Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1191 - Chapter 1200

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1191 - Chapter 1200

3036 Chapters

Bab 1191

Apalagi, Sigra juga mendapatkan Provinsi Sebra yang merupakan markas besar Keluarga Juwanto.Pada saat ini, setelah meninggalkan pasukan penjaga, Ciputra juga kembali ke ibu kota. Dia melaporkan tentang situasi pertempuran dan kehilangan dua ratus ribu pasukan. Namun, Prabu tidak tewas dalam pertempuran, malah melarikan diri menuju ke arah Kerajaan Nuala."Setelah pertempuran ini, Keluarga Juwanto nggak akan bisa bangkit kembali! Tapi ... mereka sudah pergi ke perbatasan Kerajaan Nuala. Hal ini ... sungguh ... memusingkan!" Ekspresi Sigra menjadi sangat muram.Mendengar perkataan itu, Ciputra menarik napas dalam-dalam dan tiba-tiba muncul sebuah pemikiran aneh di hatinya. "Ayahanda, menurut Anda ... apa Wira sudah memperhitungkan hal ini sejak awal?"Begitu mendengar pertanyaan itu, Sigra dan Farrel terkejut, terutama Sigra yang juga merasa seperti itu. Dia bergumam, "Kalau Wira sudah memperhitungkan hal ini sejak awal ... berarti perhitungannya ini terlalu kejam!"Saat terkejut, tatap
Read more

Bab 1192

Masalah sudah sampai seperti ini sehingga tidak ada gunanya membahas siapa yang salah lagi. Kumar adalah orang yang berlapang dada. Meskipun kalah, bukan berarti mereka rugi sepenuhnya. Setidaknya, mereka masih memiliki 40.000 pasukan.Sebelum pergi, mereka juga mengambil banyak harta Keluarga Juwanto sehingga masih ada peluang untuk bangkit kembali, meskipun tidak akan semudah itu."Ayah, apa yang harus kita lakukan sekarang? Ini adalah wilayah Kerajaan Nuala. Mungkin mereka sudah tahu kalau kita menyerang wilayah mereka. Kalau Yudha memimpin 60.000 pasukan kemari, takutnya kita nggak bisa melawan! Kita sudah pasti mati kalau Kerajaan Nuala bekerja sama dengan Keluarga Barus!" ucap Prabu dengan panik. Terlihat kecemasan pada tatapannya.Mendengar ini, Kumar menarik napas dalam-dalam dan menyahut, "Sepertinya, satu-satunya cara untuk sekarang adalah bergabung dengan Kerajaan Nuala."....Pada saat yang sama, Jihan sedang berada di kamar tidurnya. Tiba-tiba, Saiqa masuk dan membawa Yudh
Read more

Bab 1193

Keluarga Juwanto tidak akan bisa mempertahankan wilayah tersebut. Mendengar ini, Yudha pun bertanya, "Yang Mulia, apa pendapat Anda?"Maksud Yudha tentu saja apakah Jihan akan menerima Keluarga Juwanto atau melenyapkan mereka. Selain kedua ini, tidak ada pilihan lain lagi.Jihan tersenyum sambil berucap, "Keluarga Juwanto akan mencari kita untuk bernegosiasi. Mungkin, surat mereka sudah dalam perjalanan kemari."Begitu ucapan ini dilontarkan, seorang pelayan wanita berjalan masuk dan melapor, "Yang Mulia, ada surat rahasia!"Saiqa yang mendengar ini pun mengambilnya, lalu menyerahkannya kepada Jihan. Begitu melihatnya, Jihan terkekeh-kekeh dan berkata, "Lihat, Keluarga Juwanto memilih untuk bergabung dengan kita."Yudha bertanya, "Keluarga Juwanto sangat ambisius. Jika membiarkan mereka berada di sini, apa akan timbul masalah?"Jihan mengangguk sambil menyahut, "Jika dalam situasi normal, aku pasti sudah menghabisi mereka. Keluarga Juwanto memang penyebab kekacauan ini, tapi ... nggak
Read more

