Kami memutuskan untuk pulang. Rencana membeli mainan buyar karena kejadian yang membuat dadaku sesak. Aku tak pernah membayangkan apa yang akan terjadi jika Arjuna benar-benar hilang.Selama perjalanan pulang, tak ada percakapan yang terjadi. Aku masih sedikit kesal, namun melihat Arjuna yang cemberut karena rencananya membeli mainan gagal membuat aku tak sampai hati.“Arjuna sayang, papa minta maaf ya. Nanti kita atur jadwal lagi ya. Saat ini papa masih berhutang pada Arjuna, bagaimana?” ucap Mas Angga pada Arjuna pelan.“Arjuna mau mainannya dua, karena hari ini tidak jadi beli,” ucapnya sambil menatap dengan tatapan memelas.Mas Angga mengangguk setuju. Dia berhutang bukan hanya satu mainan tapi dua. Arjuna tersenyum kecil. Saat di lirik bundanya, kembali Arjuna bersedih.“Bunda, Arjuna minta maaf. Lain kali Arjuna tidak akan menyusahkan papa lagi. Bunda jangan marah pada papa ya. Arjuna yang salah,” ucapan Arjuna yang sambil menarik tanganku merayu.Aku tak bergeming. Baru saja dia
Read more