Setelah selesai berbicara, tatapan Kemal dipenuhi dengan tekad.Jihan tersenyum dengan sangat gembira. Dia buru-buru mendekat dan langsung berjalan ke depan Kemal, lalu mengulurkan tangannya."Penasihat kiri, aku sangat berterima kasih karena kamu sudah memikirkan semua dengan baik demi Kerajaan Nuala!"Setelah Jihan mengatakan perkataan itu, Kemal merasa sangat terkejut."Ratu, Anda ini ...."Mendengar perkataan itu, Jihan berkata sambil tersenyum, "Sebenarnya, aku memanggilmu demi hal ini. Keluarga Juwanto berniat untuk berdamai dan ingin berbakti kepada Kerajaan Nuala!"Mendengar perkataan itu, Kemal merasa sangat bersemangat."Bagus sekali! Kalau Keluarga Juwanto bergabung dengan Kerajaan Nuala, kita pasti bisa bertempur dengan Keluarga Barus. Tapi, Keluarga Juwanto ini sangat ambisius, kita harus mengawasinya dengan baik. Saran saya, Kumar tetap tinggal di istana dan Prabu menjaga perbatasan. Dengan begini, kita bisa mengendalikan Keluarga Juwanto!" Kemal sangat bijaksana.Mendenga
Jihan menatap semua orang dengan dingin. Ada beberapa dari mereka yang memikirkan Kerajaan Nuala dan ada juga yang demi dirinya sendiri. Namun bagaimanapun juga, hal ini sudah diputuskan. Tidak peduli apa yang dikatakan mereka, Jihan tidak akan memedulikannya."Hal ini sudah diputuskan. Kalau kalian ada pendapat, silakan cari aku di ruang kerjaku kapan pun! Sidang bubar!"Jihan langsung pergi dan kedua perintah itu juga segera dikeluarkan.Pada saat ini, Kumar sudah memiliki kediaman sebagai menteri penasihat kiri. Biasanya, kediaman tingkat ini seharusnya berada di luar kediaman dinas. Namun, kediamannya berada di tengah dengan sebelah kirinya dekat dengan kediaman Yudha, sebelah kanan dengan kediaman penasihat kiri, dan sekitarnya dijaga oleh tiga ribu pasukan kerajaan. Dia tahu ini adalah tindakan pencegahan Jihan yang tidak yakin dengannya. Dia sudah tahu situasinya akan seperti ini, sehingga dia tidak begitu memedulikannya. Namun, tatapannya tetap terlihat sangat tak berdaya.Saat
Yudha mendekat sambil memegang surat perintah di tangannya."Prabu, terima perintah!" Yudha menatap Prabu dan langsung berbicara.Setelah melihat Yudha sekilas, Prabu menarik napas dalam-dalam. Dia terus berusaha menghibur dirinya sendiri, tetapi saat melihat kejadian itu, hatinya tetap merasa sangat tidak nyaman."Kenapa? Prabu, kamu ingin menerima perintah sambil berdiri, ya?" Yudha menatap Prabu dengan dingin. Dia tentu saja mengerti apa yang sedang dipikirkan Prabu. Orang ini seperti dewa perang bagi Keluarga Juwanto, bahkan dianggap sebagai orang yang kelak akan menguasai dunia. Namun sekarang, situasinya tidak sama seperti dulu lagi.Mendengar perkataan itu, Prabu tiba-tiba tersenyum. "Tidak mungkin saya berani berbuat seperti itu, saya hanya terkejut. Prabu siap menerima perintah!"Setelah mengatakan itu, Prabu juga berlutut di lantai. Namun, saat berlutut dan menundukkan kepalanya, ekspresi wajahnya malah terlihat dingin."Prabu, aku nggak akan bicara banyak. Mulai hari ini, ka
Mendengar perkataan itu, Prabu menarik napas dalam-dalam. Dia memang sangat membenci Wira, tetapi dia juga tahu apa yang dikatakan Yudha memang benar. Tidak semua orang bisa menandingi kemampuan Wira. Selain itu, yang paling membingungkannya adalah Wira malah tidak memiliki keinginan untuk merebut negara. Jika tidak, Keluarga Barus sudah musnah sejak awal.Keduanya minum bersama cukup lama dan mengobrol tentang banyak hal juga. Terlepas dari status dan yang lainnya, Yudha dan Prabu sebenarnya saling bersimpati. Keduanya merupakan sosok pahlawan di generasinya dan pemikiran mereka mungkin lebih mirip dibandingkan dengan Wira. Perbedaan mereka dengan Wira sangat jauh. Bahkah Yudha juga tidak bisa menemukan kesamaan pemikiran saat menghadapi Wira. Baginya, Wira adalah sosok yang tak terkalahkan, bagaimana mungkin dia bisa memiliki kesamaan pemikiran dengan Wira?Keluarga Barus tentu saja juga tahu perubahan di Kerajaan Nuala. Sigra menarik napas dalam-dalam dan tatapannya terlihat dingin
