Share

Meminta bertanggung jawab

last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-19 06:31:39

Rihana bergeming, kedua bola mata indahnya terus tertuju ke rentetan tulisan yang pernah diukirnya di atas kertas polos itu. Tiba-tiba saja jantungnya berpacu dengan cepat, ingatan akan pagi di mana dia terbangun tanpa busana bersama seorang pria kembali berputar di kepala. Rihana mengangkat wajah, hingga kini tatapannya bertemu dengan Melvin.

Pria itu menatap Rihana intens, membuat wanita anak satu itu menelan ludahnya susah payah.

“Sudah ingat? Ingat kalau kamu mencampakanku hari itu? Kamu pikir aku akan diam saja diperlakukan seperti itu?” Melvin bicara dengan nada mengintimidasi, hanya berpikir agar Rihana tidak bisa mengelak dan tidak lagi kabur seperti lima tahun lalu.

Rihana mengulum bibir, tangannya sedikit gemetar, tapi Rihana mencoba bersikap tenang.

“Untuk apa mengingat, bukankah di sini tertulis untuk melupakannya.” Rihana bicara dengan ekspresi wajah datar, meski jantungnya tengah berpacu seolah sedang berlomba, hingga napasnya saja terasa sesak.

“Melupakan? Kamu pikir ak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
Malvin kmu bilang k Rihana bhw kmu yg bertanggung jwb atas Bastian dn kmu ingin menikahinya .bukan d balik Rihana yg hrs bertanggung jwb karena kmu ke sem sem Rihana terus sampe g kawin2
goodnovel comment avatar
Subaedah Sambara
koq terbalik thor, laki2 yg minta pertanggunjawaban,bukanx si perempuan ...
goodnovel comment avatar
Cyya Yaya
lah aneh kamu Melvin di mana-mana perempuan yang minta tanggung jawab lah ini kamu laki-laki yang minta pertanggungjawaban
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Merebut Hak Asuh

    “Apa yang mau kamu lakukan? Kenapa membawaku ke sini?” Rihana panik, wajahnya sudah panas dingin membayangkan apa yang akan dilakukan Melvin.Siapa yang tidak akan panik, jika Rihana kini dibawa ke kamar, belum lagi Melvin mengunci kamar itu.“Meluruskan semua, serta membuatmu paham apa yang aku inginkan. Kamu pikir bisa pergi begitu saja, setelah masuk ke dalam hidupku?” Melvin menatap tajam Rihana yang sudah diturunkan.“Tapi tidak begini juga caranya.” Rihana berusaha untuk pergi dan melangkah melewati Melvin.Namun, Melvin dengan cepat menarik lengan Rihana. Bahkan dia mendorong wanita itu hingga kaki Rihana terantuk di pinggiran ranjang, bahkan kini wanita itu terduduk di ranjang.Melvin berdiri menatap Rihana, terdengar suara helaan napas panjang dari hidung mancung pria itu.“Sampai kapan kamu akan menghindar? Katakan kepadaku, apa Bastian anakku?”Pertanyaan itu terlontar dari bibir Melvin, membuat Rihana terdiam sambil memandang pria itu. Suaranya tersekat di tenggorokan, bah

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Boleh Panggil Papa

    “Mama, apa benar kita akan tinggal di sini?” Bastian begitu senang, ketika mendengar Melvin berkata jika Bastian dan Rihana akan tinggal di rumah itu.Rihana melirik tajam ke Melvin, jika bukan karena ancaman pria itu, dia pun tidak akan mau tinggal di sana. Baginya orang kaya sama saja, hanya memanfaatkan dan bisanya mengancam. Rihana memang pernah hidup bergelimang harta, tapi itu bukan miliknya.“Ya, karena mama ada urusan dengan paman ini.” Rihana memicingkan mata saat menyebut Melvin dengan sebutan paman, padahal jelas-jelas pria itu adalah ayah dari putranya.Melvin sangat terkejut mendengar ucapan Rihana, tapi tidak ingin mengajak berdebat wanita itu di depan Bastian.Bastian terlihat begitu senang mendengar jawaban Rihana, hingga melompat-lompat kegirangan sebab akan tinggal di rumah mewah itu bersama mainan yang begitu banyak.Melvin mendekat ke Rihana, berdiri di belakang wanita itu lantas sedikit membungkukkan badan. Mendekatkan bibir di samping telinga Rihana, lantas berbi

