All Chapters of Cahaya Cinta di Langit Pesantren (Cinta dalam Balutan Doa 2): Chapter 71 - Chapter 80

88 Chapters

71. Saling Memahami

Athar dan Nenek Murni masih menunggu di depan ruang pemeriksaan klinik itu. Mereka terlihat khawatir, bahkan Athar sejak tadi mondar-mandir tidak tenang.“Anak itu, sudah dibilangi jangan melamun tetap saja melamun. Sejak berangkat tadi dia terlihat semangat, tetapi Nenek lihat terus-menerus melamun di atas motor, berulang kali Nenek menegurnya,” ucap Nenek Murni lirih.“Kalau begini, aku harus bilang apa pada mamamu? Kakekmu pasti juga nyalahin Nenek. Belum satu hari Afni hampir jatuh dari pohon mangga dan digigit semut. Sekarang, dia pingsan keserempet motor. Nenek bingung,” keluh wanita yang masih terlihat cantik, meskipun sudah berumur itu sedih karena tidak bisa menjaga sang cucu menantu dengan baik.“Nenek tenang saja, Afni gadis yang kuat. Dia tidak akan apa-apa. Jangan pernah menyalahkan diri Nenek," ujar Athar menenangkan sang nenek sambil menggenggam erat jemari wanita itu, meskipun hatinya sendiri tidak tenang, tetapi ia tetap mencoba menenangkan sang nenek.Sepuluh menit m
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

72. Cemburu, nih!

Mereka pun makan dengan lahap, bahkan jajanan pasar yang mereka beli habis tidak tersisa. Afni menyukai makanan tradisional itu, bahkan Athar sampai geleng kepala melihat sang istri menghabiskan semuanya.“Maaf, harus telat sarapannya gara-gara insiden tadi,” ucap Afni merasa bersalah saat selesai makan semuanya."Sayang, kamu lahap banget makan jajanan tradisionalnya. Suka banget, ya?" ucap Athar yang belum pernah melihat Afni makan sebanyak itu.Afni tersenyum canggung. Ia menggaruk tengkuknya sambil tersenyum simpul. Entah, ia tidak tahu tiba-tiba melihat aneka jajanan kue tradisional, ia begitu berselera untuk memakannya. Kalau dikatakan hamil, belum lah. Afni baru saja selesai mendapatkan tamu bulanan."Mas Athar enggak suka, ya, aku jadi gemuk dan enggak menarik lagi?" tanyanya polos “Uhuk! Uhuk!” Athar terbatuk karena tersendat. Buru-buru Kakek Dipta memberinya minum.“Te-terima kasih, Kek.” Athar segera menenggak minuman itu dan kembali menstabilkan diri sambil mengusap dadan
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

73. Pepes Ikan

Hingga Afni sudah selesai menyajikan hasil masakannya bersama Nenek Murni, Athar belum kembali bersama gadis yang dibonceng tadi.Wanita cantik itu gusar, sesekali melirik ke arah pintu keluar, sedangkan Nenek Murni pamit masuk kamar sebelum makan siang dimulai. Selain mengambil ikan di rumah pak Kosim, Athar juga mengantar Anya membeli beberapa perlengkapan menulis untuk muridnya. Toko peralatan tulis cukup jauh dari kampung tersebut, hingga memerlukan waktu yang tidak sebentar."Terima kasih, Mas. Sudah nganterin beli semuanya. Kalau tidak diantar, pasti nyampai rumahnya bisa jam duaan," ucapnya riang."Sama-sama, itung-itung sebagai upah udah ngasih aku pepes yang pastinya enak ini," ucap Athar saat masuk rumah, Afni bisa mendengar obrolan mereka. Wanita itu bersembunyi di balik gorden pembatas antara pintu masuk dengan ruang tamu.Anya dan Athar terlihat akrab sekali, mereka terus mengobrol dengan sesekali tertawa. Ingin sekali Afni menghampiri Athar, tetapi ia urungkan. Afni leb
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

