Home / CEO / Pernikahan Wasiat Sang CEO Arogan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Pernikahan Wasiat Sang CEO Arogan: Chapter 11 - Chapter 20

42 Chapters

Bab 10 Menemui Angel

"Om Odaa … !" lengking suara Angel begitu nyaring saat melihat Golda berdiri di depan pintu. Sementara Amberly yang membukakan pintunya, jadi melebarkan mata.Tubuh mungil Angel langsung diangkat oleh Golda, kemudian menciuminya penuh dengan kerinduan. "Ange kangen Om, gak?" tanyanya. Membuat jarak, agar dia bisa melihat wajah Angel."Napa Om lama sekali, ndak ketemu Anye?"Amberly menarik nafas , semoga Golda tidak menjawab yang menyudutkan dirinya."Om sibuk bekerja dan baru bisa datang sekarang." Kembali Golda mencium pipi gembilnya Angel."Om, ajak Anye ke taman.""Mengapa Ange mau ke taman, hum?"Anye pengen ketemu Papa." Untuk sejenak Golda tertegun. Taman yang dimaksud Angel adalah rumahnya dulu."Boleh, tapi nanti kalau Om tidak begitu sibuk bekerja." jawab Golda sedikit terharu. Angel mengingat Ethan, papanya.Angel terlonjak gembira. "Asik! Anye juga pengen liat bunga, di sini ndak ada." Golda mengeratkan pelukannya. Mulai melangkah ke dalam rumah. Mengikuti Amberly yang ter
Read more

Bab 11 Rasa Trauma

Sudah saatnya Amberly mendampingi Golda, untuk mengadakan peninjauan ke lokasi proyek. Amberly sengaja mengajak Gathan dan Lilian, yang jelas ia tidak mau sendirian. Entahlah, merasa enggan saja untuk bersama sendirian dengan Golda. Ada rasa takut yang ia sendiri tidak bisa jelaskan. Ternyata Golda tidak protes lagi, mengajak mereka untuk pergi bersama dalam satu mobil SUV miliknya.Ketika tiba di lokasi pembangunan perkantoran kecamatan yang dipindahkan ke lokasi yang lebih luas, masih terlihat dalam tahap pembenahan. Supaya tanah yang tidak rata, pakai alat berat jadi rata.Golda hanya lebih menyelidik melalui pandangannya pada pribadi Gathan, karena Amberly lebih tampak akrab dengannya.Sementara Lilian lebih inten memberi penjelasan secara detail sambil memegang beberapa denah perkantoran yang akan di bangun di beberapa titik.Tanah itu tidak rata, dan mereka ada di tepi tebing yang tidak begitu curam. Namun, bagi Amberly yang pernah punya trauma dengan kondisi tebing, membuat ia
Read more

Bab 12 Kasih Sayang Golda Pada Angel

Setengah jam sebelum kepulangannya, Amberly sudah ke luar gedung kantornya. Ceklek! Ia membuka pintu mobilnya. Begitu sudah masuk, terdengar teguran dari seseorang. "Mau kabur, sebelum jam kerja berakhir? Aku sudah mengantisipasinya." Dilihat, Golda sedang berdiri di samping mobilnya."Kenapa harus memaksa?" "Harus! Kalau tidak dipaksa kamu akan selalu menentangku. Mau diperlakukan seperti karung beras, seperti tadi?" ancam Golda.Tentu saja ia tidak mau diperlakukan begitu lagi oleh Golda.Dengan terpaksa Amberly keluar dari mobilnya. Golda tersenyum penuh kemenangan, ingin saja ia memeluk tubuh ramping itu dan menghujaninya dengan ciuman. Namun, itu hanya angannya, tidak mungkin dia lakukan, kalau tidak ingin mendapat tamparan dari Amberly.Golda membimbing Amberly untuk masuk ke dalam mobilnya. Lalu, dia duduk di belakang kemudi. "Nanti pun kita akan jadi suami-istri, dan aku ingin Ange, memanggilku Ayah." "Kamu bukan ayahnya." "Kalau sudah jadi suamimu, aku otomatis jadi ayahny
Read more

