All Chapters of Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku : Chapter 21 - Chapter 30

260 Chapters

Menagih hutang

“Apa sebenarnya maksud Anda? Jika memang tidak mau membantu putra saya, tidak perlu Anda memesan makanan sebanyak itu, kemudian menjebak saya. Apa yang Anda harapkan? Saya ini hanya orang miskin.”Rihana menatap tajam Melvin, sungguh sikap dan perilaku pria itu membuat Rihana begitu kesal. Kenapa dia harus terjebak di sini, bersama pria yang baru temuinya, hanya gara-gara sebutan ‘papa’.Bukannya menanggapi protes Rihana, Melvin malah terlihat menyesap kopi dengan santai, sedangkan tatapan terus tertuju ke Rihana.Rihana terlihat salah tingkah, melihat tatapan Melvin membuatnya sampai menghindari pandangan mata pria itu.“Sebenarnya, bukan hanya masalah itu saja,” ucap Melvin akhirnya angkat bicara. “Kamu memiliki hutang kepadaku, sehingga aku berpikir untuk menagihnya hari ini.”Rihana langsung melebarkan bola mata mendengar ucapan Melvin, apa maksudnya dia memiliki hutang.“Hutang?” Rihana mengangkat satu alisnya karena keheranan, sedetik kemudian tertawa begitu keras karena merasa
last updateLast Updated : 2023-04-18
Read more

Meminta bertanggung jawab

Rihana bergeming, kedua bola mata indahnya terus tertuju ke rentetan tulisan yang pernah diukirnya di atas kertas polos itu. Tiba-tiba saja jantungnya berpacu dengan cepat, ingatan akan pagi di mana dia terbangun tanpa busana bersama seorang pria kembali berputar di kepala. Rihana mengangkat wajah, hingga kini tatapannya bertemu dengan Melvin.Pria itu menatap Rihana intens, membuat wanita anak satu itu menelan ludahnya susah payah.“Sudah ingat? Ingat kalau kamu mencampakanku hari itu? Kamu pikir aku akan diam saja diperlakukan seperti itu?” Melvin bicara dengan nada mengintimidasi, hanya berpikir agar Rihana tidak bisa mengelak dan tidak lagi kabur seperti lima tahun lalu.Rihana mengulum bibir, tangannya sedikit gemetar, tapi Rihana mencoba bersikap tenang.“Untuk apa mengingat, bukankah di sini tertulis untuk melupakannya.” Rihana bicara dengan ekspresi wajah datar, meski jantungnya tengah berpacu seolah sedang berlomba, hingga napasnya saja terasa sesak.“Melupakan? Kamu pikir ak
last updateLast Updated : 2023-04-19
Read more

Merebut Hak Asuh

“Apa yang mau kamu lakukan? Kenapa membawaku ke sini?” Rihana panik, wajahnya sudah panas dingin membayangkan apa yang akan dilakukan Melvin.Siapa yang tidak akan panik, jika Rihana kini dibawa ke kamar, belum lagi Melvin mengunci kamar itu.“Meluruskan semua, serta membuatmu paham apa yang aku inginkan. Kamu pikir bisa pergi begitu saja, setelah masuk ke dalam hidupku?” Melvin menatap tajam Rihana yang sudah diturunkan.“Tapi tidak begini juga caranya.” Rihana berusaha untuk pergi dan melangkah melewati Melvin.Namun, Melvin dengan cepat menarik lengan Rihana. Bahkan dia mendorong wanita itu hingga kaki Rihana terantuk di pinggiran ranjang, bahkan kini wanita itu terduduk di ranjang.Melvin berdiri menatap Rihana, terdengar suara helaan napas panjang dari hidung mancung pria itu.“Sampai kapan kamu akan menghindar? Katakan kepadaku, apa Bastian anakku?”Pertanyaan itu terlontar dari bibir Melvin, membuat Rihana terdiam sambil memandang pria itu. Suaranya tersekat di tenggorokan, bah
last updateLast Updated : 2023-04-19
Read more

