Semua Bab Talak di Malam Anniversary: Bab 31 - Bab 40

85 Bab

Bab.31

Aku mengambil ponsel dari dalam tas dan membaca nama yang tertera di layar. Reno. Sebenarnya malas menerima panggilannya, namun penasaran juga tujuannya menghubungiku.“Hallo, Aisha. Alma sudah memberitahuku tentang hilangnya putrimu. Aku turut prihatin ya. Kamu yang sabar dan bantu dengan doa. Aku akan membantu mencari keberadaan putrimu dengan mengerahkan semua teman-teman intel di kepolisian."Aku terkejut dengan ucapan Reno. Sudah pasti Alma memberitahukannya, karena mereka saudara sepupu. Namun Aku tidak memintanya untuk membantu mencari keberadaan Adeeva, karena tidak mau merepotkan orang lain.“Maaf, ren bukannya Aku menolak bantuanmu. Namun Aku sudah dalam perjalanan menuju Kantor Polisi untuk melaporkan penculikan Adeeva," ucapku menolak tawarannya dengan halus.“Ya memang harus segera di laporkan ke Polisi, karena ini sudah masuk tindakan kriminal. Lebih banyak yang berusaha mencari, itu akan lebih baik agar keberadaan putrimu segera dan ditemukan!” kilah Reno.“Tapi Ren, Aku
Baca selengkapnya

Bab.32

Kenapa Mas Akbar bisa mencurigai Bik Darmi ikut terlibat penculikan Adeeva?" tanyaku terkejut bercampur heran."Logikanya, kalau memang gerbang sudah dikunci tidak mungkin ada yang bisa masuk. Kemungkinan bisa masuk jika gembok di rusak atau nekat menaiki gerbang. Tetapi rasanya beresiko jika penculik beraksi di siang hari, kecuali pada malam hari. Tetapi masalahnya gembok sama sekali tidak rusak. Lalu bagaimana penculik itu bisa masuk?" ucap Mas Akbar mengeluarkan argumennya.Aku terdiam dan mencerna kata-kata Mas Akbar. Kenapa Aku tidak kefikiran sampai kesitu? tetapi masuk akal juga argumennya Mas Akbar. Bagaimana bisa penculik itu bisa masuk, jika gembok masih utuh dan tidak rusak? apa jangan-jangan Bik Darmi berbohong dengan mengatakan jika gerbang sudah dikunci?"Apa mungkin Bik Darmi lupa mengunci pintu gerbang ya, Mas? tetapi dia berbohong dengan mengatakan sudah dikunci karena takut di salahkan? Adek rasa jika mengambil kesimpulan dia ikut terlibat rasanya tidak mustahil, Mas.
Baca selengkapnya

Bab.33

POV: Adnan"Ayah, kita mau kemana? kok dari kemarin enggak ada Ibu?" tanya Adeeva putriku."Iya sayang, sabar dulu. Ini kita mau pergi menemui Ibu!" jawabku berbohong.Entah sudah yang keberapa kalinya Aku membohongi Adeeva yang menanyakan Ibunya. Sebenarnya Aku tidak tega, namun apa boleh buat? Aku terpaksa berbohong agar dia mau ikut bersamaku. Padahal Aku akan membawanya pulang kampung ke kampung halamanku di Jawa Tengah.Andai saja Aisha mau Aku ajak rujuk, mungkin tidak akan seperti ini jadinya. Aku membawa lari Adeeva tanpa sepengetahuannya. Dengan memperdaya pembantu bodoh itu, Aku bisa membawa Aisha pergi dengan aman.Aku membohongi Bik Darmi dengan mengatakan ingin bertemu Adeeva untuk yang terakhir kalinya karena akan meninggalkan kota ini. Awalnya dia menolak, karena takut dimarahi Aisha yang berpesan agar jangan pernah membukakan pintu untukku. Memang keterlaluan sekali mantan istriku itu, padahal Aku adalah ayah kandungnya.Namun setelah Aku memohon dan berpura-pura menang
Baca selengkapnya

