Semua Bab Rahasia Kecil Istri Lugu: Bab 61 - Bab 70

115 Bab

61. Balacosa

"Mama tanya kenapa? Coba tanyakan pada anak bungsu Mama itu kenapa aku bisa ada di sini sekarang." Sabrina menyeringai sinis.Tatapan semua orang tertuju pada Anton. Mencari sesuatu dari raut wajah Anton yang mungkin menyembunyikan sesuatu dari semua orang.Akan tetapi, Anton masih berekspresi datar dan tidak menunjukkan tanda-tanda jika dirinya tahu sesuatu. Aku pun penasaran, bagaimana bisa Sabrina mengenal Leo?Tidak mungkin jika hanya merasa dikhianati, Sabrina sampai nekat bekerja sama Leo. Lagi pula, dari mana Sabrina tahu tentang Leo?"Jangan-jangan, sejak awal, Sabrina dan Leo telah bekerja sama? Aku masih ingat, Leo masuk ke perusahaan di bulan yang sama dengan pernikahan Sabrina dan Anton," gumam Alex."Dia adalah mata-mata kelompok BDS. Aku menikahi Sabrina untuk mengorek informasi darinya. Tidak kusangka, dia juga tahu identitasku," bisik Anton."Apa yang sedang kalian bicarakan? Mama tidak mengerti!" Sabrina mendekat ke arah kami. Dua pria berbaju hitam mengikuti Sabrina
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-11
Baca selengkapnya

62. Bantuan yang Tidak Membantu

"Sayang ... bagun ...." Suara lembut Alex berbisik di telingaku.Aku mengerjapkan mata dan sedikit menggeliat. Ternyata aku ketiduran!"Sudah selesai, Mas?" tanyaku dengan suara parau."Belum. Tidur lagi saja," bisik Alex."Bisa-bisanya kalian bermesraan di saat seperti ini," geram Anton.Entah mengapa, akhir-akhir ini badanku sering kelelahan dan cepat tertidur. Aku sampai lupa dengan aksi One di depan sana.Karena One bertarung mempertaruhkan nyawa, Leo memberikan sebuah pisau kecil padanya untuk bertarung dengan lawan-lawannya.Leo tidak tahu ... One ahli menggunakan senjata tajam kecil-kecil seperti itu. Karenanya, aku tidak terlalu khawatir hingga ketiduran ...."Biarkan saja. Jangan khawatir, sebentar lagi anak buah Papa dan Alex akan segera datang ke sini." Papa menunjukkan sebuah perangkat kecil yang berkedip-kedip dari dalam saku celana.Sebuah alat pelacak dan juga bisa digunakan untuk memberi sinyal darurat. Lumayan, Papa ....Sisa anggota keluarga Arion yang berada di dala
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-13
Baca selengkapnya

63. Keputusan Besar

"Hee ... mau jadi pahlawan kesiangan kau?" cibir Sabrina.Aku berdiri tepat di depan senjata yang dipegang Sabrina. Alex yang tadinya sibuk membantu Mama pun langsung berlari ke depanku."Jangan gila kau, Sabrina!" bentak Alex."Sabrina!" bentak Leo.Sabrina sepertinya tahu, Leo menaruh hati padaku. Dia lantas berbalik menjauh dan kembali menyimpan senjatanya. Sedangkan para anak buah mereka masih menodong kami."Sayang ... jangan macam-macam." Alex membimbingku ke dekat Mama."Pa, peluru ini harus segera dikeluarkan," kata Anton."Kita tidak bisa keluar sekarang. Bagaimana ini?" Papa pun menjadi semakin panik kala menyeka keringat di wajah Mama yang kian memucat."Aaaaakkhh!!"Kami menoleh ke arah Imelda yang telah kehilangan kemeja. Dia menutup tubuh atasnya dengan menyilangkan kedua tangan di depan dada.Belum hilang kepanikan atas Mama dan Imelda. Giliran One yang merintih kesakitan ketika luka tusukan pisau di perutnya diremas oleh si Jangkung.Aku seperti sedang berdiri di antar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-14
Baca selengkapnya

