Share

Bab 1196

Penulis: Arif
Setelah Kumar mengatakan semua ini, Jihan pun menyipitkan matanya tersenyum. Kini, dia telah memahami maksud Kumar. Meskipun demikian, dia tetap bertanya, "Kumar, menurutmu, kenapa aku harus memberimu jabatan? Kalau tebakanku nggak salah, kematian mendiang Raja Bakir berkaitan dengan Keluarga Juwanto, 'kan?"

Begitu mendengarnya, Kumar menarik napas dalam-dalam dan menyahut, "Yang Mulia, sebelumnya saya memang bersalah. Tapi, sekarang Keluarga Barus menjadi makin kuat karena merebut wilayah kami!"

"Yang Mulia, saya tahu Anda membenci kami. Tapi, harus diakui bahwa pasukan Keluarga Juwanto ini sangatlah penting bagi Kerajaan Nuala. Anda memang akan senang kalau membunuh kami. Tapi, bukankah Keluarga Barus akan lebih senang lagi?" jelas Kumar buru-buru.

Jihan pun tidak membalas karena dia memang memahami semua ini. Kemudian, Kumar melanjutkan, "Yang Mulia, mari kita bekerja sama. Keluarga Juwanto bersedia membantu Anda mempertahankan Kerajaan Nuala. Kita bahkan punya peluang untuk menguas
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1197

    Dengan ada Yudha yang menjaga Kota Kailo, Jihan tentu saja merasa sangat yakin bisa mengendalikan situasinya. Lagi pula, Kerajaan Nuala memiliki 80 ribu pasukan elite dan Prabu hanya memiliki 40 ribu pasukan, bagaimana mungkin Prabu bisa membuat keributan. Bisa dibilang, Kumar sangat cerdik juga karena memahami hal ini dan mengatakan isi hatinya.Pada saat ini, Jihan berkata, "Kumar, apa ini nggak menyulitkanmu?"Kumar buru-buru berkata, "Nggak, nggak menyulitkan saya. Ini adalah kehormatan bagi saya!"Setelah mendengar perkataan itu, Jihan mengerti, lalu berkata, "Kumar, aku mengerti maksudmu! Aku juga setuju dengan permintaanmu. Mulai besok, Prabu akan menjadi Jenderal di perbatasan! Mengenaimu ... aku masih belum memikirkannya, tapi aku akan memberimu sebuah jawaban."Kumar menarik napas dalam-dalam. Meskipun merasa muram, dia hanya bisa menahannya. "Saya mengerti!"Jihan juga bisa melihat Kumar merasa tidak puas dan berkata, "Kumar, aku berjanji. Asalkan Keluarga Juwanto membantuk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1198

    Yudha sudah memikirkan banyak orang di hatinya, tetapi dia akhirnya tahu harus menyuruh siapa untuk mengawasi Kumar."Penasihat kiri, Kemal!"Yudha sangat mengagumi Kemal. Pria itu mencintai Kerajaan Nuala, tentu saja akan memikirkan semuanya demi Kerajaan Nuala. Dia berbeda dengan penasihat kanan yang hanya akan memikirkan bagaimana memperbesar kekuasaannya sendiri. Semua keputusan penasihat kanan terdengar sungguh konyol. Penasihat kanan itu bahkan menghancurkan karier Wira hanya demi keuntungannya sendiri. Pada akhirnya, semua ini tentu saja karena pemikiran Raja Bakir yang dangkal juga. Hanya demi mendapatkan pujian, tindakan penasihat kanan ini sungguh tidak ada batasannya.Namun, Kemal berbeda. Pada saat itu, demi hal ini dan dirinya, dia memberikan banyak saran kepada Raja Bakir. Meskipun mendapat teguran, dia tetap teguh pada pendiriannya. Inilah kesadaran yang harus dimiliki oleh seorang menteri istana.Mendengar perkataan itu, Jihan terkejut dan tersenyum sekilas."Bagus juga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1199

