menghasut Raja Ararya, jadi yang harus dilakukan Biantara adalah membuat Raja Ararya percaya sepenuhnya kepada dirinya. Ini adalah taktik Biantara dan juga serangan balik untuk Wira.Kala ini, Biantara sudah sampai di kediaman Raja Ararya. Kemudian, dia menyerahkan buku catatan itu. Raja Ararya tertegun sesaat, lalu memandang Biantara dengan kaget seraya bertanya, "Biantara, apa maksudmu?"Biantara langsung menjawab, "Raja Ararya, aku sama sekali nggak ada hubungan dengan kubu Ibu Suri, ini semua siasat Wira. Buku catatan ini berisi daftar nama semua kapten pasukan Kerajaan Agrel, mata-mata yang kutempatkan di berbagai kediaman, dan nama-nama anggota lainnya."Buku catatan ini tidak sederhana karena berisi semua rahasia Biantara. Dengan memiliki buku ini, seseorang bisa mengendalikan seluruh pasukan Kerajaan Agrel. Meskipun pasukan Kerajaan Agrel berada di bawah pimpinan Raja Ararya, tidak mungkin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 723

Saat ini, hanya ada Raja Kresna, Dewina, dan Wira di ruang kerja. Pada saat bersamaan, kabar ini pun tersebar.Raja Ararya langsung mendapatkan informasi bahwa Raja Kresna, Wira, dan Dewina berbincang secara rahasia di ruang kerja. Namun, tidak ada yang tahu topik pembicaraan mereka. Raja Ararya yang mendengar kabar ini sama sekali tidak terkejut, dia hanya tersenyum.Sementara itu, di ruang kerja, Raja Kresna memandang Wira dan berucap dengan datar, "Kenapa kamu datang secara terang-terangan? Bukankah tindakanmu ini agak sembrono?"Wira tersenyum dan menyahut, "Nggak masalah. Kalaupun aku nggak datang, orang lain tetap menganggap aku dan Raja Kresna berhubungan. Karena hubungan ini sudah terekspos, lebih baik aku langsung menunjukkannya."Raja Kresna mengernyit dan menimpali, "Tapi, nggak ada yang tahu aku memihak Ibu Suri. Bahkan, nggak ada yang tahu aku bekerja sama denganmu."Awalnya, Raja Kresna dan Wira bekerja sama secara diam-diam. Namun, tindakan Wira yang menghebohkan ini pas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 724

Raja Kresna tidak mengerti alasan Wira berkata seperti ini. Namun, Wira malah tertawa dan berujar, "Sekarang, dia pasti nggak akan bilang. Tapi ... aku akan memaksanya dan aku harus bertemu dengan orang ini secara diam-diam."Raja Kresna menarik napas dalam-dalam setelah mendengar ucapan Wira. Dia memang tidak tahu apa rencana Wira, tetapi dia tetap mengangguk dan menyanggupi permintaan Wira, "Oke, aku akan mengaturnya."Kemudian, Wira pun pulang. Setelah malam ini, Biantara pasti akan celaka. Ini adalah taktik Wira dan dia sudah memperkirakan hal ini.Dewina yang mengantar Wira keluar. Dia tersenyum dan berucap, "Tuan Wira, kapan kita akan menikah?"Wira merasa canggung mendengar ucapan Dewina, lalu menyahut, "Ini ... semua ini idenya Ibu Suri ...."Wira memang berbual di aula istana, tetapi sebenarnya dia tidak terlalu tertarik kepada Dewina. Wira menjadi gugup sesudah mendengar perkataan Dewina.Dewina menggoda Wira, "Huh, waktu di aula, kamu bilang kita pernah melakukan hubungan su
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 725

Hangga sangat gugup. Orang yang bisa masuk ke sini secara diam-diam pasti memiliki kemampuan yang hebat.Wira yang memegang senapan tersenyum dan menyahut, "Jangan panik. Tuan Hangga, aku datang untuk menyelamatkanmu." Sambil bicara, Wira duduk di kursi seraya memandang Hangga.Hangga menyipitkan matanya dan mendengus, lalu menimpali, "Menyelamatkanku? Atas dasar apa kamu menyelamatkanku? Hidupku baik-baik saja. Katakan, siapa kamu?"Wira menjawab, "Namaku Wira, seharusnya kamu pernah mendengar namaku, 'kan?"Hangga tertegun begitu mendengar jawaban Wira. Dia berseru, "Wira?"Meskipun terkejut, Hangga tetap berujar, "Kebetulan Raja Kresna mau menyingkirkanmu. Kamu menerobos masuk ke rumahku malam-malam begini dan berniat membunuhku. Jadi, sudah semestinya aku menghabisimu!" Kemudian, Hangga hendak menyerang Wira.Namun, Wira mengeluarkan senapan dan menodongkannya ke arah Hangga. Wira mengancam, "Kalau kamu maju lagi, aku akan menembak mati kamu!""Selain itu, Tuan Hangga, kamu pandai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 726

Hangga bukan orang bodoh. Dia tentu paham dengan ucapan Wira. Sementara itu, Wira tertawa sejenak sembari melirik ke atas meja. Dia menuangkan secangkir teh dan meminumnya. "Ya ... teh yang disajikan oleh Tuan Hangga benar-benar wangi." Wira tersenyum menatap Hangga sambil bersandar ke kursi, lalu melanjutkan, "Tuan Hangga, kamu seharusnya paham dengan ucapanku. Sekarang kamu hanya bisa bekerja sama denganku."Setelah mendengar perkataan Wira, Hangga menarik napas dalam-dalam dan menatap Wira dengan ekspresi muram. Dia berkata, "Aku nggak percaya! Raja Ararya begitu memercayai Tuan Biantara. Tuan Biantara juga begitu memercayaiku. Aku nggak yakin rencanamu akan berhasil!" Hangga menggertakkan gigi karena kesal. Dia tahu situasi akan menjadi krisis apabila terjadi pemberontakan. Jika ada pilihan lain, dia tentu tidak akan memberontak. "Sepertinya kamu masih belum mengerti maksudku," sahut Wira tersenyum. Dia tahu bahwa Hangga sudah berada di ambang kehancuran. Oleh sebab itu, Wira ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 727