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-20
  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Alasan lain

    “Pakaian ganti untukmu. Besok aku akan meminta orang untuk membawakan baju ke sini, atau kamu ingin berbelanja sendiri?”Melvin masuk ke kamar Bastian, menemui Rihana karena ternyata Bastian sudah tidur. Dia membawa satu kantong paper bag berisi pakaian Rihana dan bastian.“Aku membawa pakaian, seharusnya kamu tidak perlu memberiku pakaian.”Meski setuju tinggal di sana, tapi semua itu hanya demi menuruti keinginan Bastian. Dia masih merasa aneh dengan semua yang terjadi, terutama sikap Melvin.“Tidak apa, aku ingin memberinya.” Melvin memberikan paksa paper bag itu ke tangan Rihana.Pria itu pun berjalan ke arah pintu untuk keluar dari kamar Bastian, tapi langkah terhenti saat mendengar ucapan Rihana.“Kenapa? Kenapa kamu peduli dan ingin kami tinggal, padahal aku sudah melepasmu untuk tidak bertanggung jawab?” Rihana melirik ke Melvin yang berhenti melangkah karena ucapannya.Melvin tersenyum tipis mendengar ucapan Rihana, lantas memutar tumit dan kini berbalik menghadap ke wanita i

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-25
  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Cibiran

    “Lihat, siapa ini?” Salsa tersenyum miring melihat wanita yang kini berdiri di hadapannya.Rihana langsung memutar bola mata malas bertemu dengan Salsa. Kenapa harus teman laknatnya itu yang dilihatnya, saat berada di kota itu. Namun, bukankah ini bagus, dengan begini Rihana bisa tahu bagaimana kehidupan Salsa bersama Adam.“Sepertinya kekayaan membuatmu amnesia,” sindir Rihana karena Salsa pura-pura bertanya.Salsa geram mendengar sindiran Rihana, hingga kemudian balik menghina.“Kamu ini sudah diusir dan tidak dianggap di keluarga Hardiwinata, tapi masih bisa bersikap begitu sombong! Kamu pikir kamu ini siapa? Kamu tidak lebih dari gelandangan yang sedang mencari keberuntungan di tempat seperti ini! Katakan, setelah lima tahun menghilang, apa sekarang kamu berniat mencari dan merayu pria kaya di toko bermerk ini,” cibir Salsa menjad-jadi.Rihana geram mendengar cibiran Salsa, tapi dia tetap harus bersikap santai menghadapi manusia seperti mantan temannya itu. Manusia yang serakah da

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-26
  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Meminta alasan

    “Siapa wanita itu?” tanya Melvin ketika sampai di rumah.Rihana merasa moodnya tidak baik-baik saja, membuatnya memilih pulang daripada lama-lama berada di mall.“Untuk apa kamu tahu.” Rihana bicara ketus karena sedang kesal. Dari ribuan orang yang ada di kota itu, kenapa harus Salsa yang dilihatnya.“Apa aku tidak berhak tahu tentang orang-orang yang tidak kamu sukai,” ujar Melvin sambil menatap Rihana.“Manfaat untukmu juga apa? Meski aku jelaskan kamu tidak akan paham.” Rihana kembali bicara ketus karena sedang malas membahas Salsa.“Kalau kamu tidak menjelaskan, bagaimana bisa aku paham? Memang tidak ada manfaatnya untukku, tapi setidaknya aku tahu siapa saja yang tidak kamu sukai dan sudah melukaimu!” Melvin bicara dengan nada keras karena Rihana yang bicara ketus dan mengabaikan dirinya.Bastian menatap dua orang dewasa yang kini sedang bertengkar, tidak mengerti kenapa orang dewasa yang dipanggilnya mama dan papa itu harus berdebat.Rihana berkacak pinggang dengan satu tangan,