    Setelah selesai berbicara, tatapan Kemal dipenuhi dengan tekad.Jihan tersenyum dengan sangat gembira. Dia buru-buru mendekat dan langsung berjalan ke depan Kemal, lalu mengulurkan tangannya."Penasihat kiri, aku sangat berterima kasih karena kamu sudah memikirkan semua dengan baik demi Kerajaan Nuala!"Setelah Jihan mengatakan perkataan itu, Kemal merasa sangat terkejut."Ratu, Anda ini ...."Mendengar perkataan itu, Jihan berkata sambil tersenyum, "Sebenarnya, aku memanggilmu demi hal ini. Keluarga Juwanto berniat untuk berdamai dan ingin berbakti kepada Kerajaan Nuala!"Mendengar perkataan itu, Kemal merasa sangat bersemangat."Bagus sekali! Kalau Keluarga Juwanto bergabung dengan Kerajaan Nuala, kita pasti bisa bertempur dengan Keluarga Barus. Tapi, Keluarga Juwanto ini sangat ambisius, kita harus mengawasinya dengan baik. Saran saya, Kumar tetap tinggal di istana dan Prabu menjaga perbatasan. Dengan begini, kita bisa mengendalikan Keluarga Juwanto!" Kemal sangat bijaksana.Mendenga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1200

    Jihan menatap semua orang dengan dingin. Ada beberapa dari mereka yang memikirkan Kerajaan Nuala dan ada juga yang demi dirinya sendiri. Namun bagaimanapun juga, hal ini sudah diputuskan. Tidak peduli apa yang dikatakan mereka, Jihan tidak akan memedulikannya."Hal ini sudah diputuskan. Kalau kalian ada pendapat, silakan cari aku di ruang kerjaku kapan pun! Sidang bubar!"Jihan langsung pergi dan kedua perintah itu juga segera dikeluarkan.Pada saat ini, Kumar sudah memiliki kediaman sebagai menteri penasihat kiri. Biasanya, kediaman tingkat ini seharusnya berada di luar kediaman dinas. Namun, kediamannya berada di tengah dengan sebelah kirinya dekat dengan kediaman Yudha, sebelah kanan dengan kediaman penasihat kiri, dan sekitarnya dijaga oleh tiga ribu pasukan kerajaan. Dia tahu ini adalah tindakan pencegahan Jihan yang tidak yakin dengannya. Dia sudah tahu situasinya akan seperti ini, sehingga dia tidak begitu memedulikannya. Namun, tatapannya tetap terlihat sangat tak berdaya.Saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1201

    Yudha mendekat sambil memegang surat perintah di tangannya."Prabu, terima perintah!" Yudha menatap Prabu dan langsung berbicara.Setelah melihat Yudha sekilas, Prabu menarik napas dalam-dalam. Dia terus berusaha menghibur dirinya sendiri, tetapi saat melihat kejadian itu, hatinya tetap merasa sangat tidak nyaman."Kenapa? Prabu, kamu ingin menerima perintah sambil berdiri, ya?" Yudha menatap Prabu dengan dingin. Dia tentu saja mengerti apa yang sedang dipikirkan Prabu. Orang ini seperti dewa perang bagi Keluarga Juwanto, bahkan dianggap sebagai orang yang kelak akan menguasai dunia. Namun sekarang, situasinya tidak sama seperti dulu lagi.Mendengar perkataan itu, Prabu tiba-tiba tersenyum. "Tidak mungkin saya berani berbuat seperti itu, saya hanya terkejut. Prabu siap menerima perintah!"Setelah mengatakan itu, Prabu juga berlutut di lantai. Namun, saat berlutut dan menundukkan kepalanya, ekspresi wajahnya malah terlihat dingin."Prabu, aku nggak akan bicara banyak. Mulai hari ini, ka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1202

    Mendengar perkataan itu, Prabu menarik napas dalam-dalam. Dia memang sangat membenci Wira, tetapi dia juga tahu apa yang dikatakan Yudha memang benar. Tidak semua orang bisa menandingi kemampuan Wira. Selain itu, yang paling membingungkannya adalah Wira malah tidak memiliki keinginan untuk merebut negara. Jika tidak, Keluarga Barus sudah musnah sejak awal.Keduanya minum bersama cukup lama dan mengobrol tentang banyak hal juga. Terlepas dari status dan yang lainnya, Yudha dan Prabu sebenarnya saling bersimpati. Keduanya merupakan sosok pahlawan di generasinya dan pemikiran mereka mungkin lebih mirip dibandingkan dengan Wira. Perbedaan mereka dengan Wira sangat jauh. Bahkah Yudha juga tidak bisa menemukan kesamaan pemikiran saat menghadapi Wira. Baginya, Wira adalah sosok yang tak terkalahkan, bagaimana mungkin dia bisa memiliki kesamaan pemikiran dengan Wira?Keluarga Barus tentu saja juga tahu perubahan di Kerajaan Nuala. Sigra menarik napas dalam-dalam dan tatapannya terlihat dingin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1203