Kekuatan mereka sangat mengerikan. Raut wajah Raja Ararya sangat muram. Lantaran dirinya juga seorang ahli bela diri, dia seketika menghunuskan pedangnya. Raja Ararya tahu bahwa dirinya bukan tandingan ketujuh orang ini, tetapi asalkan bisa bertahan, pasti ada seseorang yang akan datang menyelamatkannya. Raja Ararya bertarung sambil mundur. Meskipun begitu, lengannya tertusuk dan seketika mengeluarkan darah. Raja Ararya terlihat sangat marah, sedangkan ketujuh orang itu tampak sangat dingin. Mereka mendapat perintah untuk membunuh Raja Ararya sebisa mungkin. Jika benar-benar bisa membunuhnya itu akan lebih bagus. Jika tidak bisa juga tidak apa-apa. Namun, dilihat dari situasi seperti ini, Raja Ararya pasti akan mati di tangan mereka. Ketujuh orang ini sangat bersemangat. Sementara itu, terlihat anak panah yang ditembakkan dari luar dan langsung menewaskan 3 orang. Keempat orang yang tersisa segera berusaha untuk membunuh Raja Ararya. Namun, saat ini ada satu sosok yang berlari ke da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 728

Gilang sangat terkejut. Wajahnya tampak ketakutan saat mendengar pemikiran Raja Ararya. Dia sama sekali tidak menyangka Biantara berani berbuat seperti ini. "Panggil Biantara kemari!" perintah Raja Ararya dengan marah. Setelah itu, Raja Ararya membalut lukanya dan menunggu dengan tenang. Dwipangga memegang pedang sambil berdiri di belakang Raja Ararya tanpa bersuara. Dia memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak. Sementara itu, Biantara tampak bingung. Dia heran mengapa Raja Ararya mencarinya selarut ini. Namun, begitu mendengar alasannya, dia seketika tertegun. Ada yang berusaha membunuh Raja Ararya. Orang itu berani sekali. Biantara bergegas membawa orangnya menuju kediaman Raja Ararya. Begitu masuk, dia langsung bertanya dengan gugup, "Yang Mulia, apa Anda baik-baik saja?"Raja Ararya menatap Biantara sekilas. Dia tidak langsung memarahinya, melainkan menjawab, "Nggak apa-apa, hanya luka luar. Kalau bukan karena Dwipangga, aku mungkin sudah mati."Dwipangga adalah pengawal p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 729

"Biantara, apakah ada yang ingin kamu katakan?" Setelah Raja Ararya mengucapkan hal ini, Dwipangga sontak membuka matanya dan menatap Biantara dengan dingin.Biantara baru tersadar kembali, lalu berkata dengan terkejut, "Yang Mulia, apakah Anda ... sedang mencurigai hamba?"Raja Ararya mendengus dingin. Setelah itu, dia bertanya, "Apakah nggak sepantasnya aku merasa curiga? Aksi pembunuhan Wira dipimpin olehmu. Kamu juga yang memberitahuku tentang ketujuh orang itu, termasuk berita kegagalan dari aksi itu. Sekarang, ketujuh orang itu muncul di kediamanku dan ingin membunuhku. Apa aku nggak seharusnya mencurigaimu?"Kemudian, Raja Ararya mengetuk meja dengan keras hingga membuat Biantara berlutut di lantai saking terkejutnya."Yang Mulia, ini tidak benar. Hamba ... hamba tidak memiliki alasan untuk membunuh Anda! Jika hamba ingin membunuh Anda, kenapa hamba memberi tahu Anda tentang tujuh orang ini? Semua ini pasti ... pasti ulah Hangga!" jelas Biantara. Meskipun tidak memahami alasan H
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 730

Biantara tidak menyangka bahwa Hangga akan mencoba menyalahkan dirinya. "Dasar bajingan! Hangga, beraninya kamu menuduhku!" maki Biantara yang sangat emosi. Tindakan mencoba membunuh Raja Ararya bukanlah perkara kecil.Hangga segera menjelaskan, "Tuan Biantara, aku sama sekali nggak menuduhmu. Ketujuh orang itu memang bawahanmu. Aku hanya membantu menyusupkan mereka ke dalam Pasukan Bayangan secara diam-diam. Bahkan, aku sama sekali nggak pernah bertemu dengan mereka. Selain itu, apa alasan aku untuk membunuh Raja Ararya?"Pernyataan Hangga memang cukup masuk akal, tetapi Biantara langsung membantah, "Kamu nggak punya alasan, lalu memangnya aku punya? Ketujuh orang itu jelas adalah bawahanmu dan sekarang mereka muncul di sini. Bisa-bisanya kamu mengatakan bahwa aku yang merencanakan semua ini? Hangga, sebenarnya kamu bekerja untuk siapa?"Tentunya, Hangga sadar bahwa dia telah memfitnah Biantara, tetapi dia hanya ingin bertahan hidup. Itu sebabnya, tak peduli apa pun yang terjadi, dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7172737475
...
273
DMCA.com Protection Status