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-26
  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Menepati Janji

    Melvin terlihat tidak senang mendengar ucapan Rihana yang menuduhnya menjadi penyebab semua masalah dalam hidup wanita itu. Dia secara impulsif mencengkram kedua lengan Rihana, sebelum kemudian menarik tubuh wanita itu merapat kepadanya.Rihana cukup terkejut dengan yang dilakukan Melvin, ditatapnya pria yang kini berada di jarak begitu dekat dengannya.“Andai, andai kamu tidak pergi pagi itu, aku pasti akan bertanggung jawab sepenuhnya kepadamu. Andai malam itu bukan aku yang bersamamu, hidupmu mungkin akan lebih buruk lagi. Aku di sini karena ingin memperbaiki semua yang terjadi, apa kamu tidak paham dengan hal itu, hah?” Melvin kehilangan kesabaran karena Rihana tidak peka dengan hal yang sedang dilakukan Melvin saat ini.Rihana tertegun mendengar ucapan Melvin, memang benar jika dirinyalah yang salah sebab pergi malam itu, kemudian kini malah menyalahkan Melvin.“Jika kamu berniat memperbaiki semua, kenapa tidak sejak lima tahun lalu mencariku?” Rihana memicingkan mata saat bicara

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-27
  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Masa lalu

    Dua puluh tahun yang lalu.Langit terlihat begitu gelap. Awan hitam tampak berkumpul dan siap menumpahkan semua air yang ditampungnya. Saat itu seorang remaja berumur tiga belas tahun tampak berjalan di sebuah pemakaman umum. Tatapan remaja itu begitu sendu, remaja itu masih memakai seragam dan ada tas ransel yang bertengger di punggung. Hingga langkah remaja itu terhenti saat melihat seorang anak kecil berjongkok sendirian sambil menyembunyikan wajah di depan sebuah makam yang tanahnya masih basah dan di atasnya terdapat bunga segar.Remaja itu terus memperhatikan. Dia memandang gadis kecil dengan kedua pundak yang tampak bergetar. Dia mengedarkan pandangan di sekitar pemakaman, tapi tidak melihat orang dewasa di sana yang menemani gadis kecil itu.Cukup lama remaja itu memperhatikan, hingga memutuskan untuk mendekat karena gadis kecil menggunakan gaun berwarna merah muda dan rambut yang diikat menggunakan pita berwarna biru itu tidak bergerak sama sekali dari tempatnya.“Kenapa kamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-27
  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Tidak ingat masa lalu

    “Apa kamu sekarang ingat?” tanya Melvin setelah selesai bercerita. Rihana mengedip-ngedipkan kelopak mata mendengar pertanyaan Melvin. Sungguh dia tidak ingat apa pun dengan yang diceritakan pria itu. “Apa kamu mengarangnya hanya untuk membuatku senang?” tanya Rihana penuh curiga. Melvin melotot mendengar pertanyaan balik dari Rihana, bahkan sampai menjitak kepala wanita itu. “Aw! Kenapa kamu menjitakku, kamu pikir aku anak kecil! Umurku sudah tiga puluh tahun!” teriak Rihana yang kesal. “Bagaimana bisa kamu lupa?” Melvin tiba-tiba gemas dengan Rihana. “Jangan-jangan kamu salah orang, lalu kebetulan saja bertemu denganku yang kamu anggap sama,” cerocos Rihana sambil mengusap kening yang terasa sakit akibat disentil Melvin. Melvin mendengkus kasar, menatap Rihana dengan rasa kesal. “Aku dulu hanya tahu namamu Rihana. Ibumu meninggal karena jatuh. Kita dulu sering bertemu hingga kamu SMP, tapi setelah itu ….” Melvin menjeda ucapannya ketika mengingat kebersamaan mereka, meski han

