Home / Romansa / Adik Angkatku, Istriku / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Adik Angkatku, Istriku: Chapter 41 - Chapter 50

115 Chapters

Bab 41 Buah Hati

Dokter langsung memeriksa kondisi Alisha yang masih kebingungan. Perawat mengobati sikunya yang berdarah karena terjatuh tadi. Setelah pemeriksaan selesai aku menemui dokter. Mengangguk memahami kondisinya. Aku menghampiri Alisha yang masih shock atas kejadian tadi. Memeriksa sikunya yang sudah diobati dan tersenyum agar tenang. “Mas, dede bagaimana?” tanya Alisha yang menatapku sendu. “Alhamdulillah, dedenya seperti Daddy, kuat.” “Beneran mas?” Aku mengangguk yakin. Dokter akan memberikan penguat rahim karena kondisinya terjatuh, kami belum mengetahui efeknya. Mudah-mudahan setelah diberi obat akan kembali membaik. “Ya benar dong, sayang. Coba mas mau dengar detak jantungnya. Tadi waktu diperiksa kencang sekali sampai terdengar di luar.” Mas Tyo mendekatkan telinganya ke perutku. Aku usap kepalanya dan tersenyum. Dokter memeriksa detak jantungnya tadi dan Mas Tyo sedang mengurus administrasi. Saat masuk kembali sudah selesai diperiksa. “Wah benar, jagoan Daddy detak jan
Read more

Bab 42 Persiapan Persalinan

Kini usia kandungan Alisha memasuki tujuh bulan. Pengajian akan digelar, sebagai ungkapan rasa syukur. Kali ini lokasinya adalah kantor SbaBra Desain. Mereka mempersiapkan semua kebutuhan pengajian. Mulai makanan hingga hampers yang akan diberikan pada tamu undangan.Pengamanan ditingkatkan mulai pekan kemari. Tamu yang datang harus memiliki janji terlebih dahulu. Peristiwa sebelumnya memberikan banyak pelajaran untuk meningkatkan pengawasan.Hari ini Alisha resmi mengundurkan diri dari Anugerah Aksara. Tyo tak lagi mengizinkan istrinya bekerja. Perutnya juga semakin membesar sehingga mudah sekali lelah. Angga kini kembali pada jabatannya dahulu, menjadi CEO utama dibantu asisten pribadinya Hendra.Sherly ditempatkan menjadi sekretaris pribadi Angga. Hubungan mereka juga semakin dekat. Hanya Hendra yang mengetahui pergulatan perasaan yang dialami bosnya. Alisha sudah tak mungkin dikejar bosnya, Sherly selama ini mengharapkan hubungan lebih, namun Angga tak pernah merseponnya.“Hendra,
Read more

Bab 43 Arjuna Bramastha

Mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum melanjutkan perbincangan yang terjeda. Sherly mencoba memahami maksud Angga dengan melupakan Alisha. Perasaan sayang yang berubah menjadi rasa cinta apakah bisa dihapusnya? Batin Sherly bertanya. Selama menjadi sekretarisnya di Singapura dan mengikuti kembali ke Jakarta, Angga tak pernah menceritakan apalagi menunjukkannya di hadapanku. Tapi dari tindakan yang dilakukannya jelas terlihat. Jika bersangkutan dengan Alisha bagaimanapun keadaan dan kondisinya, dia akan bereaksinya sangat cepat. “Bagaimana, Sherly? Bisa bantu saya?” Tanyanya saat aku meminum air setelah makananku tandas di piring. “Bantu apa ya mas?” “Kita mencoba menjalin hubungan. Ajari aku mencintai kamu, Sherly,” ucapnya lirih. Wajahku pasti sudah memerah kini. Pernyataan atau pertanyaan aku pun tak tidak tahu. Aku hanya terdiam memainkan gelas yang sudah kosong. Dihentikannya tanganku dan digenggamnya erat. Tatap matanya tajam meminta jawaban. Aku sendir
Read more

