Semua Bab Pernikahan Wasiat Sang CEO Arogan: Bab 21 - Bab 30

42 Bab

BB 20 Pembicaraan Mengenai Keluarga

"Kita akan menikah sesuai wasiat abangku." Golda mulai bicara saat mengadakan pertemuan dengan Amberly di suatu tempat privat sebuah restoran."Boleh aku mengajukan syarat?" Amberly mengatakannya."Katakan saja." Golda menatapnya."Kita akan menikah di atas kertas saja. Maaf, bila aku tidak bisa menjalankan kewajibanku sebagai istri nantinya.""Apa ada hubungannya dengan ketakutanmu itu? Beri alasannya padaku." Golda minta penjelasan mengenai fobianya.Amberly terdiam, sangat berat untuk mengatakannya. Namun, lelaki seperti Golda harus diyakinkan, baru dia percaya."Aku wanita yang tidak sempurna, Golda." Amberly menjawabnya."Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Jangan beralasan yang membuatku terus bertanya."Amberly terdiam. Ia berpikir, pasti akan menyusul pertanyaan berikutnya. Yang akan semakin sulit untuk dijawab. Namun, harus dijawabnya juga."Yang jelas, aku tidak akan memberikan diriku padamu." Amberly membuang tatapannya ke tempat lain.Kali ini Golda yang terdiam, berpiki
Baca selengkapnya

Bab 21 Pernikahan

"Kamu tidak keberatan, kalau kita membuat surat perjanjian pra nikah?" Amberly bertanya pada Golda saat mau pergi ke rumah Ethan."Lakukan apa yang kamu inginkan." jawab Golda.Jawaban Golda membuat Amberly termenung. Sepertinya asal bisa melaksanakan wasiat dari kakaknya, dia mau melakukan apa saja. Tidak ada jalan lain bagi Amberly untuk menolaknya.Mereka mengunjungi makam Ethan, kemudian ke rumahnya. Di sana sudah hadir Maya dan Frank Sander. Semua sudah siap demi persiapan pernikahan besok harinya."Bagaimana ibumu, Amber? Apakah kali ini bisa hadir?" tanya Maya. Setelah mencium menantunya itu."Akan dibawa besok oleh asistennya Golda, Mi." jawab Amberly."Lalu bapakmu?" tanya Maya lagi."Tidak bisa diharapkan, karena sedang dalam pengobatan di Singapura.""Berarti kita-kita saja. Tidak jadi soal." Maya tampak pasrah, pernikahan anaknya masih tertutup dari umum. Mungkin suatu saat, resepsi itu bisa dilaksanakan secara terbuka.Besoknya, acara berlangsung secara Hidmat, lancar tid
Baca selengkapnya

Bab 22 Memaksakan Diri

"Aku akan berganti pakaian." ucap Amberly agak kikuk."Mataku hanya melihat, tapi niatku tidak bermaksud lain. Lakukan, tanpa merasa terganggu oleh kehadiranku." kata Golda, sambil membalikkan badannya.Hati Amberly merasa bersalah. Dirinyalah yang terlalu banyak menuntut pada suaminya, dan Golda terlalu banyak sabarnya.Dengan cepat Amberly mengambil pakaian yang akan dipakai, lalu masuk ke kamar mandi lagi untuk bergati.Ia harus berani melawan ketakutannya sendiri. Kalau Golda adalah lelaki yang normal, tentu berharap Amberly datang padanya sebagai istri. Menyerahkan dirinya secara total, tanpa keraguan.Amberly ke luar kamar mandi, melihat Golda duduk di sofa menunggunya."Kamu mau duduk bersama suamimu ini?" undangnya, sambil menepuk sofa sebelahnya.Amberly mengangguk sambil duduk seperti yang diminta Golda."Kita berlaku sebagaimana pada umumnya, tidak harus orang lain tahu dalam-dalamnya. Kamu bisa?" tatapnya pada Amberly yang sedang merapikan rambutnya yang masih agak basah k
Baca selengkapnya

