Home / Romansa / RAHASIA IBU / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of RAHASIA IBU: Chapter 71 - Chapter 80

90 Chapters

Bab 71

Dari sini aku paham, mengikuti suami ke mana pun ia mencari rezeki lebih baik daripada hidup terpisah. Bukan cinta dan kesetiaan yang diragukan, tetapi adanya pihak ketiga yang akan memutus ikatan suci yang telah diikrarkan.“Saya akan mengembalikan hak kamu, sebagaimana yang telah saya janjikan dulu,” ujar Pak Suganda menatap Ayah lekat.“Tak perlu, Pak. Saya sudah mendapatkannya, walaupun saya kehilangan harta yang paling berharga,” lirih Ayah dengan suara yang tampak berat menahan sesak. Pak Suganda menatap Ibu. Aku tahu, walaupun tanpa banyak bicara, laki-laki paruh baya itu tahu siapa perempuan masa lalu Ayah dan bagaimana kehidupan kami sekarang. Jika bukan karena segan pada Mas David dan Ayah Arya, aku tak yakin permintaan maaf ini terucap dari mulutnya. Kata maaf itu sangat berat bagi seseorang yang tak pernah merasa berdosa. Namun karena kebaikan hati Ayah dan Kevin, akhirnya berkas kasus yang ditimpakan pada Nyonya Jovita dan pacarnya dicabut. Bagi Ayah, perempuan yang tel
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

Bab 72

Mas David menghentikan mobilnya di sebuah restoran mewah. Hanya beberapa pengunjung yang duduk memenuhi meja, itu pun dari kalangan elite. Pembeli pasti akan berpikir berulang kali untuk merogoh saku yang tak sedikit jika makan di sini. Ayah berjalan menuju sebuah sofa yang berada di sudut ruangan. Sebuah kolam mungil lengkap dengan tanaman hias tampak indah memanjakan mata. Ayah menatap air terjun yang mengilir pada dinding kaca tanpa kedip. Sorot mata itu menerawang, seolah-olah ada sebuah kenangan manis yang tampak di depannya.Suara syahdu dari air itu sejalan dengan hati Ayah. Tubuh laki-laki itu bergetar hebat. Beberapa kali ia terisak, menumpahkan semua penyesalan yang datang belakangan. Aku ingin mendekat dan memeluk tubuh yang terlihat tak bertenaga itu, tetapi Mas David melarang.“Biarkan Ayah mengeluarkan semua kesedihannya.”Melihat laki-laki itu menangis, mataku ikut berkaca-kaca. Mas David mencoba menenangkanku dengan merangkul, dan mencium pucuk kepalaku berkali-kali
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

Bab 73

Entah apa yang mereka perdebatan, hingga perempuan cantik itu berteriak dan dibalas sikap kasar laki-laki seusianya. Emosi keduanya cukup menarik perhatian. Clarisa mencoba meraih tangan laki-laki yang berjalan menjauhinya, tetapi laki-laki itu menepisnya kasar kemudian mendorong Clarisa hingga terjatuh. Kesalahan apa yang telah ia perbuat, hingga makian dan hinaan dilontarkannya pada Clarisa?Ayah yang tak terima melihat Clarisa diperlakukan buruk, berjalan mendekat. Tanpa diduga, tangan kanannya meraih kerah baju laki-laki itu, lalu melayangkan sebuah pukulan di rahangnya. “Tak bisakah kamu berlaku sopan pada putriku?” tanya Ayah dengan emosi. Keributan ini menjadi pusat perhatian. Laki-laki muda itu mencoba menghindar tanpa berani membalas pukulan Ayah. Mungkin masih tersisa rasa hormat pada Ayah, atau merasa Ayah bukanlah lawan yang imbang dengan tubuh kekarnya.“Hentikan!” teriak Clarisa. Ia mendekati pacarnya. Diusapnya darah yang menetes dari bibir laki-laki itu akibat pukulan
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more