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-28

Bab terbaru

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Akhir

    Melvin menunggu di depan ruang operasi dengan perasaan yang sangat cemas. Kandungan Rihana sangat baik saat pemeriksaan sebelumnya, hingga membuat Melvin tidak menyangka jika akan ada masalah seperti sekarang. “Dia pasti baik-baik saja. Mungkin Rihana hanya kelelahan sehingga bayinya sungsang dan ada pendarahan,” kata Mario mencoba menenangkan Melvin. Melvin mengusap kasar wajah. Apa pun alasannya, dia tetap saja mencemaskan kondisi Rihana, terlebih sebelumnya Rihana selalu berkata jika perasaannya sangat damai. “Berdoa agar semua berjalan lancar,” ucap Mario kemudian. Mario masih di sana menemani Melvin. Simbok juga masih di sana untuk berjaga-jaga siapa tahu Melvin membutuhkan bantuannya. Setelah menunggu lama, akhirnya seorang perawat keluar dari ruang operasi. Melvin langsung berdiri dan mendekat bersama Mario juga simbok. “Bagaimana operasinya, Sus?” tanya Melvin dengan ekspresi wajah panik. “Operasinya berjalan lancar. Ibu dan bayinya selamat. Mereka akan dipindah ke ruang

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Mau Melahirkan

    “Tolong bawa masuk dan taruh di sini.”Rihana mengintruksi kurir yang mengantar foto keluarga dari studio. Setelah satu minggu menunggu, akhirnya foto mereka datang. Ada beberapa yang dipasang di bingkai, tapi ada pula yang dibuat album.Setelah memastikan jumlah bingakai foto yang dipesan sesuai, Rihana berterima kasih ke kurir. Dia meminta orang di rumah untuk membantu mamasang bingkai foto di kamarnya, anak-anak, juga di ruang keluarga.“Yang tiga itu nanti di kamar anak-anak,” perintah Rihana untuk memasang foto Bas, Nana, dan Nanda di kamar ketiganya.Rihana terlihat senang karena bisa memandang foto keluarga terpasang di dinding rumah.“Apa sudah pas, Nyonya? Ada yang mau disesuaikan?” tanya tukang kebun yang membantu memasang foto di ruang keluarga.“Sudah, itu sangat bagus.” Rihana tersenyum lebar, menatap bingkai foto itu. Ditatapnya foto dirinya, Melvin, Bastian, Nana, dan Nanda. Senyum mereka menunjukkan kebahagiaan.Rihana pergi ke kamar anak-anak, memastikan foto anak-ana

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Pesan Melvin

    Weekend itu, Rihana sudah sibuk di dapur mengemas makanan yang akan mereka bawa. Simbok meminta agar dia dan pembantu lain yang menyiapkan.“Nyonya kalau capek berdiri, duduk saja,” kata simbok.“Ga papa, aku mau mastiin makanan kesukaan anak-anak tidak ada yang lupa dibawa. Simbok siap-siap sana, kita berangkat bersama,” balas Rihana.Rihana berinisiatif mengajak semua pekerja ikut, termasuk satpam dan juga pembantu. Mereka tidak pernah diajak liburan, meski dekat tapi setidaknya mereka merasakan libur kerja.“Mama, Nana boleh bawa topi ini?” tanya Nana memperlihatkan topi bulat besar, dengan pita yang melingkar di bagian atasnya.“Boleh, bawa saja,” jawab Rihana.Nana terlihat senang, dia kembali berlari untuk bersiap-siap karena akan pergi piknik.Semua orang sudah siap. Mobil yang akan membawa mereka juga siap. Makanan dan minuman untuk disantap saat piknik pun sudah masuk mobil.Setelah memastikan semua orang berkumpul dan masuk mobil, mereka pun pergi berlibur bersama.“Aku piki