Bab 23 Sakit

Meja makan sudah ada Ange yang sedang disuapi Golda. "Ayah yang sangat baik." puji Amberly pada Golda."Aku sangat menyayanginya. Kalau tidak disuapi, cara makannya belum benar." jawab Golda."Anye sudah bisa maka cendili, Ayah." sangkal Angel."Ange harus berusaha lebih baik lagi." bujuk Golda sambil mencium pipi gadis kecil itu.Sebenarnya, membuat malu hati Amberly. Golda begitu baik sikapnya pada Angel juga pada dirinya. Sementara ia sebagai istri, belum bisa memberinya apa-apa.Amberly tersenyum kecil ketika Golda menatapnya. Menyembunyikan rasa gelisah di hatinya.Almira yang ikut duduk di antara mereka, berkata, "Ange sangat dekat dengan Golda. Bukankah itu lebih baik, Am?""Tentu saja, Bu." jawab Amberly, memulai sarapannya."Semoga Ange tidak minta adik cepet-cepet." ucap Golda tanpa dipikir, membuat mata Amberly melotot.Golda tertawa melihat itu. "Tidak masalah kan, Sayang?" goda Golda di depan mertuanya.Meski dengan wajah memerah. Amberly mengangguk. "Iya." jawabnya pend
Baca selengkapnya

Bab 24 Surat Rahasia

Tangan Golda berganti jadi mengelus punggung Amberly. Menatapnya dengan seksama."Terus beranikan dirimu untuk menyentuhku. Aku akan memberikan kebebasan padamu, di mana saja." Golda mengucapkannya.Tubuh Amberly bukan patung batu, saat dielus merasakan merindingnya. Begitu juga saat di cium, Golda benar-benar menuntunnya supaya apa yang dilakukan dapat dinikmati oleh Amberly. Namun, tidak semudah itu Amberly dapat menggerakkan hatinya. Dengan konsentrasi untuk dapat mengendalikan ketakutannya saja, tidak bisa fokus dengan apa yang dilakukan Golda.Alhasil, Amberly hanya bisa terdiam, memandangi wajah Golda. "Apa yang kamu lihat dariku.""Kamu tampan." ceplos Amberly."Selain itu?""A–ku … tidak terlalu panik lagi saat berdekatan dan disentuh olehmu."Golda tersenyum, menyibak rambut di kening Amberly.. "Berjuanglah terus, sampai kamu tidak lagi merasakan kepanikan itu. Aku Masih merasakan getaran di tubuhmu. Tapi, setidaknya tidak ada ketakutan yang sangat.""Aku pasti akan melawa
Baca selengkapnya

Bab 25 Kamu, Orangnya?

Golda maupun bi Lasih tentu saja terkejut. "Non!" teriak bi Lasih. Sementara Golda yang baru membaca sebagian suratnya, malah tertegun. Jantungnya seakan ditimpa segunung beban. Namun begitu mendengar jeritan bi Lasih, ia jadi terjaga kembali.Segera dia mengangkat tubuh Amberly dan meletakkannya di tempat tidur. Tidak banyak yang bisa dilakukan Golda, hanya menyaksikan bi Lasih yang panik, berusaha menyadarkan Amberly.Surat yang dibacanya tadi, merupakan surat hasil identifikasi DNA dari Golda dan Angel. Yang menyatakan kalau ada kecocokan (positif) sebagai ayah dan anak. Bagaimana Amberly tidak pingsan? Dirinya sendiri merasa shock.Apakah itu hanya lelucon yang iseng dibuat Ethan, sebelum kematiannya? Sungguh! Golda rasa tidak pernah menyentuh perempuan, bahkan yang pernah jadi pacarnya. Dia merasa sangat menjaga kelakuannya selama ini.'Aku pernah meragukan Angel bukan anak Ethan. Karena mengingat kondisinya. Tetapi sekarang ada tes DNA, seperti ini?' Golda terus berbicara ke di
Baca selengkapnya

Bab 26 Semakin Membencinya

Golda menuju ke rumahnya. Sesampai di sana, dia langsung mencari keberadaan Amberly. Sayangnya wanita itu tidak ada."Amberly, mana Gold?" tanya Almira, heran. Karena pergi bertiga, pulang sendirian.Golda agak gelagapan. Merasa bingung, bagaimana cara menyampaikan yang terjadi pada mertuanya."Ada kesalahpahaman yang terjadi antara aku dan Amber, Bu." terus terangnya. "Tapi, ibu jangan khawatir. Aku akan menyelesaikannya dan mengenai Ange aku titipkan dulu pada bi Lasih." "Mengapa Ange dititipkan, kan, ada Ibu?""Maafkan aku, Bu. Tadi Amber pergi duluan tanpa setahuku. Karena terburu-buru aku titipkan, untuk mengejar Aber. Tetapi di sini pun tidak ada. Kira-kira ia ke mana ya, Bu?"Yang ditanya tampak kebingungan. "Amber selalu pulang ke rumah. Ibu tidak tahu kalau ia lagi berbeda paham denganmu, akan pergi ke mana?" Almira berkata apa adanya.Golda semakin khawatir, dia mengajak mertuanya untuk duduk di sofa. "Bu …" panggil Golda agak ragu-ragu. "Ibu tahu apa yang menimpa Amberly
Baca selengkapnya