bab 13 Peristiwa Rudapaksa

Seharian ini, Golda bersama Angel. Anak kecil itu, tampak seolah melupakan rasa sakitnya. Keberadaan Golda cukup menghiburnya, ia selalu tertawa, karena ternyata sikap Golda mampu berinteraksi dengan anak kecil sebegitu baiknya."Aku tetap akan memeriksakan Angel pada dokter." ungkap Amberly. Ikut duduk di kursi tamu, saat Golda sedang memangku Angel. Memperhatikan kalau Golda masih mengenakan baju kemarin yang dia pakai."Aku akan antar, supaya tahu Ange sakit apa." Golda menanggapi."Aku punya kemeja Ethan, yang sengaja aku simpan." kata Amberly, lebih memperhatikan. Mungkin Golda perlu mengganti pakaiannya.Akan tetapi, Golda malah tertawa. "Tubuh bang Ethan itu kurus, mana muat di badanku."Amberly berpikir, sambil menilik tubuh Golda yang kekar dan berisi. "Ya, memang ukurannya kecil.""Untuk apa kamu menyimpan baju abangku?" tanya Golda."Sebagai kenang-kenangan, itu merupakan baju kesayangannya." "Kamu benar-benar sangat mencintainya?" Amberly membuang muka. Kenapa Golda masi
Read more

Bab 14 Flashback

Ethan merasa kaget saat mendengar jeritan bi Lasih, di pagi hari. Dia bermaksud mendekati pengasuhnya.Namun, kemudian, wanita tua itu melarangnya untuk mendekat. Segera ia menutup pintu."Aden jangan ke sini. Diam di dalam saja." larang bi Lasih."Ada apa, Bi?""Ada seseorang di depan pintu, penuh dengan luka-luka. Aden jangan lihat!" Bi Lasih lebih memikirkan mengenai kondisi jantung Ethan."Bibi akan menangani wanita malang ini. Perlu dibersihkan dulu. Mungkin kita perlu seorang dokter?""Apakah dia masih masih hidup?""Masih bernapas, Den. Tapi penuh dengan luka dan pakainnya tidak semestinya Aden lihat. Jadi Aden jangan ke sini." Bi Lasih tetap melarangnya untuk ikut melihat kondisi wanita yang tiba-tiba ada di depan pintu rumah Ethan."Apakah kita perlu lapor polisi?" Tanya bi Lasih, merasa gamang."Ambil gambarnya saja, Bi. Kita tolong dulu kondisi dia. Aku malas berurusan dengan polisi." ucap Ethan."Duh, semoga gadis ini tidak parah dan masih bisa diselamatkan hidupnya. Bibi
Read more

Bab 15 Tentang Pernikahan

Ingatan tentang dirinya, membuat Amberly merasa nelangsa. Menatap wajah Angel, yang terlelap. Siapakah bapaknya? Apakah ia harus menceritakan hal ini, biar Golda mengerti? Dan melepaskan hidupnya sendiri? Namun, sangat berat untuk Amberly lakukan, karena yang mengetahui kejadian itu, hanya Ethan, bi Lasih, dan beberapa dokter kepercayaan.Sore harinya, Golda mengantar Amberly untuk memeriksakan Angel ke dokter. Bersyukur dokter menyatakan kalau Angel tidak apa-apa.Ada radang di tenggorokannya, tetapi sudah sembuh.Golda merasa gembira, keponakan cantiknya ini, sakitnya tidak berlanjut."Kalau tidak sakit, aku ingin kembali mengajaknya bermain ke mall." ucap Golda. Mereka sudah dalam perjalanan menuju kembali ke rumah.Amberly meliriknya yang sedang memegang kemudi. "Tidak, aku tidak ingin membuat Angel sakit lagi." Pandangannya dialihkan kepada Angel yang sedang tertidur di pangkuannya.'Lebih mirip siapakah Angel?' Kalau lebih diteliti, sepertinya Angel lebih menyerupai garis mukan
Read more

Bab 16 Kebersamaan Keluarga

Kembali ke hari kerja, kesibukan tidak bisa dihindari. Amberly baru bisa makan, itu juga diseret oleh Gathan."Kerja sih kerja, tapi perut juga perlu di isi." canda Gathan."Aku diseret Lilian, hingga sibuk hari ini.""Kalau soal kerja, ternyata kalian klop, ya?""Terus terang, soal manajemen kak Lilian sangat rapi, Kak. Aku salut padanya." ujar Amberly, Mereka sedang berada di restoran, untuk makan siang. Sedang menunggu makanan dihidangkan."Bagaimana hubunganmu dengan Golda?" selidik Gathan."Biasa saja." jawab Amberly."Sepertinya kamu kurang menyukainya? Apakah demi proyek ini, kamu harus berbaik-baik dengannya?" Amberly terdiam untuk sejenak. "Sebenernya ini urusan pribadi, tapi aku harus melakukannya. Aku harus menikah dengan Golda, sesuai wasiat dari Ethan."Membuat Gathan terkejut. "Mengapa begitu?""Entahlah! Sementara aku tidak ingin menikah dengan siapapun." jawab Amberly."Kamu masih muda, cantik, dan punya jabatan. Tentu itu suatu hal yang tidak mudah." ucap Gathan.Am
Read more