    "Hanya saja, dengan nggak adanya Keluarga Juwanto, Kerajaan Nuala menjadi negara terkuat.""Meskipun hanya punya tiga provinsi, bagi Keluarga Barus, mereka tetap ancaman yang sulit untuk disingkirkan."Beberapa orang itu berbicara bergantian dengan tatapan yang dipenuhi kekaguman."Langkah Wira ini mengembalikan keseimbangan situasi Kerajaan Nuala. Aku rasa dia bisa melakukan ini karena Keluarga Juwanto nggak bisa tenang. Pembentukan tiga kerajaan ini sebenarnya paling stabil untuk situasi saat ini, tapi Keluarga Juwanto selalu membuat masalah. Jadi, Wira memanfaatkan trik ini untuk menghancurkan Keluarga Juwanto dan menggabungkannya ke Kerajaan Nuala. Dengan begitu, Kerajaan Nuala mungkin akan sulit untuk dihancurkan," kata Raja Kresna sambil tersenyum dan tatapannya juga terlihat dipenuhi dengan kekaguman."Wira ini benar-benar luar biasa. Kali ini, Keluarga Barus pasti akan sangat marah. Bukan hanya sudah menyinggung Wira, mereka juga mengirim Keluarga Juwanto yang terluka ini kepad

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1204

    Semua orang berdiri di sana dan menatap Wira dengan tatapan yang tentu saja juga terlihat bersemangat. Meskipun satu provinsi tidak besar, untungnya, mulai sekarang provinsi itu sudah menjadi milik mereka.Wira menatap semua orang dan berkata sambil tersenyum, "Sekarang Provinsi Lowala sudah di bawah kita sepenuhnya. Mulai sekarang, kita juga nggak perlu tunduk kepada siapa pun lagi. Tentu saja ... nggak ada yang berani mengganggu kita juga!"Setelah menyelesaikan kata-kata pertamanya itu, Wira pun menunjukkan sikapnya yang mandiri dan bebas. Semua bawahannya menahan semangat mereka dan tidak berbicara, karena mereka tahu masih ada yang ingin disampaikan Wira."Dulu, aku pernah berpikir untuk menguasai satu provinsi sendiri, tapi kalau kita makin kuat, ada banyak orang yang akan khawatir dan takut kepada kita. Kita sudah berusaha menurut, tapi masih ada orang yang takut juga. Jadi, daripada dicelakai mereka, lebih baik kita menguasai satu tempat saja. Meskipun nggak besar, sudah cukup

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3180

    Orang itu segera menangkupkan tangan dan menyahut, "Tuan Wira sudah tiba di selatan. Beliau secara khusus mengirim kami untuk membantu, terutama karena khawatir pihak Desa Riwut menempatkan mata-mata di pasukanmu. Kalau itu terjadi, tentu akan sangat menyulitkan pergerakanmu."Mendengar kata-kata itu, Adjie tersenyum tipis. Setelah beberapa saat, dia merasa sangat terharu. Tak disangka, Wira berpikir sejauh ini untuknya.Setelah terdiam sesaat, Adjie bertanya dengan suara rendah, "Berapa banyak orang yang datang bersama kalian kali ini? Apakah ada orang luar yang melihat kalian?"Meskipun Adjie telah mengirim sebagian besar anak buahnya untuk berjaga di sekitar saluran air, di sekitar perkemahannya masih ada cukup banyak orang. Terlebih lagi, pihak musuh juga terus mengawasinya, dia khawatir keberadaan pasukan bantuan ini ketahuan."Jangan khawatir, Jenderal. Orang-orang yang mengawasi tadi sudah kami tangani. Sekarang, yang berada di luar semuanya adalah orang-orang kita sendiri. Kami

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3179

    Mendengar kata-kata itu, semua orang termangu sesaat. Menurut mereka, yang dikatakan Wira masuk akal juga. Namun, bagaimana mungkin mereka tahu Wira akan mengirim pasukan untuk menyerang Pulau Hulu?Saat beberapa orang masih diliputi kebingungan, mereka tiba-tiba teringat pada Adjie yang berada di dalam wilayah tersebut. Seketika, wajah mereka berseri-seri. Sebelumnya, mereka sangat penasaran. Namun, tampaknya jawabannya sudah jelas. Adjie adalah kuncinya.Banyak di antara mereka yang langsung merasa yakin. Pada saat itu, beberapa orang tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, mengirim Adjie ke sana memang pilihan yang tepat. Dengan begini, kita nggak akan sepenuhnya berada dalam posisi yang pasif."Mendengar hal ini, semua orang tersenyum. Namun, Wira berbicara dengan suara pelan, "Saat ini, sebaiknya kita jangan terlalu percaya diri. Kita harus ingat bahwa keadaan bisa berubah kapan saja. Untuk sekarang, kita tunggu saja kabar dari Adjie."Mendengar kata-kata itu, mereka kembali termenu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3178

