"Ada apa, Nana? Kenapa kamu kelihatan cemas? Katakan pada Ayah," kata Ayah ketika aku tak kunjung mengutarakan niatku berkunjung ke rumahnya."Zaki, ada apa ini? Kalian tak sedang ada masalah, kan?" sambungnya dengan melirik ke arah Zaki. Secepat kilat aku lantas menggelengkan kepala, dan menggenggam tangan Zaki. Aku tak ingin orangtuaku salah faham dengan kedatangan kami."Tidak, bukan kami yang bermasalah, Ayah. Ada hal lain yang ingin kukatakan." Zaki mengangguk, dia juga terlihat cemas sepertiku.Raut wajah Pakde Irwan masih terngiang jelas di kepalaku. Dia terlihat bingung, pucat dan seperti kurang tidur. Apalagi dia mendorong Huda sendirian, sungguh aku sangat miris padanya."Lalu, apa yang membuatmu seperti ini?" tanyanya lagi dengan memandang kami secara bergantian."Em, tadi kami ke rumah sakit untuk mengambil hasil tes lab ibu mertuaku. Lalu, kami bertemu dengan Pakde Irwan, Yah." Dengan hati-hati kusampaikan apa yang menjadi permintaan Pakde Irwan di rumah sakit tadi. Mesk
Read more