Bab 27 Lewat Hipnotis

Yang pertama didatangi Golda, adalah rumah sakit, di mana Ethan terakhir di rawat. Menemui dr Givary Ardeon. Dari keterangan dr Givary, memang lewat dr Ben yang memintanya untuk melakukan tes DNA itu. "Itu data yang sebenarnya, bukan rekayasa.""Dr Ben?" "Ya, Ethan memang pegangan dr Ben."Golda mengerti, lalu berterima kasih pada keterangan yang disampaikan dr Givary.Golda lanjut memacu mobilnya menuju klinik di mana dr Ben, tinggal di sekitarnya.Dengan sikap mendesak, Golda meminta penjelasan dari dr Ben."Saya tahu, dokter selama ini tidak sepenuhnya jujur pada saya mengenai Abang. Tetapi kali ini, saya benar-benar butuh yang sejujur-jujurnya. Katakanlah, Dok!" Dr Ben agak memicingkan matanya. "Ada apa, yang membuatmu ingin tahu? Setelah setahun berlalu.""Dokter yang melakukan tes DNA Angel, kan? Mungkin abang sebelum meninggal menjelaskan sesuatu pada dokter?" tanya Golda."Ethan hanya meminta bantuan padaku, tetapi mengetahui hasilnya, aku tidak tahu. Yang jelas, setelahnya
Baca selengkapnya

Bab 28 Keinginan

Segala penyesalan karena rasa bersalahnya, telah meluluhlantakkan segala kebanggan yang ada pada diri Golda.Sepanjang perjalanan menuju Jakarta kembali, Golda jadi mengingat ketika dia diam-diam ingin memergoki Amberly dalam keadaan sendirian.Flashback OnMata bulat itu terbelalak dengan sempurna, begitu sore harinya dalam hari yang sama, Golda memergoki Amberly sedang menyiram tanaman di depan rumah. "Amberly …. Namamu Amberly, bukan?" tatap Golda. Anehnya, mata Amberly langsung dilarikan ke arah lain. Tidak mau menatap balik padanya.Tangannya gemetar hingga alat siram tanaman, terlepas jatuh menimpa kakinya. Amberly terkesiap merasakan sakit, tetapi yang paling utama dipikirkan, adalah bersiap mengambil langkah seribu. Dengan cepat Golda menarik pergelangan tangannya. "Aku adiknya bang Ethan, mengapa kamu harus merasa takut padaku? Apakah karena aku hampir menabrakmu tadi?"Amberly sekuat tenaga menarik sebelah tangannya, tanpa mengeluarkan suara, masih dengan ekspresi ketakutan
Baca selengkapnya

Bab 29 Menemui Bapak

Mengabaikan rasa lelahnya, Golda menemui Sherra yang menyetujui untuk bertemu disuatu tempat terbuka.Dengan luwesnya wanita yang dikabarkan sudah menikah ini, tersenyum padanya. Sherra terlihat lebih cantik dengan muka glowingnya."Apa kabarmu, Golda?" sapanya sambil duduk. "Aku baik. Terima kasih sudah mau datang." kata Golda formal."Aku sudah menikah, jadi aku memintamu ketemuan di tempat terbuka seperti ini." Sharra melihat sekelilingnya. "Aku pun tidak ingin mengganggu rumah tanggamu." timpal Golda, cepat."Apa yang membuatmu minta untuk bertemu.""Aku hanya ingin menanyakan sesuatu yang sangat penting. Jawablah dengan jujur.""Apa itu?""Minuman apa yang kamu berikan padaku waktu sebelum aku ditendang keluar dari mobil, dulu." Golda mengajukan pertanyaan.Terlihat Sherra tertegun. Ia sendiri hampir melupakannya. Tetapi masih mengingat niatnya. Tidak harus ditutupi lagi.Sherra menyentuh tangan Golda. "Saat itu aku memang berniat tidak baik padamu. Aku mencampurkan obat afrodis
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status