Home / Pernikahan / Seragam Bekas Milik Keluargaku / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Seragam Bekas Milik Keluargaku : Chapter 31 - Chapter 40

65 Chapters

Bab 31

Tak kusangka, perkataanku membuat Tante Gina dan Om Burhan gelagapan. Terlebih setelah aku mematikan video dalam ponselku. Saat mereka berdebat dengan Ayah, aku sengaja merekam mereka secara sembunyi-sembunyi. Bukankah ini ide yang sangat cemerlang? Dengan begini mereka akan dengan mudah mengaku."Bagaimana, Tante, Om? Ingin kejadian ini kuviralkan, atau kalian mengaku dan membayarkan uanh yang telah Tante Gina pinjam atas nama ayahku itu?" Lagi, aku berkata demikian ketika saudara Ayah beserta suaminya itu terdiam dengan raut wajah terkejut.Zaki juga menatapku dalam. Sepertinya dia sangat tak menduga ide yang keluar dari otak istrinya ini. Mereka boleh saja merendahkan dan meremehkanku, tapi mereka harus tahu jika aku tak sebodoh itu. "Lancang kamu Nana! Hapus atau ....""Atau apa, Om? Anda pikir saya takut? Sekarang saya sudah memiliki suami yang siap membelaku, mana mungkin aku takut. Silahkan tampar, Om. Atau perlu pukul sekalian, biar jadi bukti pada orang-orang jika perkataank
Read more

Bab 32

Apapun yang terjadi, aku selalu menanamkan dalam hati bahwa perbuatan jahat sekecil apapun pasti akan mendapatkan balasan dari Allah. Sedari dulu aku selalu memiliki prinsip, bahwa tak akan menyakiti orang lain jika orang itu tak membuat masalah terlebih dulu kepadaku.Jujur, aku pun sebenarnya enggan mencari masalah dengan saudara-saudara Ayah. Ketika kemarin Ayah telah memutuskan untuk tidak ingin lagi ikut campur mengenai mereka, aku pikir masalah akan selesai dan kehidupan kami akan jauh lebih baik lagi. Namun apa nyatanya? Mereka tetap saja mengganggu kami, bahkan ternyata mereka juga memiliki masalah lain sebelum ini.Sepertinya mereka sangat tidak ridho jika kami sekeluarga bahagia dan terbebas dari segala derita. Selalu saja ada masalah baru yang mereka timbulkan, atau bahkan mereka tetap menghujat karena kemiskinan yang pernah menimpa kami.Tak hanya Budhe Risma, ternyata Tante Gina jauh lebih parah dari apa yang kupikirkan. Dia dan suaminya memiliki sifat yang sangat buruk,
Read more

Bab 33

Selama pesta aku merasa sangat tidak tenang setelah Arum memperlihatkan unggahan Laras. Apa yang dia maksud? Seingin itu kah mereka untuk menjatuhkan kebahagiaanku? Padahal aku ingin sekali menjalani hidup yang normal tanpa gangguan dari mereka.Sebenarnya apa yang mereka inginkan dariku ataupun keluargaku? Seandainya kami merugikan mereka, apa yang kami rugikan? Bahkan status saja lebih tinggi mereka."A, aku gugup. Semoga saja keluargaku tidak menghancurkan pesta ini," ucapku pelan pada Zaki ketika kami baru saja menyalami beberapa tamu undangan.Zaki melirikku, lalu tersenyum. "Kamu tenang saja, Sayang. Aku sudah mengaturnya," ujarnya dengan percaya diri, tapi aku sama sekali tidak bisa tenang hanya dengan perkataan Zaki itu.Yang kutahu, keluarga ayahku tidak akan main-main jika sudah membenci seseorang. Dan itu sudah pernah terjadi.Dulu, ada seorang perempuan setengah baya yang menjadi tetangga Tante Gina. Menurutku tetangga itu tak pernah membuat masalah dengan keluarga Tante G
Read more