Bab 44 Persiapan Ulang Tahun

Tiga hari lagi Arjuna berulang tahun yang pertama. Rumah besar mempersiapkan perayaan ulang tahun untuknya, Taman dihias dengan beraneka permainan anak-anak layaknya taman bermain. Opa dan Omanya yang memesan pada EO pesta ulang tahun.“Daddy, ini untuk ulang tahunku?” mata Arjuna membulat melihatnya.“Iya sayang, suka?”“Sangat suka.”"Daddy dan bunda berangkat kerja ya, Arjuna sama Opa dan Oma ya," ucapnya sambil menurunkan Arjuna dari gendongannya.“Oke.”Dikenakan jas hitam yang sedari tadi dipegang Alisha, diulurkan tangannya untuk dicium oleh Arjuna. Alisha berjongkok dan mencium kedua pipi gembulnya. Aku usap kepalanya perlahan. Aku seolah tak ingin meninggalkannya hari ini.Alisha menggandeng tanganku pelan dan melambaikan tangan pada Arjuna. Arjuna membalasnya dan memberikan ciuman jauhnya. Setelah itu dia berjalan digandeng pengasuhnya semenjak bayi menuju Oma dan Opanya.***“Pak Hendrawan kritis, saat ini di ruang ICCU,” lapor Radinka pada David.“Kondisi terakhir bagaimana
Read more

Bab 45 Mencari Arjuna

Alisha sudah menunggu di depan lobi kantornya, saat mobil yang membawaku sampai. Setelah Alisha masuk sopir langsung menuju rumah besar. Mas Tyo mencoba membalas senyumnya saat masuk dan duduk di sampingnya.Alisha merasakan sikap dingin Mas Tyo, apakah ada masalah dikantornya saat rapat tadi. Digeser duduknya hingga saling berdekatan, dan disandarkannya kepala pada bahunya sambil menggenggam tangannya.Terasa tangan yang dingin dan degup jantungnya yang tak beraturan. Dicobanya mengalirkan kehangatan dengan mengeratkan genggamannya.“Mas, ada apa? Mau berbagi denganku.”Tangannya yang lain mengusap punggung tanganku kemudian digenggamnya hingga sebelah tanganku ada dalam kedua tangannya. Tak ada suara, namun detak jantungnya mulai teratur, aku tersenyum. Belakangan ini aku selalu ingin di dekapannya dan merasa sangat nyaman seperti ini.Setelah sampai di halaman rumah besar, beberapa mobil terparkir di sana. Mas Angga, Hendra, kalau tidak salah satu mobil lagi adalah mobil ayah Yudha
Read more

Bab 46 Bertemu Arjuna

Aku sudah keluar jalan bebas hambatan. Sebentar lagi menuju jalan pemakaman Kamboja. Tak terpikir untuk berhenti sejenak. Pikiranku mengenai Arjuna membuatnya seperti orang gila.Di hadapannya kini terpampang tulisan yang cukup besar "Pemakaman Kamboja". Aku memarkirkan kendaraan di tempatnya, berjalan menuju lokasi yang dikirim Sari.Bergegas berjalan dengan sesekali menatap layar Hp. beberapa panggilan tak kugubris. pikiran dan konsentrasiku hanya pada Arjuna. Sari tak boleh menyakitinya, kalau sampai terjadi aku akan membalas lebih kejam, batinku.Beberapa meter lagi aku sampai. Kulihat di kejauhan beberapa orang mengelilingi sebuah makam. Arjuna digendong oleh salah satu lelaki di sana."Sari!" "Sudah sampai rupanya. Selamat datang Alisha.""Bunda...! lepas om..., Arjuna mau ke bunda!""Sabar sayang, biarkan bunda bicara dengan teman om dulu ya," katanya sambil menahan Arjuna tetap pada gendongannya.Aku bergegas berjalan menuju Arjuna. Sari mencegahku hingga aku urungkan melanjut
Read more

Bab 47 Saatnya Pergi

Aku mendengarkan dengan baik apa yang dokter katakan. Bunda sudah berdiri di sampingku, memeluk bahuku memberikan kekuatannya. Aku mencoba tersenyum agar tak membuatnya khawatir.“Apakah kami bisa melihatnya dokter?”“Bisa, bergantian dan jangan diajak banyak bicara. Untuk meminimalkan kerja jantungnya.”“Baik dokter. Terima kasih.”Aku meminta Oma dan Opa serta Nenek melihat Mas Tyo terlebih dahulu, nanti jika sudah selesai baru aku dan Arjuna. Aku akan membawa Arjuna untuk sarapan dahulu. Aku sendiri juga lapar, dari kemarin belum makan.Oma mengangguk setuju, bagaimanapun kesehatan Alisha harus dijaga. Akan lelah nantinya jika mengurus orang yang sedang sakit. Aku mengantar mereka sampai ke pintu dan menutup kembali pintunya setelah mereka masuk.***Setelah memaksakan untuk sarapan, aku dan Arjuna kembali ke ruang rawat Daddy. Opa sudah duduk kembali di ruang tunggu. Oma dan Nenek masih di dalam menemaninya.“Tyo ingin menemui kalian, masuklah,” perintah Opa pelan.Aku masih mengge
Read more