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Foto Bersama

    “Kita mau ke mana?” tanya Nana.Rihana duduk di belakang Nana, meminta gadis kecil itu berdiri, sedangkan dia sibuk menyisir rambut panjang Nana karena akan diikat.“Kita akan pergi foto bersama. Mama, papa, kamu, Bas, dan Nanda,” jawab Rihana sambil tersenyum.“Benarkah?” Nana terlihat sangat senang. “Kita akan punya foto keluarga?” tanya Nana kemudian.“Tentu saja, Nana dan Nanda adalah keluarga, jadi harus ada foto keluarga,” jawab Rihana ikut bersemangat karena Nana.Nana terlihat sangat bahagia. Dia memakai gaun berwarna merah muda dengan renda di tepian rok. Kini Rihana sedang mengikat rambut Nana, lantas memakaikan pita berwarna merah muda yang sedikit terang dari warna gaun gadis kecil itu.“Sudah selesai, coba hadap sini. Mama mau lihat secantik apa Nana.” Rihana meminta Nana berputar menghadap ke arahnya.Nana berputar, kemudian tersenyum manis ke Rihana.Rihana menatap Nana, gadis kecil cantik itu benar-benar sudah masuk ke dalam hatinya.“Nana sudah sangat cantik,” kata Ri

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Cincin Hilang

    “Aku memiliki beberapa daftar keinginan.”Melvin menoleh Rihana, melihat sang istri yang duduk sambil mengulas senyum.“Daftar apa saja?” tanya Melvin penasaran.“Ada beberapa. Di antaranya, piknik keluarga dan foto bersama. Bagaimana menurutmu?” tanya Rihana sambil menatap Melvin.“Jika kamu ingin seperti itu, mari kita lakukan,” jawab Melvin.“Setelah Monika menikah, bagaimana?” tanya Rihana lagi.“Baiklah, nanti aku siapkan segala hal yang kamu inginkan.”“Aku ingin foto keluarga dua kali. Satu saat bayi kita dikandungan lalu kedua setelah bayi kita lahir,” ucap Rihana sambil mengusap perutnya.Melvin ikut mengusap perut Rihana, bahkan ikut membungkuk lantas mencium perut istrinya itu.“Setuju, aku akan menyiapkan studio agar kita bisa foto keluarga bersama,” ucap Melvin mengiakan apa pun permintaan Rihana.Setelah masalah Mark dan Cantika selesai, Rihana terlihat bernapas lega karena bisa melihat orang-orang baik yang menolongnya, kini bisa hidup senang dan bahagia.Asri diajak Ga

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Hasil Tes DNA

    Setelah 3 hari menunggu, akhirnya hasil tes lab DNA keluar. Gabriella memang meminta agar hasil tes bisa dipercepat karena mereka mencoba meminimkan hal-hal yang mungkin akan terjadi.Hari itu di rumah sakit. Mark, Cantika, dan keluarga termasuk Rihana juga Melvin, ada di sana untuk mendengar hasil tes DNA. Margaretha duduk tenang di sana, seolah begitu yakin jika dia akan menang dari Cantika untuk mendapatkan Mark.Hingga perawat meminta agar Mark dan Margaretha masuk untuk mendengar dokter membacakan hasil lab, tentu saja semua orang yang masuk, bukan hanya dua orang itu saja.Margaretha masuk terlebih dahulu, memandang dokter yang sudah menunggu, lantas dia duduk di kursi yang terdapat di depan meja dokter.Mark masuk bersama Cantika dan yang lain. Dia pun duduk di samping Margaretha, siap mendengarkan hasil lab karena sangat yakin jika bukan dia ayah dari bayi itu.“Bisa saya bacakan sekarang?” tanya dokter itu.Semua orang mengangguk setuju. Dokter itu membuka amplop yang tertutu

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Sudah diunboxing?

