Nama Umi Mus tertera di layar ponselku. Jantungku berdebar kala menerima panggilan darinya. Ada apa gerangan beliau menghubungiku?"Assalamualaikum, Umi," sapaku mengawali pembicaraan."Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Mbak Aisha, mohon maaf mengganggu waktunya!" jawab Umi Mus."Tidak Umi, kebetulan Saya sedang santai. Adakah yang bisa Saya bantu?" tanyaku tanpa berbasa-basi."Tidak ada, Mbak Aisha. Saya hanya ingin mengobrol dan mengenal Mbak Aisha lebih jauh. Apa Mbak tidak keberatan?" tanya beliau, membuatku bertanya-tanya dalam hati.Umi Mus menghubungi hanya ingin mengobrol denganku? dan mengenalku lebih jauh? untuk apa?"Tidak keberatan sama sekali, Umi. Kalau untuk mempererat tali silaturahmi, Insya Allah Saya bersedia," balasku lagi.Kami akhirnya saling berbincang melalui telepon. Aku menjawab semua pertanyaan yang dilayangkan oleh Umi. Walaupun sedikit heran, namun Aku berusaha bersikap biasa saja. Mungkin saja apa yang dilakukan beliau, sama seperti kepada jemaah
Read more