64. Zero

"Ha ha ha!"Gelak tawa terdengar bersahut-sahutan memenuhi ruangan yang cukup besar. Mataku dan One saling beradu. One menggeleng-gelengkan kepala tanda tidak setuju dengan keputusanku.Ada satu lagi dari pihak musuh yang tidak tertawa mendengar ucapanku. Leo terlihat begitu mengkhawatirkan aku."Tidak, kau sudah berjanji padaku, Vi! Dia milikku!" protes Leo."Kenapa? Tidak berani?" tantangku seraya mengangkat satu sudut mulut tanda meremehkan mereka."Ha ha ha! Baiklah kalau itu maumu. Ikat mereka dan turunkan senjata kalian!" titah Violet. Dia lalu duduk dan menyilangkan kaki sambil bersedekap dada."Violet!" hardik Leo."Dia sendiri yang meminta." Violet acuh tak acuh.Para bawahan Violet pun mengikat Alex dan yang lain. Mereka menjatuhkan senjata di depan kaki mereka setelahnya."Kumpulkan semua senjata kalian di sudut ruangan itu." Aku menunjuk pojokan sebelah Imelda dan si Kecil dengan mengangkat sedikit dagu. "Termasuk, milik Sabrina dan Leo. Aku tidak mau kalian mencurangi aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-15
Baca selengkapnya

65. Terbongkar

BRAK!Belum selesai mereka terkejut oleh identitasku, semua orang kembali dikejutkan oleh pintu luar yang dibuka paksa. Ray muncul bersama para eksekutif mafia pria dan wanita, yang merupakan adik-adikku."Baby! Wah! Siapa orang gila yang menghajar One?""K-kau ..." Violet mundur sampai menubruk kursi hingga dia jatuh terduduk. "Ray Balacosa ...."Wajah Violet dan Leo memucat. Mereka yang tadinya begitu sombong memamerkan kekuasaan, kini seperti anak kelinci yang terjebak oleh predator kejam yang siap memangsa.Aku pun menurunkan senjata ketika Ray telah berada di sampingku. "Kau membongkar jati dirimu?" bisiknya."Bagaimana lagi, Bos? Mereka menembak Mama mertuaku dan hampir membunuh One." Aku diam-diam melirik Alex.Alex diam tidak bergerak. Wajahnya masih belum lepas dari keterkejutan. Begitu pula dengan Papa dan Mama.Ray mendekati Anton dan menendangnya hingga jatuh miring. "Ini gara-gara kau melecehkan wanitaku, sialan! Kau juga tahu, Zero hingga Ten, mereka selalu menjaga diri
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-16
Baca selengkapnya

66. Tanpa Perasaan

Ray tersenyum miring. "Ada satu syarat tidak tertulis untuk bisa lepas dari keluarga mafia, terutama dari Balacosa.""Katakan," tantang Alex.Ray menatapku dengan mengangkat kedua bahu. "Kau bisa memilih, biarkan Zero terus bekerja untukku atau kau bisa bercerai darinya. Dan satu lagi, kalau kau ingin membawa Zero keluar dari keluarga Balacosa, kau hanya dapat membawa mayatnya pulang."Aku mendesah pelan. Memang benar apa yang dikatakan Ray. Jika bukan Ray yang membunuhku, para petinggi Balacosa yang lebih berkuasa dari Ray akan mengincarku.Aku pernah bertemu dengan ayah Ray beberapa kali. Dan aku sangat tidak menyukai hawa keberadaannya.Bukan hanya aku saja yang merasa takut oleh sikap mengintimidasinya, bahkan Ray juga tidak berani menatap ayahnya. Jika orang itu tersenyum, meskipun memang ingin beramah-tamah, tetap saja ... sangat menakutkan.Alex berbalik menuju tempat duduk Papa. Ketiga Arion saling berbisik membicarakan sesuatu sambil menutup mulut. Agaknya, Anton memberi tahu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-17
Baca selengkapnya

67. Pilihan Sulit

"Kenapa tidak bilang, Bos?!" Aku berbalik, lalu menggebrak pintu kamar Ray dengan kencang.Setelah dia melampiaskan kemarahan semalam, Alex tidak mungkin meninggalkan aku! Aku mencoba menghubungi nomor Alex, tetapi tidak ada sahutan. Pesan di aplikasi obrolan pun tidak terkirim.Apa Alex memblokir nomorku? Setega itu Alex padaku?Ketika aku melewati kamar yang dipakai Mama, ekor mataku menangkap sosok yang sangat familiar. Dasar, Ray sangat kurang ajar! Alex rupanya ada di kamar Mama!Air mataku terlanjur menetes deras karena membayangkan dibuang Alex. Hatiku sakit dan juga lega di saat yang bersamaan karena Alex masih ada di sini.Aku mengintip dari sela pintu, tak berani masuk. Kehadiranku mungkin akan mengganggu kebersamaan mereka.Ketika aku hendak berbalik, Mama memanggil namaku dengan suara lemah. "Katminah ...."Aku hanya mematung di tempat sambil mengusap air mata. "Masuk, Kat ...." Mama kembali memanggilku.Dengan langkah ragu, aku mendekati mereka. Papa memegang tangan Mama
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-18
Baca selengkapnya