    Hayam memang seorang ahli dalam intelijen dan pembunuhan. Jelas sekali, dia sudah memahami informasi ini dengan sangat baik. Sambil tersenyum, dia berkata dengan suara pelan, "Sebelumnya kami sudah menyelidiki semuanya. Dari sudut pandang strategis, target utama yang harus kita amankan lebih dulu adalah bagian timur, selatan, dan utara Pulau Hulu.""Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan, ditambah dengan bukti yang diberikan oleh Adjie, sekarang sudah jelas bahwa wilayah selatan dikuasai oleh Guntur. Dia dulunya adalah orang nomor dua di Desa Riwut. Tapi sejak Adjie tiba di sana, dia turun menjadi orang nomor tiga."Mendengar ini, semua orang tidak bisa menahan tawa. Tak perlu dipikir panjang, jelas bahwa Adjie pasti menggunakan kekuatan untuk merebut posisinya.Wira pun tersenyum geli. Dia tahu bahwa Adjie dan orang-orangnya sangat kuat. Adjie bukan hanya unggul dalam strategi, tetapi juga dalam pertarungan. Jika tidak, saat melakukan penyergapan terhadap kavaleri pasukan utara, W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3177

    Mendengar hal itu, Wira mengangguk pelan. Setelah beberapa saat, dia tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, ini akan lebih mudah bagi kita. Berapa jauh lagi jarak dari sini ke Pulau Hulu?"Hayam yang berdiri di samping segera maju dan menyahut, "Sekarang jaraknya tinggal beberapa ratus meter. Nggak jauh lagi. Sebelumnya, aku sudah mengirim mata-mata dan ternyata pasukan utara nggak menempatkan pengintai sama sekali."Mendengar ini, Wira sedikit terkejut. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa pasukan utara tidak menugaskan mata-mata di tempat yang sedekat ini. Dalam hati, dia merasa cukup heran dengan situasi ini.Seolah-olah mengerti apa yang ada di benaknya, Hayam tersenyum sebelum berkata, "Tadinya kami juga merasa aneh, tapi sekarang tampaknya semuanya mulai masuk akal. Yang paling penting bagi kita sekarang adalah memastikan kita bisa menangani orang-orang ini. Tapi, yang lebih menarik adalah kami menemukan orang-orang dari Desa Riwut."Wira terkejut. Dia tidak menyangka orang Desa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3176

    Selain itu, Pasukan Harimau yang melakukan perjalanan jauh dengan kecepatan tinggi tetap menjaga formasi tanpa ada tanda-tanda kekacauan.Hayam,yang sudah lebih dulu menerima kabar pun tersenyum tipis. Dia langsung berdiri di depan dan menangkupkan tangan, lalu berkata, "Jenderal Arhan, akhirnya kalian sampai. Nggak ada kendala selama perjalanan, 'kan?"Arhan juga menangkupkan tangan, lalu tersenyum dan menyahut, "Tentu saja nggak ada. Tuan Wira ada di belakang, sepertinya juga akan segera tiba."Sejujurnya, Arhan cukup mengagumi Hayam. Bukan hanya karena orang ini berani dan teliti, tetapi juga karena dia mengendalikan pusat Paviliun Langit dan sangat dipercaya oleh Wira.Biasanya, orang yang sudah berada di posisi tinggi akan lebih berhati-hati dalam membuat kontribusi. Namun, Hayam bukan tipe orang seperti itu. Meskipun sudah memiliki kedudukan tinggi, dia masih ingin terus maju.Beberapa saat kemudian, seolah-olah teringat sesuatu, Hayam terkekeh-kekeh dan berujar, "Tadi aku sempat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3175