Boleh Panggil Papa

“Mama, apa benar kita akan tinggal di sini?” Bastian begitu senang, ketika mendengar Melvin berkata jika Bastian dan Rihana akan tinggal di rumah itu.Rihana melirik tajam ke Melvin, jika bukan karena ancaman pria itu, dia pun tidak akan mau tinggal di sana. Baginya orang kaya sama saja, hanya memanfaatkan dan bisanya mengancam. Rihana memang pernah hidup bergelimang harta, tapi itu bukan miliknya.“Ya, karena mama ada urusan dengan paman ini.” Rihana memicingkan mata saat menyebut Melvin dengan sebutan paman, padahal jelas-jelas pria itu adalah ayah dari putranya.Melvin sangat terkejut mendengar ucapan Rihana, tapi tidak ingin mengajak berdebat wanita itu di depan Bastian.Bastian terlihat begitu senang mendengar jawaban Rihana, hingga melompat-lompat kegirangan sebab akan tinggal di rumah mewah itu bersama mainan yang begitu banyak.Melvin mendekat ke Rihana, berdiri di belakang wanita itu lantas sedikit membungkukkan badan. Mendekatkan bibir di samping telinga Rihana, lantas berbi
last updateLast Updated : 2023-04-20
Read more

Alasan lain

“Pakaian ganti untukmu. Besok aku akan meminta orang untuk membawakan baju ke sini, atau kamu ingin berbelanja sendiri?”Melvin masuk ke kamar Bastian, menemui Rihana karena ternyata Bastian sudah tidur. Dia membawa satu kantong paper bag berisi pakaian Rihana dan bastian.“Aku membawa pakaian, seharusnya kamu tidak perlu memberiku pakaian.”Meski setuju tinggal di sana, tapi semua itu hanya demi menuruti keinginan Bastian. Dia masih merasa aneh dengan semua yang terjadi, terutama sikap Melvin.“Tidak apa, aku ingin memberinya.” Melvin memberikan paksa paper bag itu ke tangan Rihana.Pria itu pun berjalan ke arah pintu untuk keluar dari kamar Bastian, tapi langkah terhenti saat mendengar ucapan Rihana.“Kenapa? Kenapa kamu peduli dan ingin kami tinggal, padahal aku sudah melepasmu untuk tidak bertanggung jawab?” Rihana melirik ke Melvin yang berhenti melangkah karena ucapannya.Melvin tersenyum tipis mendengar ucapan Rihana, lantas memutar tumit dan kini berbalik menghadap ke wanita i
last updateLast Updated : 2023-04-25
Read more

Cibiran

“Lihat, siapa ini?” Salsa tersenyum miring melihat wanita yang kini berdiri di hadapannya.Rihana langsung memutar bola mata malas bertemu dengan Salsa. Kenapa harus teman laknatnya itu yang dilihatnya, saat berada di kota itu. Namun, bukankah ini bagus, dengan begini Rihana bisa tahu bagaimana kehidupan Salsa bersama Adam.“Sepertinya kekayaan membuatmu amnesia,” sindir Rihana karena Salsa pura-pura bertanya.Salsa geram mendengar sindiran Rihana, hingga kemudian balik menghina.“Kamu ini sudah diusir dan tidak dianggap di keluarga Hardiwinata, tapi masih bisa bersikap begitu sombong! Kamu pikir kamu ini siapa? Kamu tidak lebih dari gelandangan yang sedang mencari keberuntungan di tempat seperti ini! Katakan, setelah lima tahun menghilang, apa sekarang kamu berniat mencari dan merayu pria kaya di toko bermerk ini,” cibir Salsa menjad-jadi.Rihana geram mendengar cibiran Salsa, tapi dia tetap harus bersikap santai menghadapi manusia seperti mantan temannya itu. Manusia yang serakah da
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more

Meminta alasan

“Siapa wanita itu?” tanya Melvin ketika sampai di rumah.Rihana merasa moodnya tidak baik-baik saja, membuatnya memilih pulang daripada lama-lama berada di mall.“Untuk apa kamu tahu.” Rihana bicara ketus karena sedang kesal. Dari ribuan orang yang ada di kota itu, kenapa harus Salsa yang dilihatnya.“Apa aku tidak berhak tahu tentang orang-orang yang tidak kamu sukai,” ujar Melvin sambil menatap Rihana.“Manfaat untukmu juga apa? Meski aku jelaskan kamu tidak akan paham.” Rihana kembali bicara ketus karena sedang malas membahas Salsa.“Kalau kamu tidak menjelaskan, bagaimana bisa aku paham? Memang tidak ada manfaatnya untukku, tapi setidaknya aku tahu siapa saja yang tidak kamu sukai dan sudah melukaimu!” Melvin bicara dengan nada keras karena Rihana yang bicara ketus dan mengabaikan dirinya.Bastian menatap dua orang dewasa yang kini sedang bertengkar, tidak mengerti kenapa orang dewasa yang dipanggilnya mama dan papa itu harus berdebat.Rihana berkacak pinggang dengan satu tangan,
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more