68. Buah dari Kebohongan

"Kau tidak bisa menjawab pertanyaanku? Kau bingung menentukan pilihan?" desak Alex.Sudah lama aku terdiam. Bukan aku tidak mau memilih Alex, tapi aku pun tidak bisa mengkhianati Ray. Ray juga sudah aku anggap sebagai keluargaku. Di samping itu, aku bisa mati kalau aku sampai keluar dari Black Butterfly."Aku jadi meragukan cintamu ...." Tersirat luka dari air muka Alex."Bukan begitu, Mas .... Tidak bisakah Mas Alex membiarkanku tetap bekerja di sini? Aku akan mencari cara agar bisa keluar tanpa membuat keributan."Alex menghela napas panjang, lalu keluar kamar. Dalam sekejap, dia masuk kembali."Tunjukkan jalan ke kamar Mama," perintah Alex dengan nada dingin."Tidak mau. Aku ingin Mas Alex menemaniku di sini."Alex hendak membuka kembali pintu kamar. Aku akan mencegah kepergian Alex dengan menakut-nakutinya."Kalau sampai terlihat kelompok pria Balacosa, Mas Alex bisa disiksa. Di sini paling aman.""Biar saja." Alex melanjutkan langkahnya.Mau tak mau, aku mengejar Alex. Lalu mena
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-19
Baca selengkapnya

69. Surat Perceraian

"Mas!" Aku menyingkirkan wanita di sebelah Alex hingga dia nyaris terjungkal dari sofa."Kurang ajar, apa kau tahu siapa aku?!" teriak wanita itu.Semua yang ada di sini pasti anak-anak dari orang ternama. Lalu kenapa? Aku hanya menyingkirkan suamiku dari hama!"Ayo, pulang ...." Aku menarik lengan Alex, tapi Alex bergeming."Mau apa kau ke sini?" tanya Alex dingin."Heh! Kau tidak dengar ucapan- Awww!!"Aku memelintir tangan wanita yang hendak menamparku. Dia menjerit kesakitan, tapi tidak ada yang mendengar karena musik keras. Aku mendorongnya hingga ambruk ke sofa.Alex berdiri menghadapku. "Kau juga mau membunuhnya?" sarkas Alex.Wanita tadi tercengang mendengar ucapan Alex. Aku memelototi wanita itu, lalu dia berlari pergi."Tidak, Mas. Aku ingin pulang bersamamu."Aku hendak memeluk Alex, tapi dia mendorongku sebelum aku berhasil melakukannya. Alex kembali duduk dan menikmati minuman keras."Aku akan menunggu di apartemen kita."Aku pun berbalik pergi. Tidak lupa berpamitan pada
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-20
Baca selengkapnya

70. Perubahan Ray

"Baby ... Baby ...." Suara Ray yang tadinya samar, kian jelas terdengar.Aku mengerjap, lalu kembali menutup mata saat melihat cahaya terang di atas kepala. Setelah beberapa saat, aku membuka mata perlahan dan menemukan wajah Ray di atasku."Hei ... kau sudah sadar?"Apa aku kecewa?Tentu saja ... yang ingin aku lihat untuk pertama kali adalah Alex. Ternyata, Alex tidak peduli padaku lagi.Mungkin benar, keluarga lebih berharga daripada pasangan. Bagi Alex, nama baik keluarganya lebih berharga daripada aku.Ray yang sudah aku anggap sebagai keluarga, juga tetap setia mendampingi aku. Walaupun kondisiku sekarang tidak menguntungkan baginya.Mataku mengedar ke sekeliling ruangan. "Kau membawaku pulang?"Ray menyandarkan badan di kepala ranjang. Tangannya mengelus rambutku tanpa bicara."Bos?" Aku dapat melihat kebingungan di raut wajah Ray.Apa yang terjadi? Ray bukan tipe orang yang suka diam saja jika ada suatu masalah.Mulut Ray biasanya selicin oli kalau sudah bicara. Tanpa saringa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status