    Mendengar perkataan itu, mata-mata itu tertegun sejenak. Dia memang meragukan identitas Adjie karena pria ini terlihat begitu berwibawa dan sama sekali tidak seperti seorang perampok.Melihat mata-mata itu ragu, anak buah Adjie langsung menendang mata-mata itu dan berkata dengan dingin, "Kenapa masih bengong? Cepat keluarkan suratnya."Setelah tertegun sejenak, mata-mata itu akhirnya mengeluarkan suratnya.Setelah membaca isi surat itu, Adjie berkata dengan pelan, "Habisi dia, jangan tinggalkan jejak."Ekspresi mata-mata itu langsung berubah karena dia benar-benar tidak menyangka Adjie ternyata begitu kejam. Dia langsung berlutut dan memohon ampun.Namun, anak buah Adjie tidak peduli dan langsung menyeret mata-mata itu pergi.Beberapa saat kemudian, Adjie pun menghela napas. Dia tidak menyangka pasukan utara ternyata berniat untuk bersekutu dengan Desa Riwut. Namun, setelah berpikir sejenak, dia langsung memahami tujuan mereka yang hanya ingin memanfaatkan perampok Desa Riwut untuk men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3174

    Tepat saat Adjie hendak pergi melihat keadaannya, salah satu anak buahnya yang bertugas berjaga di luar tiba-tiba berlari mendekat dan berkata, "Bos, kami menemukan ada mata-mata dari pasukan utara di depan, haruskah kita menangkapnya?"Adjie tertegun sejenak saat mendengar ada mata-mata, lalu bertanya-tanya apakah pasukan utara berniat mengirim mata-mata untuk menyelidiki keadaan di sini. Dia bertanya dengan pelan, "Mereka mengirim berapa banyak mata-mata?"Saat sedang berperang, jumlah mata-mata yang dikirim selalu berbeda. Jika untuk membawa laporan militer yang sangat mendesak, biasanya mata-mata yang dikirim akan beberapa orang sekaligus untuk memastikan pesannya bisa sampai ke tangan pemimpin tepat waktu.Anak buah itu tertegun sejenak, lalu berkata, "Hanya satu orang."Adjie tersenyum, tetapi dia juga merasa bingung saat mendengar mata-matanya hanya satu. Jangan-jangan ini hanya mata-mata biasa? Memikirkan hal itu, dia berkata dengan pelan, "Bawa dia ke hadapanku, cepat!""Siap!

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3173

    Melihat Zaki yang kembali tenang, Darsa langsung menghela napas lega. Situasi seperti ini memang cukup merepotkan, tetapi dia juga tidak menyangka kekuatan lawan benar-benar begitu hebat. Mereka bahkan berhasil mengalahkan pasukan besar Zaki dan juga mencuri kuda yang ditinggalkan. Memikirkan hal ini, dia kembali menghela napas karena malu.Setelah kembali ke tenda, Zaki yang kehilangan selera makannya langsung mengernyitkan alis dan berkata dengan pelan, "Tuan Darsa, cepat katakan, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Joko yang berdiri di samping tetap tidak berbicara, tetapi ekspresinya terlihat penuh dengan harapan. Menurutnya, jika Darsa sudah berani berkata seperti ini, berarti Darsa pasti sudah memiliki solusinya.Melihat kedua orang ini menaruh harapan besar padanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Sebenarnya masalah ini mudah saja, hanya saja agak merepotkan. Seperti yang aku katakan sebelumnya, kita harus mengirim orang bernegosiasi dengan para perampok di Desa Riwut dulu. Kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3172

    Prajurit itu memberi hormat dan berkata dengan pelan, "Saat kami tiba di tempat itu, semua kudanya sudah hilang. Kami juga sudah mencari di segala arah, kami curiga semua kuda itu sudah dibawa pergi orang-orang Wira."Mendengar laporan itu, Zaki marah sampai hampir memuntahkan darah. Dia akhirnya yakin serangan mendadak sebelumnya pasti ulah dari Wira, sekarang orang-orang Wira bahkan mencuri kuda mereka. Ini benar-benar keterlaluan. Kekuatan utama dari pasukan utara adalah kavaleri. Jika tidak ada kuda, mereka tidak bisa dibilang sebagai kavaleri lagi.Sementara itu, Darsa dan Joko yang berada di dalam tenda juga mendengar Zaki yang sedang memaki prajurit di luar.Darsa pun tersenyum dan berkata, "Zaki ini memang begini, kamu juga tahu temperamennya itu buruk. Ayo kita keluar dan lihat apa yang sudah terjadi."Joko hanya tersenyum, lalu berjalan keluar bersama Darsa. Namun, begitu mereka melihat wajah Zaki yang memerah karena marah, mereka sangat terkejut.Darsa segera maju dan bertan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status