Bab 48 Keraguan Angga

Saat mengetahui Alisha akan pergi meninggalkan luka dan menata kembali hatinya, aku sangat keberatan. Ingin sekali mengulang peristiwa lalu saat kami masih bersama. Jika Alisha bersedih pasti aku yang dicarinya. Walau hanya untuk berkeluh kesah penyebab kesedihannya.Sudah satu pekan dan tak ada yang tahu ke mana mereka berdua menenangkan diri. Apakah ke rumah Pak Yudha, kakek Arjuna atau ke tempat lain?“Pak Angga.”“Alisha..., kamu kembali?”Sherly mematung mendengar ucapannya. Sudah sejauh ini hubungan mereka, namun Angga tak pernah bisa melupakan Alisha. Sampai kapan aku harus mengikuti jalan ini, batinnya sambil beranjak meninggalkan ruangan.Angga tersadar dan menatap Sherly beberapa saat. Sherly yang berdiri di depan mejanya, bukan Alisha. Meletakkan berkas laporan yang harus diperiksanya dan beranjak keluar.“Sherly..., maaf...”Suara Angga menggantung karena Sherly sudah menutup pintu dan kembali ke mejanya. Sherly bingung dengan rencana yang sudah disusunnya untuk siang nanti
Read more

Bab 49 Kembali Ke Rumah

Sebuah pertemuan bisnis diadakan di Hotel Ambasador. Pertemuan ini akan mengenalkan pemilik baru ShaBra Desain. Menurut rumor di antara pengusaha, pemilik baru ini adalah desainer ruang terkenal yang telah menjuarai lomba-lomba di luar negeri.Banyak pengusaha dalam negeri yang ingin mengenalnya dan bekerja sama suatu hari nanti. Kepiawaiannya membuat desain diajarkan oleh pemilik ShaBra Desain sebelumnya yang dikembangkan dengan menimba ilmu di Paris.“Arjuna, jangan berlarian. Banyak tamu undangan di sini, bisa bersikap menjadi pendamping bunda yang baik?”Arjuna berhenti berlari dan melangkah dengan gagah ke samping bundanya. Menggandeng tangan bunda dan berjalan berdampingan layaknya pria dewasa. Tuxedo hitam yang digunakannya menambah aura tampan yang dimilikinya.Oma, Opa, dan Neneknya selalu menjadi pengiring setia pangeran tampan ini. Angga sangat senang karena dua hari lagi dia akan merayakan ulang tahunnya yang ketiga. Malam ini dia diajak oleh Oma dan Opanya ke pesta penyam
Read more

Bab 50 Hendra dan Sherly

“Mas Angga, aku merasa tak akan pernah bisa membuatmu jatuh cinta lagi. Seluruh cinta yang mas punya sudah mas serahkan padanya. Aku memilih mundur mas, karena aku tahu pasti akan kecewa akhirnya.”Sherly berhenti sejenak untuk menghela napasnya. Setelah dia menarik napas kembali, dilanjutkan ucapannya.“Mas, aku juga minta maaf jika aku akan membuka hatiku untuk orang yang mencintaiku. Aku akan belajar mencintainya seperti aku belajar mencintai Mas Angga dahulu. Mas Angga, maafkan. Aku akan mencoba menerima cinta Hendra, sahabat yang ternyata begitu memahamiku selama ini. Menemaniku saat aku sedih juga senang.”“Hendra...?”“Aku minta tolong jangan salahkan Hendra karena mencintaiku. Aku ingin hubungan mas dengannya tak berubah hanya karena aku memilihnya mas.”***“Sejak itulah aku menggantikan posisi Pak Angga di sampingnya. Saya minta maaf Bu Alisha,” jawab Hendra saat aku meminta penjelasan.Aku mengangguk. Aku menanyakan satu hal lagi pada Hendra. Selama ini pertanyaan ini selal
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status