Aku melihat Alika yang menyenggol lengan Erina, sepertinya ia menyuruh sahabatnya itu untuk diam. Benar saja, memang seharusnya Erina diam. Tidak mengatakan hal seperti itu, karena menurutku tidak sopan jika dikatakan pada lelaki yang sudah beristri."Em, ya memang begitu, kan? Kita berjodoh bisa bertemu dengan Zaki dan istrinya lagi," sambung Erina yang terlihat memperbaiki perkataannya.Zaki hanya terdiam dan menundukkan kepalanya seperti biasanya. Dia memang baik, selalu menjaga pandangannya dari wanita lain, terlebih yang berpakaian terbuka seperti Erina ini.Aku hanya tersenyum tipis ke arah mereka tanpa berniat menimpali perkataannya. Lagipula aku bingung harus berkomentar apa, karena bahasan mereka saja sudah membuatku tidak nyaman."Zaki, sekarang kamu pendiam, ya? Tidak seperti dulu, padahal dulu kita sangat dekat, bahkan ....""Em ... Maaf, sepertinya kita harus jalan duluan. Permisi," ucap Zaki memotong pembicaraan Erina dan lantas menggandeng tanganku.Sedikit banyaknya ak
Read more