Home / Rumah Tangga / Rahasia Kecil Istri Lugu / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Rahasia Kecil Istri Lugu: Chapter 81 - Chapter 90

115 Chapters

81. Pernikahan Kedua

Sebelum Alex menjawab, pintu kembali dibuka. Ray masuk bersama Raka."Wuah, gaunnya besar sekali! Apa Mami tidak keberatan saat memakainya?" Raka mengitari manekin gaun pengantin."Mami tidak akan memakainya," jawabku tenang.Tiga pasang mata lelaki itu menatapku dalam. "Kau tetap akan menikah denganku," tegas Ray.Alex menepuk-nepuk bahuku dan menyenderkan kepalanya. Raka buru-buru lari ke arahku, mendorong-dorong Alex supaya menyingkir dariku."Minggir!" pekik Raka."Panggil Papa dulu," goda Alex."Tidak su-""Raka!" Ray memotong ucapan Raka.Raka memutar bola mata. "Papa! Puas?! Sekarang minggir!""Tidak mau!" Alex menjulurkan lidahnya sambil memelukku.Raka kembali menyerang Alex lebih agresif. Hingga Alex terpaksa bangun dan menggelitik Raka sampai tertawa terpingkal-pingkal.Ray turut naik ke ranjang dan bergabung menggelitik Raka. Ketiga lelaki itu tampak bersenang-senang, tanpa peduli padaku yang sedang gundah gulana.Mereka sudah cocok sekali bertiga seperti itu. Kenapa Alex
last updateLast Updated : 2023-08-01
Read more

82. Rencana Kedua Suami

"Mas Alex ...." Aku langsung memeluk Alex sampai kami terjatuh di atas ranjang. "Maaf, Mas ... aku sudah mengkhianatimu. Kau pasti sangat kecewa padaku.""Shh ... masa Zero yang terkenal itu menangis begini?" Alex mengusap wajahku. "Tidak apa-apa, Sayang. Mas yang salah karena tidak bisa melindungimu."Aku dan Alex berpelukan erat. Merasakan debaran jantung masing-masing."Di mana Ray? Aku kira, pintu dikunci dari luar."Alex menunjuk ke arah rak buku. Dia bercerita jika ada jalan rahasia menuju tempat lain. Ray memanggil Alex setelah aku masuk kamar mandi.Ray juga yang merencanakan pernikahan ini. Awalnya, Alex menolak dengan tegas ide gila Ray, seperti yang aku dengar di ruang tembak waktu itu."Kau menguping kami?" Alex menarik telingaku.Aku mengangguk untuk menanggapi."Ray memberiku kode jika ada alat penyadap di ruang tembak. Karena itu, Mas menyetujui saran Ray yang ingin menikahi kau. Kami lalu bicara di tempat lain setelah itu," ungkap Alex."Tapi ... Mas Alex mau menembak
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more

83. Daddy Balacosa

"Bangun, Baby ... sarapan kita sudah datang." Ray membelai lembut rambutku.Dua orang pelayan masuk mengantar troli makanan. Aku membeliakkan mata begitu melihat Ray bertelanjang dada di sebelahku.Sejenak aku lupa jika Ray memang sengaja berganti tempat dengan Alex agar orang-orang tidak curiga. Lihat saja, Bastian, tangan kanan Tuan Balacosa saja sudah mengunjungi kami pagi-pagi.Ray menarikku ke dalam pelukannya. Aku juga memeluknya dengan erat, tak memedulikan si tangan kanan Tuan Balacosa yang berkeliling kamar, entah apa yang ingin dia cari atau pastikan."Ray ... kenapa kau benar-benar telanjang? Kau tidak pakai apa-apa sampai bawah," geramku dengan suara sangat lirih sambil menjauhkan diri di bawah selimut.Ray justru menarikku sampai aku merasakan miliknya membesar di pahaku. "Diam saja, dia bisa saja membuka selimut ini."Benar saja! Tangan kanan Tuan Balacosa itu benar-benar menyibak sedikit selimut di sisi Ray. "Jangan mengganggu, Bastian! Kau ingin melihat milikku juga?"
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more