Menepati Janji

Melvin terlihat tidak senang mendengar ucapan Rihana yang menuduhnya menjadi penyebab semua masalah dalam hidup wanita itu. Dia secara impulsif mencengkram kedua lengan Rihana, sebelum kemudian menarik tubuh wanita itu merapat kepadanya.Rihana cukup terkejut dengan yang dilakukan Melvin, ditatapnya pria yang kini berada di jarak begitu dekat dengannya.“Andai, andai kamu tidak pergi pagi itu, aku pasti akan bertanggung jawab sepenuhnya kepadamu. Andai malam itu bukan aku yang bersamamu, hidupmu mungkin akan lebih buruk lagi. Aku di sini karena ingin memperbaiki semua yang terjadi, apa kamu tidak paham dengan hal itu, hah?” Melvin kehilangan kesabaran karena Rihana tidak peka dengan hal yang sedang dilakukan Melvin saat ini.Rihana tertegun mendengar ucapan Melvin, memang benar jika dirinyalah yang salah sebab pergi malam itu, kemudian kini malah menyalahkan Melvin.“Jika kamu berniat memperbaiki semua, kenapa tidak sejak lima tahun lalu mencariku?” Rihana memicingkan mata saat bicara
last updateLast Updated : 2023-04-27
Read more

Masa lalu

Dua puluh tahun yang lalu.Langit terlihat begitu gelap. Awan hitam tampak berkumpul dan siap menumpahkan semua air yang ditampungnya. Saat itu seorang remaja berumur tiga belas tahun tampak berjalan di sebuah pemakaman umum. Tatapan remaja itu begitu sendu, remaja itu masih memakai seragam dan ada tas ransel yang bertengger di punggung. Hingga langkah remaja itu terhenti saat melihat seorang anak kecil berjongkok sendirian sambil menyembunyikan wajah di depan sebuah makam yang tanahnya masih basah dan di atasnya terdapat bunga segar.Remaja itu terus memperhatikan. Dia memandang gadis kecil dengan kedua pundak yang tampak bergetar. Dia mengedarkan pandangan di sekitar pemakaman, tapi tidak melihat orang dewasa di sana yang menemani gadis kecil itu.Cukup lama remaja itu memperhatikan, hingga memutuskan untuk mendekat karena gadis kecil menggunakan gaun berwarna merah muda dan rambut yang diikat menggunakan pita berwarna biru itu tidak bergerak sama sekali dari tempatnya.“Kenapa kamu
last updateLast Updated : 2023-04-27
Read more

Tidak ingat masa lalu

“Apa kamu sekarang ingat?” tanya Melvin setelah selesai bercerita. Rihana mengedip-ngedipkan kelopak mata mendengar pertanyaan Melvin. Sungguh dia tidak ingat apa pun dengan yang diceritakan pria itu. “Apa kamu mengarangnya hanya untuk membuatku senang?” tanya Rihana penuh curiga. Melvin melotot mendengar pertanyaan balik dari Rihana, bahkan sampai menjitak kepala wanita itu. “Aw! Kenapa kamu menjitakku, kamu pikir aku anak kecil! Umurku sudah tiga puluh tahun!” teriak Rihana yang kesal. “Bagaimana bisa kamu lupa?” Melvin tiba-tiba gemas dengan Rihana. “Jangan-jangan kamu salah orang, lalu kebetulan saja bertemu denganku yang kamu anggap sama,” cerocos Rihana sambil mengusap kening yang terasa sakit akibat disentil Melvin. Melvin mendengkus kasar, menatap Rihana dengan rasa kesal. “Aku dulu hanya tahu namamu Rihana. Ibumu meninggal karena jatuh. Kita dulu sering bertemu hingga kamu SMP, tapi setelah itu ….” Melvin menjeda ucapannya ketika mengingat kebersamaan mereka, meski han
last updateLast Updated : 2023-04-28
Read more
PREV
123456
...
26
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status