Bab.34

"Apakah putri saya sudah ditemukan?" tanyaku antusias."Sebaiknya Ibu datang ke Polres Kota sekarang, nanti menghadap ke ruangan Pak Askara Dirgantara!""Baik, Pak. Terimakasih informasinya!" ucapku sesaat sebelum sambungan telepon terputus.Jantungku berdetak kencang, penasaran dengan informasi yang sebenarnya? apa mungkin Adeeva sudah ditemukan? apapun hasilnya, Aku harus segera mendatangi Kantor Polisi sekarang juga. Kali ini bukan Polsek tempatku membuat laporan, namun berada di pusat Kota. Aku segera mengganti pakaian dan melangkah keluar kamar mencari keberadaan Mas Akbar. Rupanya Mas Akbar dan Mbak Nisa sedang menonton acara televisi di ruang keluarga. Aku menghampiri mereka yang serempak menoleh ke arahku."Mas, tadi ada telepon dari Kepolisian. Kita diminta untuk datang kesana sekarang juga!" ucapku dengan bersemangat. Wajah mereka terlihat sumringah. Secercah harapan tersirat dari wajah keduanya."Tunggu apa lagi, ayo kita berangkat sekarang!" ajak Mas Akbar menatap ke arahk
Baca selengkapnya

Bab.35

Bik Darmi bersimpuh di kakiku. Kami semua terkejut dibuatnya. Tak menyangka Bik Darmi melakukan hal yang merendahkan harga dirinya."Maafkan Bibik, Bu. Bibik ceroboh sehingga menyebabkan Non Adeeva diculik. Tetapi Bibik malah berbohong sama Ibu dengan mengatakan pintu gerbang telah dikunci. Itu semata Bibik lakukan karena takut Ibu marah dan memecat Bibik!" ucap Bik Darmi sambil menangis sesenggukkan. Bahunya turun naik menahan isak tangis.Aku menengok ke arah Mas Akbar yang terlihat bingung dengan sikap Bik Darmi yang berlebihan. Begitupun dengan istrinya, Mbak Nisa terlihat bingung.Aku berjongkok, meraih bahu Bik Darmi dan mengajaknya untuk berdiri. Aku memapahnya menuju kursi yang berada di teras rumah."Sudah Bik, semuanya telah terjadi. Sekarang yang terpenting Adeeva sudah pulang dengan selamat. Lain kali jangan lakukan itu lagi ya, Bik. Apalagi dengan menyebut nama Allah segala. Hukumannya dosa besar. Saya mau kasih kesempatan lagi untuk Bibik. Jangan sampai mengulang kesalaha
Baca selengkapnya

Bab.36

"Mas ini bicara apa sih? mana mungkin Ustaz Azam menyukai Adek, beliau sudah beristri. Lagipula Umi Mus itu sosok wanita yang sempurna, jadi tidak mungkin Ustaz Azam menduakannya!" ucapku membantah sangkaan Mas Akbar yang tidak masuk akal."Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, Dek. Apalagi seorang laki-laki diperbolehkan untuk memiliki istri lebih dari satu!" timpal Mas Akbar lagi."Sudahlah, Mas. Adek tidak mau memperdebatkan hal yang belum jelas kebenarannya!" ucapku mencoba mengalihkan pembicaraan."Kamu benar, Dek. Mas hanya takut kamu tergoda kepada Ustaz itu dan menjadi duri dalam rumah tangga mereka!" "Insya Allah, Adek bukan wanita seperti itu, Mas. Adek juga seorang wanita, tidak ingin bahagia diatas penderitaan orang lain.""Iya, Mas percaya Adek. Lalu, bagaimana dengan permintaan Reno yang menginginkan Adek menjadi pendamping hidupnya?" tanya Mas Akbar kemudian."Adek akan mencoba mengenal Reno lebih jauh, Mas. Bagaimanapun, Adek tidak ingin kecewa untuk yang kedua ka
Baca selengkapnya

Bab.37

"Maaf Mbak Aisha...maksud saya, apakah sudah yakin dengan calon suami Mbak? bukannya saya mau ikut campur, tetapi jangan sampai kejadian sebelumnya terulang lagi!" ucap Umi Mus menjelaskan maksud dari pertanyaannya.Aku tersenyum kecut. Dalam hati merasa sedikit kecewa, karena Umi Mus terkesan ikut campur dengan urusan pribadiku. Mungkin maksud beliau baik, namun tetap saja sedikit kurang suka jika ada orang lain yang mencampuri urusan pribadiku.Jangankan orang lain, Mas Akbar kakak kandung saja tidak suka mencampuri urusan pribadiku."Itu sebabnya saya dan calon suami saya masih dalam tahap pengenalan satu sama lain, Umi. Saya percaya dengan takdir Allah. Jika memang berjodoh, seberat apapun halangan dan rintangannya, kami pasti akan dipersatukan. Begitu juga sebaliknya!" timpalku membalas ucapan Umi Mus.Aku menatap sekilas ke arah Ustaz Azam, wajahnya terlihat kikuk. Mungkin beliau merasa tidak enak dengan sikap istrinya yang terkesan mencampuri urusan pribadi orang lain."Mbak Ais
Baca selengkapnya