74. Salah Paham

Athar memandang wajah cantik sang istri itu dengan penuh cinta. Matanya masih bengkak karena menangis semalaman, tetapi Afni masih diam tidak mau memberitahu alasannya menangis.Seperti biasanya, Afni bangun pada pukul tiga pagi. Atahr yang sudah bangun lebih dulu, pura-pura tidur saat merasakan pergerakan Afni. Wanita itu masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil wudu. Biasanya setelah itu Afni akan membangunkannya dengan lembut, tetapi tidak untuk saat ini, Athar yang pura-pura tidur menunggu hingga Lana, Afni tidak membangunkannya. Ia melihat Afni salat malam sendirian tanpa mengajaknya. Athar masih pura-pura tidur, hingga tangis pilu Afni terdengar menyayat hatinya. Entah, apa yang diadukan Afni pada Sang Pencipta, Athar tidak mendengarnya. Tidak kuat mendengar tangis Afni, Athar pun bangun menghampiri sang istri. "Sayang, kamu kenapa?" tanya Athar mendekat Afni dengan cepat mengusap air matanya."Tidak apa-apa," jawabnya menyunggingkan senyum."Apa kamu sakit?" tanyanya lagi y
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

75. Kegusaran Afni

Athar langsung mengejar Afni yang langsung masuk ke kamar..Ia bisa melihat tatapan Afni yang sangat kecewa padanya. "Dek," panggilnya lirih saat melihat Afni diam sambil menatap ke arah jendela."Maafkan aku," ucapnya lirih duduk di samping Afni."Mas maunya bagaimana?” tanya Afni lirih tanpa melihat ke arah Athar seolah pemandangan di luar lebih menarik.“Jangan pernah berpikir untuk berpisah dariku, Dek. Aku enggak akan sanggup kehilangan kamu. Jangan pernah memintaku untuk mengembalikan kamu ke orang tuamu. Maafkan atas kesalahpahaman ini,” ucap Athar menyesal.Afni menghela napasnya berat, ia mengusap air mata yang tiba-tiba keluar.“Maaf, tolong beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Aku tahu aku sudah melakukan kesalahan dengan menyakitimu, bahkan aku tidak mempercayai istriku sendiri. Maafkan aku sudah meninggikan suara, bahkan membentakmu,” ucap Athar sambil menautkan jemarinya pada jemari Afni. Afni mengangguk pelan. Wanita cantik itu tersenyum sambil melepas tauta
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

76. Terbuai Cinta Kang Athar

Athar tidak berhenti tersenyum saat melangkah menuju ke sungai dengan terus menggandeng tangan sang istri. Beberapa pasang mata yang bertemu mereka menatap cemburu akan kecantikan dan ketampanan pasangan itu. Termasuk Anya yang kebetulan ada di sungai bersama beberapa teman pengajarnya yang dari kota melakukan penelitian ke desa.Afni yang melihat ada Anya bersama beberapa rekannya ada di sungai itu, membuatnya hilang semangat. Keinginan untuk menikmati keindahan sungai seperti yang sudah ia bayangkan harus sirna. Ia hanya bisa tersenyum kecut, apalagi terlihat sang suami yang menyadari ada gadis yang dianggap sahabat itu ada di sana. Lagi-lagi Afni tersenyum miris, Athar mengabaikannya. Tidak ada lagi genggaman tangan seperti tadi. Gadis cantik bermata indah dan berhidung mancung itu tidak hentinya tersenyum sambil menyajikan menu makan siang di meja makan yang sudah dimasak sang nenek.Suasana hati yang bahagia yang sempat ia rasakan, kini berubah menjadi kelabu. Afni memilih meni
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

77. Menjaga Hati Pasangan

Dengan kaki yang masih sakit, Afni berusaha untuk berjalan. Ia tidak ingin merepotkan Athar yang sedang membantu Kakek Dipta membantu mengangkat keranjang buah bersama pegawai yang lain menuju mobil bak terbuka. Afni yang ingi kembali ke kamar susah payah menaiki anak tangga. Nenek Murni yang baru saja dari dapur melihat Afni yang hampir terjungkal, beruntung wanita sepuh itu berhasil menahan tubuh Afni, sehingga tidak sampai jatuh."Hati-hati, Nak. Kakimu masih terluka. Kalau kamu paksakan jalan, bisa-bisa lukanya kembali lecet dan enggak sembuh-sembuh," ucap Nenek Murni perhatian."Pegang Nenek seperti ini. Byar Nenek bantu jamu naik ke atas," ucap Nenek Murni menyuruh Afni berpegangan punggungnya. Dengan ragu Afni melakukan hal itu.Athar yang baru masuk setelah membantu pegawai Kakek Dipta mengangkat keranjang ke dalam mobil hwk terbuka, melihat sang nenek kesusahan membantu sang istri menaiki tangga."Nenek, Sayang, kenapa enggak nungguin aku aja. Buat aku yang bantu atau bahkan
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

