Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1171 - Chapter 1180

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1171 - Chapter 1180

3036 Chapters

Bab 1171

Jujur saja, sangat sulit untuk menemukan kelemahan Wira! Jika orang seperti ini menjadi lawan mereka, akibatnya pasti akan sangat fatal!"Aku mengerti maksudmu, Ayah. Tapi, kalau kita menyerang Wira, bukankah pertemanan kita hanya akan hancur?" tanya Ciputra. Dia juga takut pada kemampuan Wira, tetapi merasa malu jika benar-benar melawannya. Bagaimanapun, Wira telah menyusun rencana untuk mereka.Sigra menghela napas sebelum menyahut, "Sudah kubilang, penguasa harus berhati kejam. Ciputra, terus terang saja, aku sangat berwaswas pada Wira selama ini. Demi membangun hubungan baik dengannya, aku rela mengorbankan adikmu untuk menikah dengannya. Tapi, kamu sendiri juga sudah lihat, Wira sama sekali nggak berniat menikahi Farrel.""Kalaupun Farrel menikah dengannya, apa kamu bisa menjamin Keluarga Barus bisa bertahan lama? Contoh saja bibimu itu, dia masih berusaha mempertahankan Kerajaan Nuala yang jelas-jelas sudah hancur. Kalau bibimu nggak ikut campur, mungkin kita sudah menguasai duni
Read more

Bab 1172

Setelah mendengar pertanyaan Sigra, Ciputra buru-buru menganggukkan kepalanya. Dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana!Sejujurnya, Ciputra tidak ingin berselisih dengan Wira. Meskipun tidak terlalu sering berhubungan dengan Wira, harus diakui dia sangat mengagumi Wira.Karakter, keberanian, wawasan, kebijaksanaan, dan berbagai aspek yang dimiliki Wira, semua sangat dikagumi oleh Ciputra. Bahkan, di mata Ciputra, Wira adalah sahabatnya. Dia bisa mencurahkan isi hatinya kepada Wira."Ayah, aku ... aku benar-benar nggak tahu harus bagaimana. Selain itu, Kerajaan Agrel dan Keluarga Juwanto sudah mengambil tindakan. Kita ... seharusnya mempertimbangkan hal ini dulu, 'kan?" tanya Ciputra segera. Dia masih tidak ingin melawan Wira.Sigra menghela napas mendengarnya. Dia tahu Ciputra tidak tega menyakiti Wira sehingga merasa agak kecewa. Dia berucap, "Aku mengerti maksudmu. Kalau begitu, kamu nggak perlu ikut campur dalam masalah ini. Aku bisa mengatasinya sendiri.""Ayah, nggak peduli apa
Read more

Bab 1173

"Kak, apa yang Ayah katakan padamu?" tanya Farrel yang merasa ada yang tidak beres. Itu sebabnya, dia diam-diam menyelinap ke luar. Bagaimanapun, dia memiliki status dan kemampuan yang tidak biasa. Mudah saja baginya untuk meninggalkan kediamannya dan datang ke kediaman kakaknya."Hais ...." Ciputra menghela napas, tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya. Jika memberi tahu yang sebenarnya, Farrel pasti akan cemas, bahkan memberi tahu Wira semuanya. Dengan begini, Farrel hanya akan dihukum oleh ayah mereka.Yang paling parah adalah Wira mungkin akan bermusuhan dengan mereka. Bagaimanapun, Ciputra belum membahas apa-apa kepada Wira.Jika semuanya berjalan lancar besok, mungkin Wira akan menyetujuinya dan menjadi Pelindung Agung Kerajaan Beluana.Jadi, setelah mempertimbangkannya, Ciputra berkata, "Ayah ingin merekrut Wira menjadi Pelindung Agung Kerajaan Beluana."Begitu mendengarnya, Farrel sontak tercengang. Dia memahami maksud baik ayahnya ini, tetapi juga memahami bahaya yang ada.S
Read more