Bab 17 Terulang

Golda membuka pintu kamar, niatnya ingin menengok Angel yang tertidur. Dalam keremangan cahaya, dia tidak mendapati Amberly ada di atas tempat tidur.Saat menoleh ke sudut kamar, Golda merasa tersentak kaget, melihat Amberly sedang memeluk lutut dengan gemetar, seperti sedang ketakutan. 'Apa yang terjadi?' pikirnya.Golda tertarik untuk mendekatinya. "Jangan mendekat." Suara penuh getaran itu, menghentikan langkahnya. "Ada apa denganmu?" tanyanya.."Jangan mendekat, jangan …." Nadanya memohon.Golda terdiam, sambil menatap terus pada Amberly yang tetap memeluk lututnya tanpa mengangkat wajahnya."Pergilah! Angel sudah tidur. Dia baik-baik saja." Amberly kembali mengusirnya secara halus."Kamu, kenapa?" Golda semakin penasaran dengan keanehan sikap calon istrinya itu."Aku tidak apa-apa." Amberly mengangkat mukanya, tapi tidak berusaha melihat pada Golda."Kamu menangis di sudut kamar begitu. Masa tidak apa-apa. Dari dulu kamu selalu ketakutan, pasti ada penyebabnya." Golda menyampa
Read more

Bab 18 Mengalihkan

Esok harinya, Amberly sudah bisa mengatasi perasaannya sendiri. Mengakhiri kebersamaannya dengan keluarga mertua dengan manis. Sepanjang perjalanan pulang, mereka banyak diamnya. Hanya sesekali saja Golda mengajaknya bicara. "Lupakan!" Amberly meresponnya, dengan sebuah lirikan, tanpa ucap. Kemudian, "Jangan lakukan lagi. Kamu benar, lupakan saja.""Hubungan kita tetap baik. Jangan lupakan itu." Golda memperingatinya."Akan aku usahakan." Amberly mengiyakan disertai anggukan. Angel tertidur di pangkuannya. Keadaan menjadi hening kembali."Setelah ini kamu mau ke mana?"tanya Golda."Tidak ada. Aku akan diam terus di rumah." jawab Amberly."Sebaiknya begitu." kata Golda kaku. Suasana yang sedikit canggung itu, tidak ada yang dapat memecahkannya. Sampai ke rumah ibunya dan Golda pun, langsung pamit.Amberly sudah tidak peduli lagi. Berharap lelaki itu mundur, membebaskan dirinya dari wasiat itu.Hari sudah menjelang siang, Amberly minta ijin dari Almira, sekalian menitip angel. Ia berg
Read more

Bab 19 Tambah Masalah

Kali ini, Golda datang langsung ke kantornya. Menghadapi tiga orang sekaligus. "Sedang ada rapat istimewa?" tanyanya. Menatap ke semua."Tidak. Kita sedang bersiap untuk pulang." jawab Amberly, sambil mengambil tote bag-nya."Lilian, ikut bersamaku. Ada yang harus dibicarakan sambil jalan." Golda menarik tangan Lilian.Lilian yang merasa kaget, spontan menatapnya heran."Mengenai proyek itu, apakah kamu lupa?" Golda memperingatinya dengan tatapan kurang senang."Itu bisa kamu lakukan di hari kerja." Lilian balik mengingatkan Golda."Aku tidak mau menunggu." Golda terus menarik tangan Lilian. "Kalian bisa duduk di belakang." liriknya pada Amberly dan Gathan."Kalau begitu, kamu bersama Lilian saja. Aku bersama Amberly." tentang Gathan."Mengapa kita harus berbeda kendaraan? Kita searah. Mengantar kalian dulu, baru terakhir Amberly. Bukankah aku sangat berbaik hati?" Golda tampak agak kesal."Kamu tidak berpikir, kalau aku dan Amberly punya kepentingan juga?" Gathan tidak takut melakuk
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status