Bab.38

Aku mengeluarkan ponsel dan berhasil merekam dan mengambil gambar mereka berdua, berikut nama hotel tempat mereka akan memadu kasih. Mungkin ini adalah jawaban dari Allah, atas istikharah yang Aku lakukan. Reno bukanlah laki-laki yang baik untuk menjadi imam dan ayah sambung untuk kedua anakku.Aku segera melajukan mobil dan meninggalkan hotel itu dengan perasaan campur aduk. Walaupun Aku belum memiliki perasaan kepada Reno, namun tetap merasakan sakit hati karena telah dibohongi mentah-mentah olehnya.Dia begitu berani meminta restu langsung kepada Mas Akbar, namun pada kenyataannya dia mempunyai hubungan dengan wanita lain. Aku berulangkali menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, mencoba menenangkan diri dalam menghadapi masalah ini.Berusaha untuk tidak gegabah dalam mengambil keputusan, karena masalah ini melibatkan dua orang terdekatku. Mas Akbar dan Alma. Sahabatku itu sepertinya tidak tahu kelakuan Reno di belakangnya.Rasanya tidak mungkin jika Alma menjodohkanku dengan la
Baca selengkapnya

Bab.39

Aku melangkah keluar kamar menuju pintu gerbang dan membukanya. Membiarkan mobil Reno memasuki halaman rumah. Aku mencoba untuk bersikap biasa saja, walaupun sebenarnya ada gemuruh emosi dalam dada.Menjatuhkan bobot tubuh pada sofa yang berada di ruang tamu, menanti kedatangan Reno yang belum juga keluar dari mobilnya. Aku berpura-pura sibuk memainkan ponsel, untuk meredam emosi yang mulai meletup-letup. Saat dia datang, Aku menatap wajah tampan yang disembunyikan oleh sang pemiliknya."Ka-mu habis pergi kemana, Sha?" tanya Reno berbasa-basi."Habis wisata ke Taman Safari!" jawabku singkat.Reno telihat kikuk dan seperti mencari bahan obrolan selanjutnya. Padahal Aku sudah tidak sabar dan tidak ingin banyak basa-basi."Siapa wanita itu?" tanyaku seraya menatap wajah Reno dengan tatapan setajam elang.Reno nampak terkejut. Rupanya dia tidak menyangka jika Aku akan langsung bertanya seperti itu."Dia, Tari...." jawabnya ragu."Siapa dia?" "Dia temanku!""Ooh, teman yang bisa di ajak ce
Baca selengkapnya

Bab.40

“Ternyata Umi bisa bercanda juga ya!” ledekku pada Umi Mus seraya menahan senyum. Umi Mus membalas senyumanku lalu berkata, “Saya tidak bercanda, Mbak Aisha. Ada seorang laki-laki yang insya Allah akan membawa kebaikan dunia dan akhirat untuk Mbak Aisha. Bukan begitu, Abi?” Umi Mus mengalihkan pandangannya kepada Ustaz Azam yang sejak tadi terlihat gugup.“Kalau boleh tahu siapakah orangnya, Umi? Apakah saya mengenalnya?” tanyaku sedikit penasaran. Aku fikir Umi Mus hanya berusaha menggodaku, namun kenyataannya beliau serius.“Mbak Aisha sudah mengenal siapa orangnya,” jawab Umi Mus semakin membuatku penasaran.“Boleh saya tahu, siapa?” tanyaku tidak sabar.“Suami saya, Ustaz Azam!” jawab Umi Mus enteng, namun membuatku seperti tersambar petir di siang bolong. Aku tidak percaya dengan yang dikatakan Umi Mus. Sepertinya beliau hanya berusaha untuk menggodaku.“Umi ini suka sekali menggoda saya,” ucapku kembali tersenyum. Kali ini Umi Mus menatap dengan wajah serius, senyumanku terhenti
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status