Bab 1174

Farrel tahu dirinya mencintai Wira. Ketika mengetahui masalah ini, selain mencemaskan keselamatan Wira, dia juga khawatir Wira dan Keluarga Barus akan bermusuhan. Jika hal seperti itu benar-benar terjadi, hati Farrel akan hancur! Jadi, dia tidak akan berpangku tangan!Sesudah kembali ke kamarnya, Farrel segera mengeluarkan kertas. Kini, dia tidak bisa menemui Wira sehingga terpaksa menulis surat untuknya dan memberi tahu semua ini.Setelah 30 menit berlalu, Farrel baru selesai menulis. Kemudian, dia menyerahkan surat tersebut kepada orang kepercayaannya untuk diserahkan kepada Wira.Saat ini, Wira yang berada di kamar tengah bersiap-siap untuk tidur. Tiba-tiba, dia mendengar suara angin berembus dan sebuah anak panah yang diikat surat memelesat masuk.Wira mengejapkan mata seraya tersenyum getir. Sepertinya, situasi tidak terlalu baik saat ini. Dia pun menghela napas, lalu maju untuk mengambil surat tersebut. Ternyata, sesuai dengan dugaannya.[ Wira, jika kamu membaca surat ini, tolon
Read more

Bab 1175

Ini bukan sekadar sanjungan. Dapur istana mereka memang tidak bisa memasak makanan selezat ini.Wira tersenyum tanpa berbicara. Dia tahu Ciputra datang karena ingin membahas sesuatu sehingga sengaja menunggu di sini.Keduanya menyantap makanan sambil mengobrol banyak hal. Akan tetapi, obrolan mereka terdengar tidak beraturan. Jelas, ada yang ingin dikatakan Ciputra, tetapi tidak tahu cara mengungkapkannya.Ketika melihat Ciputra yang seperti ini, Wira merasa sangat tidak berdaya. Namun, dari sini dia tahu bahwa Ciputra memang kebingungan.Pada akhirnya, Ciputra tidak tahan lagi. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menatap Wira sembari berucap, "Wira, sebenarnya ada hal penting yang ingin kubahas denganmu hari ini.""Ya, katakan saja. Aku akan mendengarkanmu," ujar Wira sembari mengangguk. Dia pun meletakkan peralatan makannya, lalu menatap Ciputra sambil tersenyum.Setelah berpikir sejenak, Ciputra memberanikan diri untuk bertanya, "Wira, apa kamu berkeinginan untuk menjabat di Kerajaa
Read more

Bab 1176

Ciputra menarik napas dalam-dalam, tebersit keraguan pada tatapannya. Dia benar-benar tidak tahu makna kebahagiaan.Jika memiliki status tinggi bisa membuat orang bahagia, Ciputra seharusnya sudah bahagia sekarang. Namun, dia sama sekali tidak merasa bahagia. Bukannya dia tidak puas, tetapi hanya merasa terlalu lelah.Meskipun Ciputra selalu merasa senang setelah mencapai tujuannya, dia tetap tidak bisa menjawab pertanyaan Wira ini. Selain itu, dia tahu apa yang ingin dikatakan Wira selanjutnya."Kamu juga nggak bisa menjawabnya? Kebahagiaan memang sulit untuk didefinisikan. Tapi, bagiku, kebahagiaan itu sederhana saja. Cukup makan kenyang, nggak kedinginan, nggak perlu memikirkan pendapat orang lain, nggak diancam, punya banyak waktu untuk melakukan hal yang kusukai, juga punya banyak teman. Ini kebahagiaan yang kuinginkan," jelas Wira.Ciputra mengembuskan napas panjang setelah mendengarnya. Tidak semua orang bisa mendapatkan kebahagiaan seperti ini. Yang dikatakan Wira ini seperti k
Read more

Bab 1177

Pada saat ini, Wira masih duduk di halaman. Makanan di meja sudah tidak terlihat dan digantikan dengan teh. Dia bahkan sudah mendidihkan air dan menunggu kedatangan Sigra. Farrel atau Ciputra pun tidak bisa melawan Sigra, semua ini adalah ide Sigra.Wira tahu Sigra takut pada kekuatannya dan juga ingin mengendalikan kekuatannya. Sigra bukan hanya takut padanya yang sekarang, bahkan dirinya yang kelak. Dia tentu saja mengerti mengapa Sigra bisa berpikir seperti ini, sehingga dia ingin berdiskusi apakah Sigra akan menyerah. Bagaimanapun juga, dia juga tidak ingin benar-benar bermusuhan dengan Keluarga Barus.Pada saat ini, Sigra mendekat dan melihat Wira sedang duduk di sana menunggunya sambil menyeruput teh. Dia menyipitkan matanya."Wira, sepertinya kamu tahu aku akan datang," kata Sigra sambil tersenyum dan masuk, lalu duduk di depan Wira."Tentu saja. Yang Mulia, silakan coba teh yang baru kuseduh ini." Wira menuangkan secangkir penuh teh dan meletakkannya di depan Sigra.Tanpa ragu-
Read more