Bab 74

Sejak kejadian itu, Ayah sering duduk termenung dan tak bersemangat. Tatapan matanya kosong, dan tak tentu arah. Ia pun tak akan bicara, jika aku atau Kevin tak bertanya. Biasanya sebelum tidur Ayah akan duduk di ruang keluarga, mendengar keseharianku dan cerita Kevin tentang sahabat barunya. Namun sekarang berbeda, selesai makan malam, laki-laki itu akan kembali ke kamar mengurung diri di sana. “Apa sebaiknya kita carikan ayahmu istri baru, Lan?” ungkap Mas David, ketika aku menyampaikan keadaan Ayah.Idenya bagus juga, tetapi aku tak yakin Ayah mau membuka hati. Apalagi Ayah telah melakukan kesalahan fatal dalam hidupnya. Mencampakkan Ibu, karena memilih Nyonya Jovita, tetapi kemudian ia pun dicampakkan.“Boleh, apa Mas David punya kenalan perempuan yang baik?”Lelaki itu tersenyum. “Banyak, mau yang mana? Gadis, janda, tua, muda bahkan remajapun ada.”Aku manatap lelaki yang tampak serius itu. Entah kenapa tiba-tiba aku menjadi cemburu. “Kenapa?” tanyanya heran. “Semua perempuan
last updateLast Updated : 2023-06-18
Read more

Bab 75

Amar Prawira“Selamat bergabung kembali Bapak Amar,” ungkap Herman, Direktur personalia.“Terima kasih.” Aku menyambut tangan lelaki itu.Satu persatu para rekan kerja sekaligus teman memberikan ucapan selamat. Aku pikir, keadaanku akan menjadi bahan tertawaan, ternyata tidak. Mereka sangat menghormati bahkan tak satupun bertanya tentang kehidupan rumah tangga serta masalah yang pernah terjadi antara aku dan putriku. Mereka sangat professional tanpa melibatkan urusan pribadi. Kesempatan ini tak kusia-siakan. Meski yang menjadi atasan sendiri adalah David-menantuku tapi, aku tetap ulat dan tekun dalam bekerja. Aku menghormatinya layaknya seorang bawahan pada atasan. Begitupun jika kami di rumah, David menghormatiku sebagai mertua lelakinya. Pulang dari kantor kusempatkan membeli sekotak macaron untuk Wulan. “Ayah, jika nanti ayah melewati toko yang menjual macaron, beliin Wulan ya, Yah. Wulan pengen.”Begitulah bahasa yang ia ucapkan ketika meminta sesuatu. Persis Sri, ibunya. Ia ta
last updateLast Updated : 2023-06-19
Read more

Bab 76

JovitaHatiku hancur untuk kedua kalinya. Dikhianati oleh orang yang sama dan kehilangan keluarga bahagia. Kutatap wajah yang tampak berantakan dari cermin, sekilas aku mengenang kejadian pahit yang aku alami. Dipenjara, dimaki dan dihajar tanpa ampun dalam waktu hampir bersamaan semenjak berselingkuh dengan Johan. Dia datang hanya untuk menguji kesetiaanku pada Amar, suamiku. Aku yang angkuh terlena oleh janji sikap dan manisnya. Kenapa aku tak belajar dari pengalaman dan kenapa pula hati ini begitu rapuh menerima cintanya? Aku menangis meratapi nasib yang kian buruk. Kadang, kehadiran seseorang menjadi pahlawan untuk kita atau mereka datang sebagai musuh yang siap menghancurkan apa yang sudah kita bangun. Bodohnya aku terlambat mengetahuinya.Mas Amar datang menyelamatkan hidupku dari aib dan rasa malu. Ia yang bertanggung jawab membesarkan anak yang aku kandung diluar pernikahan dengan cinta dan kasih sayang. Jika saja aku tak rakus, mungkin kini hidup kami akan bahagia tanpa ke
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more

Bab 77

JovitaClarisa tertunduk lesu tanpa berani menatap mata kakeknya. Sedangkan aku tak tau harus berbuat apa? Hanya papa tempatku mengadu saat ini. “Sudah berapa bulan usia kandunganmu?” tanya papa menatap cucunya lekat. “Lebih kurang empat bulan, Kek,” jawab Clarisa ragu. Semenjak mengetrahui kalau dirinya berbadan dua, baik Clarisa atau aku tak pernah berencana untuk memeriksakan kandungannya ke dokter. Di tarok dimana mukaku jika anak remaja seusianya hamil di luar nikah?“Selama itu, kamu tak tau putrimu hamil?” tanya papa dengan sorot mata penuh tanda tanya.Aku menggeleng lemah, jika bukan karena sikap Clarisa yang berubah, aku takkan tau jika dia sedang berbadan dua.“Apa kamu kenal dengan lelaki itu?” kembali papa bertanya. “Aku kenal, Pa. Clarisa pernah mengajaknya ke rumah dan beberapa kali menjemput Clarisa pergi nonton.”Leleki itu menyimak dengan seksama. Sesekali matanya melirik padaku dan Clarisa bergantian. “Apa kamu tak sadar jika gaya pacarannya berlebihan?”Pertany
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Bab 78