Bab 34

"Aku tak tahu, yang terpenting adalah mereka tidak menggangu dan merusak pesta kita, kan?" ucap Zaki dengan mengerlingkan sebelah matanya.Aku hanya membalasnya dengan senyuman, lalu berdiri dari tempatku duduk. "Bagaimana kalau kita cepat kembali ke rumah? Aku sudah penat sekali, A," kataku setengah merengek.Memang benar, pesta ini membuatku benar-benar lelah. Menjadi pengantin orang kaya itu ternyata sangat menguras energi, dan sekarang aku harus lebih terbiasa akan hal itu."Baik, ayo kita pulang pengantinku. Mari siap-siap untuk honeymoon."Astaga, bahkan aku melupakan hal itu. Seketika dadaku berdegup kencang saat Zaki mengatakan mengenai honeymoon. Bukan aku tak siap, hanya saja aku masih sedikit gugup untuk bersamanya. Seperti janjiku pada diriku sendiri, bahwa aku ingin belajar menerima dan membuka hati untuk Zaki ketika kami honeymoon. Bagaimanapun juga kami ini sudah menjadi sepasang suami istri, dan itu artinya aku harus memberikan haknya."Eh, kenapa malah diam? Ayo?" tu
Read more

Bab 35

Pov ZakiAku sangat bersyukur kepada Allah karena pesta resepsi pernikahanku dengan Nana berjalan dengan lancar. Meskipun ada sedikit halangan karena saudara mertuaku ingin merusak pesta kami, tapi hal itu bukan suatu masalah yang besar. Dengan mudah aku bisa menggagalkan rencana mereka yang akan merusak pestaku.Sampai detik ini aku pun masih tak mengerti dengan sikap saudara-saudara Nana itu. Apa yang mereka inginkan dan apa yang membuatnya sangat benci kepada keluarga mertuaku. Bahkan aku sampai harus turun tangan ketika satu persatu dari mereka mencari masalah dengan kami.Ya, bagiku Nana dan kedua orang tuanya juga sudah menjadi bagian dari hidupku. Mereka harus mendapatkan perlindungan bila ketika sedang kesusahan. Memang dari awal aku menjadikan Nana sebagai istriku aku sudah bertekad untuk membahagiakan kedua orang tuanya juga.Sebenarnya aku sudah tahu dari awal bagaimana tentang kondisi keluarganya. Mengenai keadaan ekonominya, konflik dengan saudara-saudara ayahnya, dan jug
Read more

Bab 36

Pertemuanku dengan teman lama Zaki membuat suasana hatiku sedikit tak karuhan lagi. Bagaimana tidak, dia mengomentariku seakan sedang menyidak seorang tahanan. Apa aku seburuk itu dimatanya? Apa aku sejelek itu?Kupandangi tubuhku berulang kali di depan kaya toilet yang besar. Memang, baju dan riasanku sangat sederhana. Namun apa itu semua adalah jaminan seseorang bisa menilaiku seperti itu? Apa hanya karena penampilan, lantas aku tak pantas bersanding dengan Zaki?Kutarik nafasku dalam, lalu kuhembuskan pelan. Ternyata menikah dengan Zaki tak hanya kebahagiaan yang kudapat. Di sisi lain aku juga harus siap dengan segala konsekwensinya, termasuk seperti ini.Wajar saja, aku bersanding dengan lelaki kaya, tampan dan memiliki segalanya. Bahkan kalau dia mau, dia bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dariku. Namun entah kenapa, dia justru memilihku sebagai istrinya.Berulang kali aku menarik nafasku dalam agar hatiku kembali tenang sebelum kembali ke meja tempat dimana Zaki masih
Read more

Bab 37

Aku masih tertegun beberapa saat ketika Zaki mengutarakan apa yang dia rasakan. Yaitu, dia ingin memiliki anak dariku. Bukan hal yang salah sebenarnya, kami sudah menikah, dan aku memang wajib memberinya keturunan jika Allah berkehendak. Mungkin selama ini aku terlalu egois dengan mementingkan rasaku saja. Aku berdalih ingin menyesuaikan diri dan menumbuhkan rasaku padanya. Padahal nyatanya, sampai saat ini aku sudah jatuh cinta padanya. Rasa aman dan nyaman selalu kurasakan ketika berada di dekatnya. Hanya saja aku belum berani mengutarakan hal itu, terlebih jika ingin memberikan haknya. "Nana ... Kamu tidak suka dengan kata-kataku?" tanya Zaki lagi ketika aku masih terdiam.Aku lantas menatapnya, "tidak, bukan begitu ... Hanya saja aku kira bukan itu yang ingin Aa katakan."Ya, memang demikian. Aku mengira jika Zaki akan mengatakan mengenai Stefi siang tadi. Karena aku merasa jika dia merasa tidak nyaman usai pertemuan kami."Baik, sekarang bicaralah. Apa yang ingin kamu bicarakan
Read more

