"Untuk apa kamu berpikir lagi, Yun? Kamu itu sudah tua. Umurmu sudah tiga puluh empat tahun. Umur segitu, ibu sudah punya anak empat," ucap ibu saat aku menolak keinginannya menerima lamaran laki-laki yang ditawarkan Paman Surya. Aku menatap sedih pada ibuku. Ibu yang dulu selalu membelaku saat kerabatku menghinaku dengan sebutan perawan tua. Sekarang ikut mendesakku untuk segera menikah. "Tapi laki-laki itu sudah tua, Bu. Dia juga punya anak dari pernikahannya yang dulu," aku memberi alasan. Ibu mendecih. "Memangnya kamu berharap laki-laki lajang yang akan meminangmu? Ingat, Yun. Usiamu tidak muda lagi. Ya, jodohmu tentu juga yang sudah tua," kilah ibu. "Tapi Bu, paman bilang dia duda cerai," aku masih mencoba mengelak. "Yun, duda cerai pun sudah bagus untukmu. Sekarang ini, banyak laki-laki yang tidak mau sama perawan tua. Mereka maunya sama yang muda. Termasuk duda cerai sekalipun!" tandas ibu seraya menatapku. Kata-kata ibu semakin menyakiti hatiku
Last Updated : 2023-05-22 Read more