All Chapters of Gadis Kecil Kesayangan Sang Presdir: Chapter 141 - Chapter 150

161 Chapters

7. Remahan Patah Hati

“Kau baik-baik saja, Anne?” Ibra yang berdiri di tepi ranjang pasien gegas memeluk Annedengan kecemasan yang begitu kental. Lalu sedikit mengurai pelukannya, dengan kedua tangan masih memegang kedua pundak Anne. mengamati tubuh wanita itu dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan penuh ketelitian. Memastikan tak ada luka seujung kuku pun di tubuh sang sahabat. “Tadi aku masuk ke kamar dan ketiduran. Lalu saat akan makan, pelayan mengatakan kau ada di rumah sakit.” “Tenanglah, Ibra. Aku baik-baik saja. Hanya … ini masih pengaruh persalinan. Dokter sudah menanganinya.” Anne menjelaskan dengan penuh ketelatenan. “Lalu kenapa pelayan mengatakan kau kabur membawa baby Zha?” Saat itulah perhatian Ibra tertuju pada Luciano yang duduk di tepi sisi lain ranjang. Dengan tatapan yang menajam ke arahnya. “Kalian bertengkar hebat?” Tatapan Luciano semakin menajam, bahkan disertai dengan geraman yang sama sekali tak membuat Ibra gentar. Dan semua itu karena Anne. “Tidak lagi,” jawab Anne. “Apa
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more

8. Penyesalan Dan Kecemburuan

Ibra menelan ludahnya dengan gertakan tersebut. "Akhir-akhir ini hubungan kalian sedang tak baik. Apakah ada hubungannya denganku?""Kau melepaskannya.""Aku melepaskannya, karena itulah dia memilihmu."Ujung bibir Luciano berkedut tak terima."Dan yang lebih tuluslah yang selalu lebih dulu melepaskan. Melepaskan kesempatan dan melepaskannya berbahagian dengan pilihannya."Ketajaman tatapan Luciano menyeberangi ruangan yang remang. Menyusul dengusan tipis yang syarat akan ejekan. "Kau mundur karena kau tahu tak akan memenangkan pertarungan ini, Ibra. Jangan bertele-tele. Itu kesimpulan yang kutangkap dari ketulusanmu."Ibra terdiam untuk lima detik penuh. "Anggap saja begitu," jawabnya kemudian berbaring memunggungi ranjang pasien. Menghindari pembicaraan sialan ini sekaligus Luciano dan Anne yang saling berpelukan dengan mesra tersebut.Huffttt …Sudah ada baby Zha di antara mereka. Sudah pasti yang keduanya lakukan bukan hanya berpelukan, kan. Lebih dari sekedar berbagi keringat. Ka
last updateLast Updated : 2023-09-11
Read more

9. Esther Marie

“Apakah Ibra masih bekerja dengan Faraz?” tanya Anne ketika Luciano membaringkan tubuhnya di kasur, mendapatkan posisi yang nyaman meski ingin mendekati boks bayi tempat baby Zha terlelap.“Kau harus istirahat, Anne. Jangan mencemaskan Ibra lagi.”“Aku hanya ingin kau tak membuatnya berada terus di sekeliling Faraz, Luciano. Bagaimana dia akan mendapatkan istri dalam waktu dekat jika Faraz masih mengganggunya.”“Dengan tubuhmu yang masih belum sepenuhnya pulih, kau tak mungkin mengurus hidup bocah itu sendirian, Anne.”“Itulah sebabnya aku meminta bantuanmu.”“Aku sudah memberikan banyak bantuan yang bisa dia dapatkan di rumah ini. Dan aku hanya butuh kau sembuh.”“Dokter sudah mengatakan aku baik-baik saja, kan?”“Tidak dengan pandanganku. Kau masih butuh banyak istirahat,” tegas Luciano. Mendorong kepala Anne tetap menempel di bantal. Lalu menarik selimut hingga menutupi dada sang istri. “Lakukan itu untukku. Kau membuatku melakukan banyak hal untuk sahabatmu, apakah hal sereceh ini
last updateLast Updated : 2023-09-12
Read more

