Semua Bab Bersama Tanpa Terpaksa: Bab 61 - Bab 70

92 Bab

Bab 61

Keenan menghela napas dalam. Ia tutup pintu pelan-pelan setelah yakin para warga sudah pergi. Melihat sepasang suami istri yang tengah duduk di kursi ruang tamu rumah itu, membuat Keenan menghela napas lagi. Berusaha keras untuk sabar dan tidak mengamuk.Melihat Devan dan Eleanora, Keenan tidak tahu harus berucap apa. Tidak habis pikir ia dengan sepasang suami istri itu. Bisa-bisanya melupakan hal yang paling penting.Mereka lima tahun tidak bertemu, dan sekarang berada di kota orang. Eleanora yang diketahui orang adalah janda tiba-tiba ada seorang lelaki mengingat di rumahnya berhari-hari. Apalagi suara mesum mereka terdengar sampai keluar saking ganasnya permainan mereka. Membuat para warga semakin panas perasaannya ingin mengoprek pasangan yang diduga mesum itu.Untung saja Keenan datang lebih cepat, dan membujuk para warga untuk tenang. Para warga semakin marah ketika Devan dan Eleanora mengaku sebagai suami istri tetapi tidak bisa menunjukkan buku nikah mereka.Beruntung warga y
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-25
Baca selengkapnya

Bab 62

Sampai di rumah, Devan langsung bergegas mencari buku nikah mereka. Buku nikah yang baru beberapa kali ia pegang. Dan ia tak ingat kapan terakhir kali ia memegang buku itu.Devan memijat kepalanya, pening melandanya. Ia tidak bisa mengukur secuek apa ia dulu pada Eleanora. Kalau semasa menikah saja ia secuek itu, apalagi sebelum mereka menikah.Devan memasukkan buku nikahnya ke dalam tas. Ia juga memeriksa tanggal lahir istrinya. Devan mengaku tahu, hanya saja ia lupa, sehingga ia perlu mengecek ulang.Menjelang malam, Devan mendadak lapar. Devan ingat ia tidak punya bahan makanan di kulkas, sedang jika ingin memesan makanan via online, uang yang dikeluarkan akan lebih banyak. Memang sekarang keuangannya sudah jauh lebih baik daripada dulu karena dibantu oleh ayah mertuanya, tetapi akhir-akhir ini ia menghabiskan banyak uang. Tiket pulang-pergi, sewa rumah, mobil yang kalau diingat-ingat tidak terlalu diperlukan. Setidaknya Devan tidak boleh boros, karena sekarang ada Vanela yang kebu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-25
Baca selengkapnya

Bab 63

Pagi-pagi sekali Devan sudah pergi bersaman Vanela dengan dalih mengantar Vanela sekolah. Padahal ia sekalian ingin ke rumah Pak RT, untuk memperlihatkan buku nikahnya dengan Eleanora. Buku berharga yang baru sekali ini ia banggakan. Akhirnya kesalahpahaman dengan warga setempat sudah teratasi dengan baik tanpa ada curiga-curiga yang lain."Papa!""Iya, Sayang?" Devan yang sedang menyetir sekilas menoleh. Mereka sedang menuju rumah setelah Devan menjemput Vanela pulang dari sekolah."Papa punya sahabat?" tanya Vanela seraya membolak-balik bukunya.Devan menggaruk kepalanya, ia bingung. "Ada dong, masa nggak ada." Setidaknya ia merasa Rifqi adalah sahabatnya meski lama tidak berjumpa."Papa, Vanela juga punya satu," balas Vanela terlihat sedih.Devan mengusap kepala Vanela dengan sayang. "Terus kenapa kamu sedih?""Tadi Okta pukul aku."Devan nyaris saja mengerem mendadak dan membuat pengguna motor yang ada dibelakangnya terkejut. Okta pasti nama teman perempuan Vanela, tetapi yang mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-25
Baca selengkapnya