Bab 1178

Setelah Wira mengatakan perkataan itu, ekspresi Sigra berubah. Sebenarnya, meskipun Wira benar-benar menjadi pelindung agung, hatinya juga merasa tidak tenang. Ketakutannya kepada Wira benar-benar dari hatinya yang paling dalam. Karena itulah, jika ada kesempatan, dia pasti akan mencoba untuk mengendalikan kekuatan Wira. Pada saat ini, ekspresinya menjadi makin muram.Wira menatap Sigra sambil tersenyum. Dia tahu apa yang sedang dipikirkan Sigra dan berkata, "Yang Mulia, aku tahu apa yang kamu pikirkan. Kamu merasa khawatir membiarkanku, tapi kamu juga merasa ragu untuk bermusuhan denganku. Kamu takut aku kelak akan merebut kekuasaan dan meskipun aku nggak melakukannya, apa keturunanku akan melakukannya. Jadi ... nggak peduli apa pun yang kulakukan, kalian tetap khawatir terhadapku. Kecuali, kalian bisa mengendalikan kekuatanku, kamu baru bisa tenang, 'kan?"Setelah Wira selesai mengatakan itu, Sigra menarik napas dalam-dalam. Dia berpikir Wira pun sudah berkata seperti itu, dia juga t
Read more

Bab 1179

Setelah Sigra mengatakan itu, tiba-tiba puluhan pasukan yang memiliki kemampuan bela diri yang kuat masuk ke dalam halaman. "Wira, sekarang hanya dengan satu perintahku, kepalamu akan berpisah dari tubuhmu! Aku tanya sekali lagi, kamu mau tunduk atau ... mati?"Sigra tidak ingin menunggu lebih lama lagi, karena dia juga bisa memahami pemikiran Wira yang tidak akan berdamai. Tindakannya sekarang mungkin tidak adil, tetapi sebagai seorang raja, dia terpaksa melakukannya.Wira juga bisa memahami Sigra, sehingga dia tidak marah. Seseorang melakukan apa pun demi kepentingan pribadi adalah hal yang wajar. Namun, Wira tetap bertanya, "Raja, kamu tahu aku nggak akan menyetujuinya.""Tapi ... kamu benar-benar ingin melawanku?" Wira bertanya hal itu sekali lagi.Sigra menghelakan napas, lalu berkata, "Wira, aku nggak ingin melawanmu, tapi ... kamu juga paham, kita sangat sulit untuk hidup berdampingan. Demi Kerajaan Beluana, aku juga nggak ada pilihan lain, jadi ... jangan salahkan aku. Tangkap
Read more

Bab 1180

Setelah meninggalkan tempat itu, Wira segera memerintahkan untuk mewaspadai seluruh Keluarga Barus. Dia ingin mengawasi setiap gerak-gerik Keluarga Barus. Dia tentu saja juga tahu Keluarga Barus tidak akan berani dengan mudah bertindak kepadanya. Bagaimanapun juga, dengan kekuatan Keluarga Barus saat ini, menghadapi Keluarga Juwanto dan Kerajaan Agrel saja sudah sangat sulit, sungguh mustahil untuk menghadapi mereka lagi.Sigra tidak memberi tahu hal ini kepada Ciputra dan Farrel, tetapi memberi tahu keduanya bahwa Wira sudah pergi. Meskipun mereka tidak bertanya, mereka juga tahu perdamaian antara ayahnya dan Wira tidak berhasil."Ayah, apa yang harus kita lakukan sekarang? Keluarga Juwanto dan Kerajaan Agrel mungkin akan segera menyerang!" tanya Ciputra dengan ekspresi yang agak panik."Lawan saja, mereka nggak akan bisa menyerang masuk. Tenang saja," kata Sigra dengan ekspresi yang terlihat sama sekali tidak memedulikannya.Sigra berpikir tanpa kekuatan Wira, musuh hanya memiliki pe
Read more
PREV
1
...
116117118119120
...
304
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status