"Hanya saja, dengan nggak adanya Keluarga Juwanto, Kerajaan Nuala menjadi negara terkuat.""Meskipun hanya punya tiga provinsi, bagi Keluarga Barus, mereka tetap ancaman yang sulit untuk disingkirkan."Beberapa orang itu berbicara bergantian dengan tatapan yang dipenuhi kekaguman."Langkah Wira ini mengembalikan keseimbangan situasi Kerajaan Nuala. Aku rasa dia bisa melakukan ini karena Keluarga Juwanto nggak bisa tenang. Pembentukan tiga kerajaan ini sebenarnya paling stabil untuk situasi saat ini, tapi Keluarga Juwanto selalu membuat masalah. Jadi, Wira memanfaatkan trik ini untuk menghancurkan Keluarga Juwanto dan menggabungkannya ke Kerajaan Nuala. Dengan begitu, Kerajaan Nuala mungkin akan sulit untuk dihancurkan," kata Raja Kresna sambil tersenyum dan tatapannya juga terlihat dipenuhi dengan kekaguman."Wira ini benar-benar luar biasa. Kali ini, Keluarga Barus pasti akan sangat marah. Bukan hanya sudah menyinggung Wira, mereka juga mengirim Keluarga Juwanto yang terluka ini kepad
Semua orang berdiri di sana dan menatap Wira dengan tatapan yang tentu saja juga terlihat bersemangat. Meskipun satu provinsi tidak besar, untungnya, mulai sekarang provinsi itu sudah menjadi milik mereka.Wira menatap semua orang dan berkata sambil tersenyum, "Sekarang Provinsi Lowala sudah di bawah kita sepenuhnya. Mulai sekarang, kita juga nggak perlu tunduk kepada siapa pun lagi. Tentu saja ... nggak ada yang berani mengganggu kita juga!"Setelah menyelesaikan kata-kata pertamanya itu, Wira pun menunjukkan sikapnya yang mandiri dan bebas. Semua bawahannya menahan semangat mereka dan tidak berbicara, karena mereka tahu masih ada yang ingin disampaikan Wira."Dulu, aku pernah berpikir untuk menguasai satu provinsi sendiri, tapi kalau kita makin kuat, ada banyak orang yang akan khawatir dan takut kepada kita. Kita sudah berusaha menurut, tapi masih ada orang yang takut juga. Jadi, daripada dicelakai mereka, lebih baik kita menguasai satu tempat saja. Meskipun nggak besar, sudah cukup
"Tuan Wira, kami pasti akan melaksanakannya dengan baik!"Setelah itu, Wira menatap ke arah Putro. "Kak Putro, kita akan mendirikan sekolah swasta di Provinsi Lowala agar pria dan wanita bisa belajar dengan gratis. Apa Anda dan Fabrian bersedia bertanggung jawab untuk sekolah ini?"Setelah Wira selesai mengatakan itu, Putro tidak merasa ragu-ragu. Bukan hanya Putro, guru-guru lainnya juga merasa sangat senang. Yang paling mereka sukai adalah mendidik masyarakat."Nggak masalah!""Kak Wira, kamu tenang saja!"Putro dan Fabrian tersenyum dan segera menganggukkan kepalanya."Biantara, kamu tetap lanjutkan operasi jaringan mata-mata. Selain itu, kita juga harus menempatkan mata-mata kita di Provinsi Lowala dan harus laporkan setiap tindakan mereka." Setelah mendengar perkataan Wira, Biantara juga menganggukkan kepalanya tanpa ragu-ragu."Selain itu, sebarkan informasi bahwa pajak di Provinsi Lowala hanya 10%, 90% menjadi milik pribadi masing-masing. Semua orang didukung untuk bertani dan b
Ekonomi harus berkembang, tetapi kekuatan tempur tentu saja juga harus berkembang. Sekarang, dia ingin membuat sebuah tank yang tidak perlu bisa bergerak, tank besar yang hanya perlu bisa menampung tujuh hingga delapan orang. Dia akan menempatkan pasukannya ke dalam tank itu untuk menjaga kota. Tujuh hingga delapan orang dengan senapan saja sudah cukup untuk membuat banyak orang tak berdaya.Wira tentu saja juga sudah mempertimbangkan masalah penglihatan pasukan di dalamnya. Dia akan menggunakan kaca yang tebal. Jika satu lapis tidak cukup, maka dia akan menambahkannya hingga berlapis-lapis. Pokoknya, selama bisa menahan pukulan dari batu besar. Selain itu, kacanya juga tidak perlu terlalu besar, cukup sebesar kepala orang agar bisa menargetkan lawan dengan tepat.Lubang lainnya di tank itu untuk menembak lawan, juga hanya perlu sebesar kepalan tangan agar senapan bisa menembak lawan. Dengan cara ini, tujuh hingga delapan pasukannya bisa membawa ribuan peluru di dalam tank itu. Pada sa
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m