78. Petualangan Afni dan Athar

Athar dan Afni baru datang, mereka membawa bungkusan berisi bajsi yang kebetulan juga kesukaan sang kakek dan nenek. Mereka tadi tidak sempat berpamitan karena sang kakak sibuk mengurus pegawainya, sedangkan sang nenek berada di dalam kamar untuk salat Duha. , mereka menghampiri Kakek Dipta dan Nenek Murni yang sedang menonton televisi di ruang keluarga. Mereka menonton berita yang ada di televisi tersebut. “Wah, ada berita apa, Nek, Kek. Lihatnya serius amat,” ujar Athar ikut bergabung. Pria tampan itu duduk di samping sang nenek yang sedang mengupas apel. "Manis apelnya seperti istriku manis banget," ucapnya mengerlingka. satu mata ke arah Afni. Kakek Dipta dan Nenek Murni tersenyum geleng kepala.“Nek, Kek, ini bakso beranak kesukaan kelian. Katanya Mas Athar kalian menyukainya," ucap Afni sambil menyerahkan kantong plastik berisi bakso. Nenek Murni dan Kakek Dipta terlihat senang melihat bakso itu."Owalah, kalian habis dari sana, Ini bakso kesukaan Kakek da. Nenek, sekaligus ke
last updateLast Updated : 2023-06-29
Read more

79. Tatapan Cemburu

Usai berkenalan dan saling mengobrol bersama Fikri cukup lama, Afni pun mengajak untuk melanjutkan perjalanan karena hari sudah siang, matahari pun sudah naik sepenggal.“Kak, kita harus melanjutkan perjalanan. Maaf, ya,” ucap Afni tidak enak hati karena sang suami masih terus mengobrol.“Kalian mau ke mana?” tanya Fikri penasaran.“Kami mau ke danau, Mas,” jawab Athar antusias."Wah, menarik. Boleh aku ikut bergabung dengan kalian?” tanyanya ragu sambil memandang wajah adik sepupunya yang ia akui semakin hari semakin tampan dan bersinar. Wajah Athar sangat teduh dan berkarisma.Athar menatap ke arah sang istri cantiknya untuk meminta persetujuan. Namun, belum Afni menjawab, Fikri sudah terlihat bersemangat rasanya tidak enak hati kalau harus menolak.“Boleh, banget. Mas Fikri ikut saja, pasti menyenangkan. Aku juga enggak sendirian ada temannya ngobrol” ucap Athar yang sebenarnya tidak enak harus menolak. Sepertinya rencana berduaan dengan sang istri harus terganggu lagi . Suasana ro
last updateLast Updated : 2023-06-29
Read more

80. Siap-siap Pulang

Fathiyah tersenyum sambil menyuapi sang buah hati, kala terdengar sayup suara mobil sang suami kembali masuk ke dalam halaman rumah. Pria tampan yang berprofesi sebagai abdi negara itu ternyata menepati janjinya untuk tidak berlama-lama setelah mengerjakan tugasnya karena akan membawa keluarga kecilnya jalan-jalan.“Assalamualaikum, Sayang,” ucapnya sambil mencium kepala sang istri dari belakang. Wanita cantik itu tersenyum mendapatkan perlakuan manis dari sang suami.“Wa’alaikumussalam. Akhirnya datang juga,” serunya sambil menghadap ke arah sang suami.“Pantang bagiku untuk mengingkari janjiku pada istri tercintaku,” balasnya tersenyum lembut sambil duduk di samping sang istri.“Hai, kesayangannya Ayah. Lagi makan apa ini?” sapa Arza pada sang putra yang makin hari makin gemuk dan mengemaskan.“Makan udang,” jawab si kecil Arnav yang terlihat semakin menggemaskan dengan pipi gembulnya.“Sini dipangku Ayah,” ucapnya sambil menepuk pahanya. Bocah tampan itu tersenyum sambil berjalan t
last updateLast Updated : 2023-06-29
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status