84. Misi Sulit

Kaiden Balacosa.Melihat mukanya saja aku menjadi marah. Pria gila yang selalu melakukan segala upaya untuk mendapat apa yang dia inginkan.Aku pikir, Kaiden ada di penjara bawah tanah, tapi kenapa dia ada di sini? Senyum-senyum sendiri pula! Apa yang sedang dia lihat di layar ponselnya?"Duduk, Sayang," perintah Daddy Balacosa."Misi untukmu ..." Daddy Balacosa melempar amplop bersegel merah tanda keluarga Balacosa di atas meja sambil mengisap cerutu. "Bukalah saat Bastian mengantarmu ke seberang."Waktu yang aku tunggu-tunggu pun tiba!"Baik, Daddy. Berapa lama aku harus menyelesaikan misi ini?""Tiga bulan. Tidak lebih dari itu," tegas Daddy Balacosa."Apa ada hadiahnya?" rayuku manja."Ha ha ha! Kau bilang, kau akan melakukan apa pun demi aku." Suara tawa Daddy Balacosa terdengar menggelegar hingga para bawahan yang ada di sekeliling kami menunduk takut.Sementara itu, Kai menatapku penuh amarah sejak Daddy menyebutku sayang."Ya, siapa tahu Daddy akan memberiku hadiah?" Aku merin
last updateLast Updated : 2023-08-04
Read more

85. Pengakuan Raka

Tepat satu minggu, aku dan keluarga kecilku yang rumit ini tinggal di kediaman Balacosa. Ray masih seperti biasa, anak bos mafia pengangguran kaya yang hanya bermain dengan Raka. Sedangkan Alex sudah kembali bekerja walaupun lebih banyak kerja dari rumah.Alex terus-terusan mengawasi gerak-gerik Ray yang semakin meresahkan. Padahal, aku sudah berjanji tidak akan melakukan sesuatu dengan Ray selama Alex tidak mengizinkan.Diizinkan pun, aku juga belum tentu mau. Kenapa Alex sangat khawatir seperti itu?Hubungan Alex dan Raka juga semakin membaik. Terlebih lagi, setelah Alex pura-pura setuju mengizinkan Ray memberikan adik untuknya. Namun, Alex dan Ray masih bertengkar seperti biasa setiap malam. Alex bersikeras tidak mengizinkan Ray menyentuhku. Bertolak belakang dari janjinya kepada Raka.Akhirnya, aku memutuskan untuk tidur sendiri dan mengunci pintu setiap akan tidur malam. Lama kelamaan, dua pria itu membuatku sakit kepala. Belum lagi, aku perlu menyusun rencana matang untuk mel
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

86. Menyusup ke Istana

Sorot mata Papa semakin tajam dan telihat lebih membenciku. Sementara Mama tidak bisa berkata-kata."Tidak ada sejarahnya menantu keluarga Arion memiliki dua suami! Kenapa kau mau menerima itu, Alex?! Segera ceraikan Katminah!" bentak Papa.Orang tua mana yang tidak marah saat anaknya dikhianati?Lelaki yang memiliki dua istri saja banyak yang mendapatkan cibiran. Apalagi, seorang wanita bersuami dua!"Papa tidak mengerti! Aku melakukan ini untuk kebaikan semua orang dan keselamatan Raka!" seru Alex.Papa diam sejenak, mencerna kata-kata Alex. "Apa ini ada hubungannya dengan keluarga Balacosa?" geram Papa."Benar, Pa. Lagi pula, Katminah tidak akan mungkin menghabiskan malam bersama Ray. Mereka hanya menikah di atas kertas. Setelah ren-"Alex berhenti bicara dan melirik ke arahku. "Sayang, kau masuk ke kamar dulu. Mas akan bicara sesuatu dengan Papa dan Mama. Mas akan menyusul sebentar lagi.""Baik, Mas. Selamat malam, Pa, Ma." Aku berbalik pergi tanpa melihat wajah kedua mertuaku.Al
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more

87. Kenyataan Pahit

"Aku memang diperintah Tuan Besar Balacosa langsung untuk membunuh Billy Volker dan dirimu, Five." Aku menyeringai sinis.Untuk apa aku takut dengan ancaman murahan itu? Lagi pula, aku tidak berniat membunuh mereka.Lalu ... kenapa aku harus melukai Five?Jawabannya mudah, aku hanya iseng mengetes kelincahan Five. Kami selalu melakukan itu dulu. Five ahli menggunakan pisau. Seharusnya, dia lebih dengan mudah berkelit dari seranganku.Tapi, apa-apaan itu tadi? Five bahkan tidak bisa menghindar."Kak Zero ... Kakak tahu siapa dia?"Aku hanya menebak setelah Five mencegahku melukai pria itu. Jika dia bukan Billy Volker, maka nyawanya tidak akan berharga sampai Five membelanya."Kau pasti yang mendandaninya? Jelek sekali," kilahku. Aku sebenarnya tidak tahu sebelumnya jika Billy dalam penyamaran."Aku sudah mendengar tentang wanita yang bernama Zero. Jadi, itu kau! Turunkan senjatamu!" bentak Billy dengan nada mengancam.Aku berpaling pada Five sekilas. "Kau membongkar rahasia Black Butt
last updateLast Updated : 2023-08-07
Read more