“Sepertinya kedatangan saya mengganggu waktunya. Kalau begitu, saya datang lain kali saja.” Mendengarnya berkata dengan formal dan begitu merendah, membuatku heran. Benarkah ini Nyonya Jovita yang dulu?Setelah beberapa lama tak bertemu, ia tampak berubah. Penampilannya masih seperti dulu, tetapi keangkuhan dan kesombongannya kian memudar.“Tidak. Silakan duduk, Jovita.” Ayah Arya mempersilakan duduk dengan memberi ruang pada sebuah sofa. “Kevin, Mami nih!”Kevin hanya memandang sekilas, kemudian kembali pada Arkan yang berada dalam gendonganku. “Salim dulu sama Mami, ya,” pintaku.Kevin bergeming. Ia tampak kecewa dengan permintaanku, tetapi setelah Mas David membujuk, barulah Kevin bangkit lalu mencium tangan Nyonya Jovita dengan canggung. Tak ada kecupan atau pelukan hangat, sepertinya Nyonya Jovita belum berani memulai. Ia seperti ragu jika nanti Kevin akan menolak.“Jika butuh berdua dengan Kevin, saya akan memberikan ruang khusus untuk bicara,” ungkap Mas David, ketika melihat
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

Bab 79

“Ayah.”Laki-laki itu menoleh sambil tersenyum menatap ke arahku. Sebelum subuh berkumandang, Ayah sudah bangun. Setelah mandi, ia menunaikan salat Subuh di masjid yang lumayan jauh dari rumah ini bersama Kevin, Mas David, dan Ayah Arya. Karena itu, suasana subuh di rumah kami sangat hidup dan menenteramkan.Entah terbuat dari apa hati Ayah, hingga ia sangat menghormati suami sang mantan istri. Bahkan, keduanya tampak akrab tanpa pernah membicarakan perempuan yang sama-sama mereka cintai.Aku meletakkan secangkir kopi di atas meja, kemudian duduk di samping Ayah.“Ayah tak tahu bagaimana cara berterima kasih pada ibumu,” ungkapnya memulai pembicaraan.“Maksud Ayah?”Laki-laki itu menarik udara dalam, lalu mengembuskannya perlahan. “Ucapan Jovita kemarin menampar Ayah. Ia benar, perilaku Clarisa yang melewati batas juga tanggung jawab Ayah karena memanjakannya hingga lupa mendidiknya dengan agama.”Tangan Ayah bergerak mengambil cangkir yang masih mengeluarkan uap panas, kemudian menye
last updateLast Updated : 2023-07-03
Read more

Bab 80

Wulandari PrawiraSudah dua kali Nyonya Jovita berkunjung, semenjak pertemuan itu. Hasilnya, ia selalu pulang dengan tangan kosong. Seperti tak putus asa dan berharap Ayah melunak, hari ini ia datang tidak sendiri, melainkan berdua dengan Clarisa.Aku kaget melihat mereka muncul di depan pintu. Entah angin apa yang membawanya, hingga Clarisa berani menginjakkan kaki di rumahku. Namun sebagai tuan rumah yang baik, aku menghormati layaknya tamu di rumah ini.“Silakan diminum,” ucapku, menatap cangkir teh yang hampir dingin di depan mereka karena diabaikan.“Terima kasih.” Nyonya Jovita tersenyum, kemudian mengambil cangkir di depannya. Tak lupa ia menyuruh Clarisa melakukan hal yang sama, meskipun wajah sang putri tampak tak suka. Perlahan, ia meletakkan cangkir ke posisi semula, kemudian beralih menatap perutku yang tampak membesar. “Bayinya laki-laki atau perempuan?” tanyanya lembut.“Hasil USG perempuan.”“Clarisa juga mengandung bayi perempuan,” lirihnya, menatap sang anak yang dar
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status