    “Tika!” Asri mencari keberadaan Cantika. Pagi itu Asri mendatangi kamar Cantika, tapi tidak mendapati putrinya di kamar.“Tika!” Asri keluar dari kamar, mencari keberadaan Cantika di tempat lain tapi tidak melihat putrinya.Rihana baru saja menuruni anak tangga, hingga melihat Asri yang terlihat cemas.“Ada apa, Bi?” tanya Rihana sambil melangkah menuruni anak tangga untuk menghampiri Asri.Asri menatap Rihana dengan wajah panik dan langsung mendekat.“Ri, Tika ga di kamar. Di mana dia? Bagaimana kalau dia pergi dari rumah dan melakukan hal-hal yang tidak terduga karena stres?” Asri bicara dengan ekspresi wajah panik.Rihana terkejut mendengar ucapan Asri, hingga dia ingin mencoba menenangkan, tapi terhenti saat mendengar suara Cantika.“Ada apa, Bu?” tanya Cantika menatap Asri yang cemas.Cantika pulang tepat waktu, atau Asri akan pergi ke kantor polisi karena mengira Cantika hilang. Dia bangun terlambat karena kelelahan akibat pergulatan dengan Mark, saat dibangunkan Mark pun susah,

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Seperti Penguin

    Cantika dan Mark saling tatap, keduanya masih bergeming di tempatnya masing-masing. Di saat Mark berharap bisa memiliki gadis itu sepenuhnya, Cantika sedang menyiapkan diri untuk memberikan dirinya ke pria yang sudah sah menjadi suaminya.“Aku tidak memaksamu, hanya saja apa tidak bisa untuk tak menjaga jarak. Aku hanya ingin--” Belum juga Mark melanjutkan ucapannya, Mark dibuat terkejut saat Cantika berjalan cepat ke arahnya.Cantika berjalan cepat ke Mark, lantas merangkup kedua pipi Mark, kemudian menautkan bibir mereka. Mark sangat terkejut dengan tindakan Cantika, tapi tentu saja dia senang karena Cantika berinisiatif untuk memulai.Mereka saling melumat, hingga Mark mengangkat tubuh Cantika dalam gendongan ala koala, membawa ke ranjang dan duduk dengan posisi memangku, bibir mereka masih saling bertautan dan melumat bergantian.Mark mulai terpancing gairah, tapi kali ini dia tidak akan menahannya karena Cantika sudah sah menjadi miliknya secara agama dan hukum.Jari Mark mulai m

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Menculik

    Cantika keluar dari kamar setelah mendapat panggilan. Hingga melihat mobil berhenti di depan gerbang rumah Melvin. Dia pun berlari ke arah gerbang, saat pintu mobil itu terbuka dan seseorang keluar dari sana.Security di sana bingung melihat Cantika keluar dari rumah di malam hari.“Mbak, mau ke mana?” tanya security.“Bukain, Pak.” Cantika meminat security membuka gerbang.Security pun menuruti permintaan Cantika, membuka gerbang kecil agar Cantika bisa lewat.Ternyata Mark menghubungi dan berkata ada di depan gerbang. Pria itu tidak bisa menahan rindu meski hanya beberapa hari, apalagi mereka berpisah setelah menikah, dikarenakan tuduhan yang dilayangkan Margaretha, sampai membuat Asri melarang Mark bersama Cantika, sampai hasil DNA keluar. Asri hanya tidak mau anaknya jadi janda setelah menikah beberapa hari, belum lagi jadi janda setelah dibobol, tentu saja Asri tidak akan rela.“Mark!” Cantika berlari dan langsung melompat ke pelukan Mark.Tentu saja Mark terkejut dan menangkap C

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status