10. Kesepakatan Ibra

“Ada sesuatu yang begitu menyenangkanmu?” Luciano menyelipkan kedua lengannya di pinggang Anne, menjatuhkan ujung dagunya di pundak sang istri. Anne berdiri di samping boks bayi baby Zha, tetapi sepertinya ada hal yang begitu menyenangkan hingga sang istri tak menyadari langkah kakinya yang mendekat.“Apakah semudah itu aku disingkirkan oleh baby Zha?”Anne tertawa kecil. Memberikan wajahnya untuk sang suami yang langsung menghadiahkan satu kecupan di bibir. “Ya. Baby Zha, kau dan Ibra.”“Ibra?” Kening Luciano berkerut tak suka. Baru kemarin Anne masih terlihat gelisah karena Ibra, dan sekarang wajah wanita itu sudah dipenuh senyum semringah. Yang ia tak suka karena salah satu alasannya adalah Ibra.“Ya, akhirnya kencan butanya berhasil. Dia tertarik dengan wanita yang ditemuinya tadi siang.”Salah satu alis Luciano terangkat. “Benarkah?”Anne mengangguk dengan penuh semangat, memutar tubuh ke arah Luciano dengan kedua lengan menyentuh dada sang suami. “Ya, mereka akan bertemu besok s
last updateLast Updated : 2023-09-12
Read more

11. Urusan Pribadi

“Aku tak ingat punya janji temu denganmu hari ini.” Ujung matanya melirik ke arah sekretarisnya yang berdiri dengan kepala tertunduk dalam setelah mengucapkan maaf.“Kau masih saja sensitif terhadapku, Luciano,” senyum Esther dengan nada yang dibuat semembujuk mungkin. “Apakah seburuk itu pengaruhku bagimu?”“Aku tak tahu apa yang kau katakan, Esther. Seingatku, kita sudah tak lagi memiliki urusan satu sama lain.”Senyum Esther sempat membeku, meski begitu ia tetap menampilkan ketenangan yang terkendali. “Apakah kau sudah tahu tentangku dan Ibra?”“Lalu?”“Bagaimana dengan Anne?”Ujung bibir Luciano menegang. “Jika kau ingin menjalin hubungan yang serius dengan Ibra, atau tidak. Itu sama sekali bukan urusanku, Esther. Jika kau melakukan semua ini untuk menarik perhatianku, maka maaf. Aku mengecewakanmu. Aku sama sekali tak peduli dan tak perlu peduli apa pun itu tentangmu. Apakah yang kukatakan padamu terakhir kali masih belum membuatmu paham? Aku tak tahu ternyata kau sebebal ini.”E
last updateLast Updated : 2023-09-13
Read more

12. Anne Tahu

Dengan kecemburuan yang mulai merambati dadanya, Anne lekas mendorong kereta baby Zha menuju pintu ruangan Luciano. Membantingnya terbuka tanpa mengetuk terlebih dahulu.Luciano yang baru saja mendaratkan pantatnya di kursi seketika terkejut dengan kemunculan sang istri di pintu ruangannya. Menatapnya marah dan penuh ketegangan di wajah. Sudah pasti Anne berpapasan dengan Esther yang baru saja keluar“Hai, sayang.” Luciano beranjak memutari meja dan menghampiri sang istri yang juga mendekat ke arahnya.“Apakah kalian masih berhubungan?” cecar Anne begitu Luciano berada dalam jarak yang cukup untuk mendengar suaranya dengan jelas.“Apa yang kau katakan, Anne,” tolak Luciano dengan tegas. “Kau tak pernah cerita kalau Esther masih …”“Tidak ada apa pun, Anne,” penggal Luciano, kali ini dengan suara yang lebih lembut. Menghadapi kecurigaan Anne tak bisa dengan cara yang sama keras kepalanya dengan pikiran wanita itu. Ia melangkah lebih dekat, menangkap pinggang sang istri dan membungkam
last updateLast Updated : 2023-09-13
Read more

13. Pernyataan Cinta Ibra

Anne masih merasa linglung, bahkan setelah berbaring lama di tempat tidur. Baby Zha sudah tidur di boks bayi beberapa saat setelah mereka sampai di rumah. Pikirannya benar-benar kacau setelah pembicaraannya dengan Ibra siang tadi. ‘Wanita yang sebenarnya kucintai adalah kau, Anne. Kau.’‘Aku tak tahu sejak kapan, semuanya mendadak menjadi begitu rumit dan aku membiarkannya begitu saja.’‘Aku tak pernah mengungkapkannya karena takut itu akan merusak persahabatan kita. Itu akan membuatmu semakin jauh denganmu dan aku tak ingin itu terjadi.’‘Dan kupikir dengan membiarkannya semua itu tak akan menghilang dengan sendirinya. Kupikir semua sudah berlalu ketika kau mengatakan jatuh cinta pada pria lain. Eshan. Kau menikah dengan Luciano dan bahkan ketika Luciano melepaskan dan memberimu sebuah kebebasan, kau akan kembali menjadi temanku. Hanya aku yang kau butuhkan. Tetapi kau mengatakan mencintainya dan aku melepaskanmu, dengan pikiran bahwa perlahan aku akan mulai merelakanmu.’‘Nyatanya
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