Bab 64

"Sayang, kita mau ke mana?" tanya Devan pada Vanela yang berada digendongannya. Sebenarnya anaknya itu minta jalan sendiri, tapi Devan tak mau. Mereka sedang di tempat ramai, rawan."Tidak tahu, Papa."Vanela menyadarkan kepalanya di ceruk leher Devan, sepertinya anak gadis Devan itu sudah bosan. Pasalnya sudah hampir setengah jam mereka hanya berjalan mengikuti Eleanora yang sedang shopping di mall bersama Zia. Kata mereka sih "me time", tapi anak istri harus mengekor tak jauh di belakang."Nggak bosan, Bang?" Devan beralih bertanya pada Keenan yang tengah menggendong anaknya yang tengah tertidur. "Tidak berguna juga kan kita, lebih baik kita pulang.""Ikuti saja, Van. Ingat kamu mesti ambil hati Eleanora."Devan mendesah dan menjawab ucapan Keenan di dalam hati, bahwasannya hati Eleanora sudah ia miliki sejak lama. Hanya saja sekarang ia perlu menyenangkan istrinya itu sebelum ia meminta hal lain. Namun baru beberapa saat mengekor, Ia sudah lelah dan bosan."Kita pisah aja, lah, Ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-25
Baca selengkapnya

Bab 65

"El, saya harap kamu tidak ambil keputusan yang salah," ucap Keenan ketika melihat emosi di wajah Eleanora tidak tertahankan.Sekarang mereka sudah berada di rumah. Dan Devan kembali seperti dulu yang lebih banyak diam setelah traumanya kembali. Untung saja ada Vanela yang telah diberi pengertian oleh Eleanora, sehingga kini gadis kecil itu tengah mengajar Devan untuk terus berinteraksi. Beruntungnya bersama Vanela, Devan lebih cepat merespon ketimbang dengan Eleanora."Salah? Membunuh nenek lampir itu juga harusnya keputusan yang benar," balas Eleanora dengan suara tertahan, ia juga menekan emosinya sekuat mungkin. Mereka ada di depan rumah, tidak bisa berucap keras sembarangan."Tapi El, dengan membunuh wanita itu tidak tentu trauma Devan akan hilang. Lalu coba pikirkan Devan kalau dia tahu kamu membunuh karena dia? Bagaimana perasaannya?"Eleanora terduduk, ia meremas rambutnya sendiri. Ia punya suami yang mentalnya lemah, sekali senggol bisa oleng.Eleanora bukannya menyesal punya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-25
Baca selengkapnya

Bab 66

Kalau melihat langit, matahari dan bulan terkadang terlihat kejar-kejaran. Namun, siapakah yang mengejar dan siapa yang dikejar? Jika melihat dari perspektif matahari, bulan akan dianggap sebagai pengejar. Dan begitu sebaliknya, jika melihat dari sisi bulan, matahari yang mengejar. Lalu mereka akan berada di satu titik yang sama pada suatu waktu, menciptakan sebuah cahaya indah dan mengagumkan, tetapi tak jarang juga kegelapan paling gelap dihasilkan.Sejak dulu Eleanora menganggap kalau ia adalah bulan yang mengejar matahari. Bulan yang tanpa cahaya mencari kebahagiaan dengan mengejar matahari yang selalu bersinar terang. Dan sedari awal ia selalu menganggap kalau Devan adalah mataharinya, yang membuatnya hangat dan bersinar.Eleanora lupa kalau matahari punya api yang sangat panas. Lupa kalau terlalu dekat ia akan terbakar.Dan berada di dekat Devan bisa juga membuatnya terbakar. Meski sakit, Eleanora tidak mau menjauh ataupun terbakar habis. Ia akan menjadi bulan yang menyerap pela
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-25
Baca selengkapnya

Bab 67

"Sayang, aku mau bunuh satu orang lagi. Bo—""Eh! Apa-apaan? Tidak ada.""Satu ini aja lagi, Sayang.""Siapa?""Orang yang paling kamu benci."Devan menghela napas, Eleanora kembali membuatnya berpikir. Siapa yang ia benci? Seingatnya ia tidak pernah mau membenci seseorang karena itu akan membuatnya lelah. Mungkin orang lain akan mengatakan ia bosoh, tapi menurut Devan apa gunanya membenci kalau ia sendiri yang akan susah. Jadi seburuk-buruk orang tersebut padanya ia tidak mau merepotkan diri dengan menaruh kebencian. Devan hanya akan menghindar."Tidak ada yang saya benci Eleanora," ucap Devan pelan, berusaha meyakinkan Eleanora. Ia tidak ingin Eleanora mengotori tangannya lagi. Cukup terakhir saat menyelamatkannya."Beneran? Bibi, Tante, adiknya Ibu," balas Eleanora geregetan.Devan tersenyum. "Saya tidak pernah benci dia, El.""Serius? Yang benar saja, Sayang."Devan masih tersenyum sembari mengangguk."Terus apa yang kamu rasa?" Tampak sekali kalau Eleanora tidak terima dengan uca
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-25
Baca selengkapnya