Bab 1194

Wira cukup memiliki kesan baik terhadap Yahya. Ketika dia berada di Kerajaan Nuala, Yahya yang bersikap paling ramah padanya. Kecerdasan Yahya pun membuatnya takjub!Yahya baru berusia 10 tahun, tetapi kecerdasannya melampaui anak-anak seusianya. Sayangnya, Raja Bakir malah diracuni oleh Keluarga Juwanto. Jika tidak, Yahya mungkin bisa menjadi penguasa hebat."Siapkan kediaman, bawa mereka kemari. Aku ingin menemui Yahya," perintah Wira.Di sisi lain, Yahya, Alina, dan beberapa pelayan yang mengikuti mereka merasa sangat gugup. Alina menatap Yahya sambil bertanya dengan cemas, "Yahya ... kita berada di wilayah kekuasaan Wira. Apa dia akan membunuh kita?"Yahya menggeleng sembari menjawab, "Nggak akan, Guru orang paling baik dan ramah di dunia ini.""Wira ... baik dan ramah?" tanya Alina dengan heran. Bagaimana bisa Yahya menilai Wira seperti itu?"Ya, tenang saja, Ibu. Guru nggak akan melukai kita. Di Provinsi Lowala ini, kita mungkin bisa hidup tenang tanpa terlibat dalam perebutan ta
Read more

Bab 1195

"Silakan duduk," ucap Wira sambil melirik Alina sekilas."Tuan Wira nggak perlu begitu sungkan denganku lagi. Panggil saja aku Kak Alina," ujar Alina. Yahya sudah tidak berniat untuk menguasai dunia, jadi untuk apa status selir agung ini?"Hehe, baiklah. Aku sudah menyiapkan pesta penyambutan untuk kalian," sahut Wira. Mereka mulai makan setelah semuanya duduk.Ini pertama kalinya Alina dan Yahya memakan makanan selezat ini. Keduanya merasa sangat takjub, bahkan merasa sangat gembira selama makan."Yahya, kediaman ini hadiah untukmu. Tempat ini akan menjadi rumahmu. Omong-omong, apa kamu sudah punya rencana?" tanya Wira.Yahya tersenyum sambil menimpali, "Awalnya belum ada rencana, tapi sekarang sudah ada."Wira pun tertegun mendengarnya. Dia menjadi penasaran sehingga bertanya, "Apa rencanamu?""Aku ingin mengikuti Guru berbisnis," sahut Yahya. Dia tentu harus punya cara untuk melangsungkan hidup. Dengan otak cerdasnya, dia pasti cocok menjadi seorang pebisnis.Wira tertawa terbahak-b
Read more

Bab 1196

Setelah Kumar mengatakan semua ini, Jihan pun menyipitkan matanya tersenyum. Kini, dia telah memahami maksud Kumar. Meskipun demikian, dia tetap bertanya, "Kumar, menurutmu, kenapa aku harus memberimu jabatan? Kalau tebakanku nggak salah, kematian mendiang Raja Bakir berkaitan dengan Keluarga Juwanto, 'kan?"Begitu mendengarnya, Kumar menarik napas dalam-dalam dan menyahut, "Yang Mulia, sebelumnya saya memang bersalah. Tapi, sekarang Keluarga Barus menjadi makin kuat karena merebut wilayah kami!""Yang Mulia, saya tahu Anda membenci kami. Tapi, harus diakui bahwa pasukan Keluarga Juwanto ini sangatlah penting bagi Kerajaan Nuala. Anda memang akan senang kalau membunuh kami. Tapi, bukankah Keluarga Barus akan lebih senang lagi?" jelas Kumar buru-buru.Jihan pun tidak membalas karena dia memang memahami semua ini. Kemudian, Kumar melanjutkan, "Yang Mulia, mari kita bekerja sama. Keluarga Juwanto bersedia membantu Anda mempertahankan Kerajaan Nuala. Kita bahkan punya peluang untuk menguas
Read more

Bab 1197

Dengan ada Yudha yang menjaga Kota Kailo, Jihan tentu saja merasa sangat yakin bisa mengendalikan situasinya. Lagi pula, Kerajaan Nuala memiliki 80 ribu pasukan elite dan Prabu hanya memiliki 40 ribu pasukan, bagaimana mungkin Prabu bisa membuat keributan. Bisa dibilang, Kumar sangat cerdik juga karena memahami hal ini dan mengatakan isi hatinya.Pada saat ini, Jihan berkata, "Kumar, apa ini nggak menyulitkanmu?"Kumar buru-buru berkata, "Nggak, nggak menyulitkan saya. Ini adalah kehormatan bagi saya!"Setelah mendengar perkataan itu, Jihan mengerti, lalu berkata, "Kumar, aku mengerti maksudmu! Aku juga setuju dengan permintaanmu. Mulai besok, Prabu akan menjadi Jenderal di perbatasan! Mengenaimu ... aku masih belum memikirkannya, tapi aku akan memberimu sebuah jawaban."Kumar menarik napas dalam-dalam. Meskipun merasa muram, dia hanya bisa menahannya. "Saya mengerti!"Jihan juga bisa melihat Kumar merasa tidak puas dan berkata, "Kumar, aku berjanji. Asalkan Keluarga Juwanto membantuk
Read more