14. Bimbang

“Semua barang-barang tuan Ibra sudah dibawa oleh pelayan dari rumah beliau tadi pagi-pagi sekali,” jelas pelayan ketika Anne bertanya apakah Ibra masih berada di dalam kamar.“Apa?” Mata Anne membeliak terkejut. “Lalu dia?”“Sejak kemarin beliau tidak kembali.”Anne menelan ludahnya. Rasa kehilangan yang semalaman menghantuinya, kini menjadi kenyataan. Jadi Ibra benar-benar akan meninggalkannya?“Pastikan tidak ada barangnya yang tertinggal.” Luciano muncul dari balik lift.Anne menoleh. Tatapan dan suara Luciano begitu dingin, yang seketika membuat wajahnya membeku.Pelayan tersebut mengangguk. Sementara Luciano menangkap pinggang Anne dan membawa sang istri ke ruang makan. Tanpa sepatah kata pun keluar dari keduanya.Meja makan diselimuti keheningan. Masing-masing sibuk dengan makanan di piring, Luciano menyelesaikan makannya lebih dulu. Beranjak dari duduknya dan mencium bibir Anne sebelum benar-benar berdiri. Berjalan keluar ruang makan masih tanpa sepatah kata pun.Anne seolah ke
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

15. Hanya Ada Satu Pilihan

Anne nyaris menangis dengan keheningan yang terasa mencekik tersebut. Rasanya ia menyesal telah datang ke tempat ini, yang malam semakin memperburuk suasana hatinya. Tubuhnya sudah berputar, hendak berbalik pergi. Tapi lengannya ditangkap oleh Luciano dan ditarik hingga jatuh di pangkuan pria itu.“Jadi, apa yang membawamu ke sini tiba-tiba seperti ini?” Luciano akhirnya memecah kesunyian tersebut.Anne menggeleng pelan. Kepalanya tertunduk dalam, merasakan panas yang mulai muncul di ujung kedua matanya.Luciano mengangkat wajah Anne dengan ujung jarinya. Membawa kedua mata sang istri yang tampak berkaca. “Kau tak ingin bicara?”Anne masih terdiam. Menatap kedua mata Luciano yang menelitinya lebih dalam. Wajahnya bergerak ke depan, mencium bibir Luciano lebih dulu dan memejamkan mata dengan perlahan. Di tengah ciumannya, ia bisa merasakan lelehan air matanya yang jatuh ke pipinya. Bersamaan dengan emosi yang meluap-luap di dadanya, ciumannya semakin dalam.Luciano sempat terkejut den
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

16. Bertemu Kembali

Anne tak melewatkan kesempatan untuk bergelayut manja di lengan Luciano begitu keduanya memasuki pesta yang sudah dipenuhi banyak tamu. Keduanya disambut tatapan kagum para gadis. Luciano memang selalu menarik perhatian. Tak hanya wajah yang rupawan. Kekuasaan dan kebaikan yang semakin menyempurnakan sosok seorang Luciano Enzio membuatnya selalu cemas setiap kali pria itu pergi ke pesta.Siapa yang tahu kelicikan macam apa yang akan dilakukan para wanita dan gadis itu merayu dan menggoda semuanya. Dan tentu saja semua itu membuatnya kewalahan.Setiap kali Luciano pergi ke luar kota saja, ia sering tak bisa tidur. Dengan kecemasan dan kekhawatiran yang menyelimuti perasaannya. Semua itu tentu tak mungkin datang dengan tanpa alasan, kan? Luciano kelas santapan yang lezat untuk segerombolan rubah betina.Keduanya sesekali berhenti, menyambut sapaan beberapa kolega bisnis. Sampai kemudian mereka bertemu dengan Faraz dan Estelle."Kau terlihat cantik, Anne," puji Faraz dengan tatapan jahil
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status