Bab 38

Taksi online yang kutumpangi berhenti tepat di depan rumah ketika mobil Zaki juga tiba di halaman rumah kami. Dadaku berdegup kencang, karena aku merasa seperti bukan diriku.Dengan sengaja aku menundukkan kepala, lalu mencium punggung tangannya dan segera berlalu hendak ke dalam rumah. Namun cengkeraman tangan Zaki menghentikan langkahku. Dia menarikku hingga membuatku jatuh ke dadanya."Benarkah ini istriku?" ucapnya dengan menatapku lekat.Aku yang mendapat tatapan seperti itu lantas mengalihkan pandangan. Zaki terlihat sangat beringas kali ini."Ish, apaan sih, A. Iya lah, ini aku, Nana. Emangnya siapa?" jawabku dengan berusaha melepaskan pelukannya.Namun, bukannya dilepaskan, Zaki justru mengencangkan pelukannya. Mau tak mau aku menuruti kemauannya saja, masuk ke dalam rumah dengan posisi tubuhku berada di sampingnya dan bahuku di peluk dengan sangat hangat."Kamu cantik sekali, Sayang. Aku bahkan hampir tak mengenalimu," tuturnya sembari berjalan beriringan denganku."Berarti k
Read more

Bab 39

"Ada apa, Nana? Kenapa kamu kelihatan cemas? Katakan pada Ayah," kata Ayah ketika aku tak kunjung mengutarakan niatku berkunjung ke rumahnya."Zaki, ada apa ini? Kalian tak sedang ada masalah, kan?" sambungnya dengan melirik ke arah Zaki. Secepat kilat aku lantas menggelengkan kepala, dan menggenggam tangan Zaki. Aku tak ingin orangtuaku salah faham dengan kedatangan kami."Tidak, bukan kami yang bermasalah, Ayah. Ada hal lain yang ingin kukatakan." Zaki mengangguk, dia juga terlihat cemas sepertiku.Raut wajah Pakde Irwan masih terngiang jelas di kepalaku. Dia terlihat bingung, pucat dan seperti kurang tidur. Apalagi dia mendorong Huda sendirian, sungguh aku sangat miris padanya."Lalu, apa yang membuatmu seperti ini?" tanyanya lagi dengan memandang kami secara bergantian."Em, tadi kami ke rumah sakit untuk mengambil hasil tes lab ibu mertuaku. Lalu, kami bertemu dengan Pakde Irwan, Yah." Dengan hati-hati kusampaikan apa yang menjadi permintaan Pakde Irwan di rumah sakit tadi. Mesk
Read more

Bab 40

Malam ini Zaki mengajakku untuk makan malam disebuah restoran di dekat pantai, rupanya dia telah menyiapkan semuanya tanpa sepengetahuanku. Dia memilih tempat yang memang sangat dekat dengan pantai hingga deburan ombak terdengar dengan jelas. Angin sepoy juga terasa sangat menyenangkan, apalagi di tambah alunan musik klasik dan cahaya remang-remang lilin di sekitar kami.Sungguh, aku sangat takjub dengan semua yang Zaki siapkan untukku. Selain itu, ini memang kali pertama aku mendapat perlakuan khusus dari seorang lelaki. Mereka yang dulu pernah mendekatiku hanya sekedar menggodaku saja dan tak pernah bersungguh-sungguh kepadaku.Kali ini aku seperti menemukan seorang ayah kedua bagiku. Zaki sangat menyayangiku, melindungiku dan memberikan semua yang bisa membuatku bahagia. Sedikitpun aku tak menyangka jika nasibku akan berubah sedrastis ini."Kamu suka, Sayang?" tanya Zaki ketika aku masih mengagumi suasana yang baru kudapati kali ini."Ya, aku suka, A. Terimakasih, ya," jawabku deng
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status