88. Bergerak

"Oh, tidak ada tanda-tanda Billy Volker di sana. Aku sudah mencari tahu, bahkan ibunya juga tidak tahu di mana dia berada," jawabku biasa-biasa saja agar tidak menimbulkan kecurigaan.Bastian meneliti perubahan ekspresiku. Apa dia bodoh? Harusnya dia tahu aku berlatih keras untuk menjaga raut wajahku. Mana bisa dia menemukan keanehan dariku!"Aku akan mengirim orang masuk ke dalam untuk memastikan sekali lagi.""Bagus. Aku tidak perlu ke sana lagi. Mereka sangat keras memperlakukan pelayan," keluhku.Aku lantas pulang setelah rapat singkat di markas dengan Bastian. Tidak lupa menyelipkan senjata ke dalam tas. Bastian tidak akan curiga karena Daddy Balacosa memang menyediakan senjata itu untukku. Namun, aku masih perlu berhati-hati mengambil banyak senjata agar tidak ketahuan.Sampai di rumah, Alex telah menanti dengan wajah cemas. Dia masih berpakaian kantoran dan habis pulang kerja."Bagaimana pekerjaanmu, Sayang? Tidak ada pembunuhan 'kan?" tanya Alex mengikuti aku masuk."Tidak, M
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more

89. Kematian

6 jam sebelum tengah malam ....Billy telah menantiku di ujung jalan. Kami berdua menyusup di kediaman Bastian.Tidak ada yang curiga, sebab kami berdua menyamar sedemikian rupa sehingga tidak terlihat wujud kami yang sebenarnya. Aku dan Billy menggunakan seragam pelayan dan langsung menuju atap.Kami melewati titik buta tanpa kamera pengawas. Area yang digunakan Bastian untuk keluar masuk tanpa sepengetahuan orang lain.Bagaimana aku bisa tahu?Mudah. Billy Volker yang hebat itu berhasil mendapatkan cetak biru hanya dalam waktu dua jam memasuki pulau ini.Sampai di atap, kami berdua segera menyusun perangkap yang diatur sedemikian rupa agar dapat senjata api dapat menembak di singgasana raja, tepatnya di kepala Daddy Balacosa.Hanya dalam waktu sepuluh menit semua rencana kami selesai. Aku dan Billy segera keluar dari kediaman Bastian. Tidak lupa, kami melepaskan penyamaran sebelum keluar.Di sinilah kami sekarang, berpesta dan berkumpul dengan mafia lain. Berbaur di kerumunan agar
last updateLast Updated : 2023-08-09
Read more

90. Saling Menuduh

"Argh!" Ray mengerang seraya memegangi lengannya. Rupanya, peluru itu hanya mengenai lengan Ray karena dia awalnya condong ke arahku."Sterilkan area Istana! Kirim penjaga di sekeliling pulau!" perintah Bastian dengan suara kerasPara eksekutif tinggi bawahan Bastian segera mengelilingi kami. Beberapa bawahan menuju arah lokasi tembakan berasal, dan kelompok lain berpencar di semua tempat ke sekeliling pulau.Ada tiga sudut arah tembakan yang berbeda dari peluru yang bersarang di kepala Daddy Balacosa tadi. Namun, tak ada yang menuju ke arah kediaman Bastian. Padahal, aku ingin membuat semua orang menuduh Bastian yang membunuh Daddy Balacosa."Kau baik-baik saja?" Alex membantu Ray berdiri.Ray mengerang tertahan. "Kau pernah tertembak? Apa ini terlihat baik-baik saja?" "Aku hanya bertanya," gumam Alex seraya melingkarkan lengan Ray yang tidak terluka di pundaknya.Iris mataku bergerak cepat ke area-area tertentu. Aku melihat sosok Billy menyeringai ke arahku. Di sekelilingnya, orang
last updateLast Updated : 2023-08-11
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status