Bab 1198

Yudha sudah memikirkan banyak orang di hatinya, tetapi dia akhirnya tahu harus menyuruh siapa untuk mengawasi Kumar."Penasihat kiri, Kemal!"Yudha sangat mengagumi Kemal. Pria itu mencintai Kerajaan Nuala, tentu saja akan memikirkan semuanya demi Kerajaan Nuala. Dia berbeda dengan penasihat kanan yang hanya akan memikirkan bagaimana memperbesar kekuasaannya sendiri. Semua keputusan penasihat kanan terdengar sungguh konyol. Penasihat kanan itu bahkan menghancurkan karier Wira hanya demi keuntungannya sendiri. Pada akhirnya, semua ini tentu saja karena pemikiran Raja Bakir yang dangkal juga. Hanya demi mendapatkan pujian, tindakan penasihat kanan ini sungguh tidak ada batasannya.Namun, Kemal berbeda. Pada saat itu, demi hal ini dan dirinya, dia memberikan banyak saran kepada Raja Bakir. Meskipun mendapat teguran, dia tetap teguh pada pendiriannya. Inilah kesadaran yang harus dimiliki oleh seorang menteri istana.Mendengar perkataan itu, Jihan terkejut dan tersenyum sekilas."Bagus juga
Read more

Bab 1199

Setelah selesai berbicara, tatapan Kemal dipenuhi dengan tekad.Jihan tersenyum dengan sangat gembira. Dia buru-buru mendekat dan langsung berjalan ke depan Kemal, lalu mengulurkan tangannya."Penasihat kiri, aku sangat berterima kasih karena kamu sudah memikirkan semua dengan baik demi Kerajaan Nuala!"Setelah Jihan mengatakan perkataan itu, Kemal merasa sangat terkejut."Ratu, Anda ini ...."Mendengar perkataan itu, Jihan berkata sambil tersenyum, "Sebenarnya, aku memanggilmu demi hal ini. Keluarga Juwanto berniat untuk berdamai dan ingin berbakti kepada Kerajaan Nuala!"Mendengar perkataan itu, Kemal merasa sangat bersemangat."Bagus sekali! Kalau Keluarga Juwanto bergabung dengan Kerajaan Nuala, kita pasti bisa bertempur dengan Keluarga Barus. Tapi, Keluarga Juwanto ini sangat ambisius, kita harus mengawasinya dengan baik. Saran saya, Kumar tetap tinggal di istana dan Prabu menjaga perbatasan. Dengan begini, kita bisa mengendalikan Keluarga Juwanto!" Kemal sangat bijaksana.Mendenga
Read more

Bab 1200

Jihan menatap semua orang dengan dingin. Ada beberapa dari mereka yang memikirkan Kerajaan Nuala dan ada juga yang demi dirinya sendiri. Namun bagaimanapun juga, hal ini sudah diputuskan. Tidak peduli apa yang dikatakan mereka, Jihan tidak akan memedulikannya."Hal ini sudah diputuskan. Kalau kalian ada pendapat, silakan cari aku di ruang kerjaku kapan pun! Sidang bubar!"Jihan langsung pergi dan kedua perintah itu juga segera dikeluarkan.Pada saat ini, Kumar sudah memiliki kediaman sebagai menteri penasihat kiri. Biasanya, kediaman tingkat ini seharusnya berada di luar kediaman dinas. Namun, kediamannya berada di tengah dengan sebelah kirinya dekat dengan kediaman Yudha, sebelah kanan dengan kediaman penasihat kiri, dan sekitarnya dijaga oleh tiga ribu pasukan kerajaan. Dia tahu ini adalah tindakan pencegahan Jihan yang tidak yakin dengannya. Dia sudah tahu situasinya akan seperti ini, sehingga dia tidak begitu memedulikannya. Namun, tatapannya tetap terlihat sangat tak berdaya.Saat
Read more
PREV
1
...
118119120121122
...
304
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status