Bab 68

Tadinya Eleanora sudah merasa nyaman di kota ini dan tidak berniat kembali jika Devan mengajak. Malah rencananya Eleanora akan membujuk Devan untuk tinggal saja di kota itu. Namun rencana tinggal rencana, karena semua tergantung keputusan Tuhan, mengizinkan atau tidak.Sekarang Eleanora dan Devan sedang mengemasi pakaian mereka dan kembali ke kota sebelumnya di mana rumah mereka sebenarnya berada. Lagipula mereka masih menjadi warga kota itu."Kamu jadi ikut?" tanya Eleanora pada Keenan melalui sambungan telepon."Iya," jawab Keenan agak lama.Setelah itu Eleanora memutuskan sambungan teleponnya tanpa berucap apa-apa lagi.Eleanora sudah selesai mengemasi barang-barangnya yang perlu dibawa, sementara itu Devan di kamar Vanela kesulitan memilah mana yang harus dibawa mana yang boleh ditinggal. Eleanora menghampiri dan membantu.Lalu setelah semuanya selesai, Eleanora menggendong Vanela yang tertidur dan Devan menarik koper-koper mereka menuju rumah Keenan. Di sana, Keenan dan Zia sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-25
Baca selengkapnya

Bab 69

"Di mana Devan?"Arah pandang Eleanora mengikuti Keenan yang baru masuk dan ikut duduk di depannya. Ia mendorong sate ayam di atas meja untuk lebih dekat dengan Keenan, bermaksud menawarkan."Lagi temani Vanela tidur."Keenan mengangguk. "Apa rencanamu sekarang?""Cari Papa, tapi semua nomor yang pernah Papa pakai menghubungi Devan sudah tidak aktif." Eleanora mengambil sate di piring berbeda dari yang ia tawarkan untuk Keenan, yang ia ambil ini sate kambing, kesukaannya. "Hubungi Papa ya, bagaimanapun caranya. Bilang aku tunggu di sini."Selain ingin meminta membalas dendam pada bibinya Devan, Eleanora ingin Diego Lim datang menemuinya untuk meminta maaf. Walau ia sudah berjanji akan memaafkan ayahnya, tapi ia ingin ayahnya menemuinya langsung dan minta maaf.Sementara itu Keenan tersenyum mendengar kata "Papa" keluar dari mulut Eleanora untuk Diego Lim, menandakan Eleanora berusaha menepati janji. "Oke, nomor Gilang dan Deka masih aktif, kami masih saling bertukar kabar."Mata Elean
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-25
Baca selengkapnya

Bab 70

Eleanora tidak pernah membayangkan kalau perasaannya akan terasa ringan setelah mengobrol dengan Diego Lim. Sejak dulu tiap kali berbicara dengan ayahnya itu dada Eleanora terasa berat dan sesak, Eleanora benci. Itulah mengapa ia tidak suka berhadapan dan berbicara lama-lama dengan ayahnya. Namun, hari ini perasaan sesak yang biasa ia rasakan tidak terlalu berat."El, Eleanora!"Eleanora terkejut, gedoran dan usaha pintu membuka pintu membuatnya sadar dari lamunan. Ia langsung membukakan pintu, sebab suara yang ia dengar bukan lagi suara Diego Lim melainkan suara Devan, suaminya."Kamu ini, kenapa tidak kasih masuk Papa?" Devan tampak kecewa dengan perbuatan Eleanora yang tidak mempersilakan ayahnya masuk. "Ayo masuk, Pa!""Halo Tuan Putri!"Eleanora menoleh mendengar sapaan yang terdengar gembira itu. Dan mendapati Gilang dan Deka cengar-cengir melihatnya, entah apa yang membuat mereka sebahagia itu."Segitu senangnya kalian bisa keluar markas?" tanya Eleanora heran. Eleanora melipat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status