Semua Bab Sistem Dimensi sang Permaisuri untuk Terlahir Kembali: Bab 1 - Bab 10

60 Bab

#1. Munculnya Sistem

"Yang Mulia Permaisuri, lihat di sana! Bukankah itu Kaisar? Beliau sedang berciuman dengan seorang perempuan!" Madam Deborah berseru terkejut saat menangkap dua siluet di antara hamparan bunga taman istana. Perempuan yang di panggil Permaisuri sontak menoleh pada lokasi yang ditunjuk oleh Madam. Surai emas panjangnya sedikit berkibar terkena hembusan angin ketika iris birunya melebar dan bergetar tak percaya. Ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Alice memandang punggung laki-laki yang terlihat sangat familier baginya. Dia tidak mungkin salah menebak, punggung itu adalah punggung suaminya. Sesuatu terlintas dalam pikirannya, yakni tentang rumor yang belum lama ini beredar di Istana. Rumor tersebut berisi informasi mengenai perselingkuhan, namun tidak jelas siapa yang dirumorkan berselingkuh, sebab pelayan yang menyebarkan informasi telah mati lebih dulu dengan kondisi mengenaskan sebelum informasi bocor lebih banyak. "Permaisuri," panggilan pelan Madam Deborah kembali menarik per
Baca selengkapnya

#2. Kontrak dan Misi untuk Terlahir Kembali

Pusing luar biasa sakit menghantam keras kepala Alice. Perempuan itu berusaha bangun tapi gagal pada percobaan pertama, setelah beberapa kali berusaha bangun, dia akhirnya bisa duduk dengan stabil. Iris birunya melihat sekeliling, tempat asing macam apa ini? Hanya ada warna monokrom yang dipenuhi dengan angka-angka aneh berwarna hitam.Alice tidak bisa membaca tulisan tersebut karena pergerakannya yang terlalu cepat. Apakah ini surga? Mengapa sangat berbeda dari gambaran yang ada di kitab suci?Saat dia tengah sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri, sebuah suara yang sempat Alice dengar sebelum mati, kini terdengar kembali olehnya."Apa kau ingin balas dendam? Aku bisa membantumu kembali bangkit dan membunuh orang-orang yang telah berkhianat kepadamu. Tapi ada syarat yang harus dipenuhi.""Apa? Siapa di sana! Keluar!" Teriak Alice sembari beringsut mundur pada ruangan tanpa sudut itu. Namun perempuan bersurai emas tersebut merasakan sesuatu yang aneh, bukankah kakinya jelas-jelas lu
Baca selengkapnya

#3. Pahlawan Dimensi Bunuh Diri!

Seorang perempuan berhanfu merah muda terus meracau dan menangis sejak tadi di dekat ranjang tempat di mana anak gadisnya terbaring tak sadarkan diri, "Zui'er, kesayangan Ibu ... bangun sayang ... bangun ...""Istriku," panggil pria berhanfu putih dari pintu masuk kamar. Ekspresi wajahnya lelah dan kuyu, tapi dia tidak bisa menangis karena harus tetap rasional untuk menenangkan istrinya yang kacau. Dewa Petir memeluk istrinya, sang Dewi Bunga, berkata sedih, "Chang Zui tidak bisa di selamatkan, biarkan putri kita terlahir kembali dengan tenang istriku ...""Diam!" Dewi Bunga berteriak marah, "Putriku akan terus hidup! Putriku hanya tidur! Dia tidak akan mati ... dia tidak akan mati ..." Jemarinya menyentuh wajah sang putri yang masih terasa hangat, "Dia hanya tidur, dia hanya tidur suamiku ..."Alice langsung kesakitan dan mengutuk pelan karena sesampainya di dimensi misi pertama, seluruh tubuhnya terasa lumpuh. Rasa sakit ini bahkan lebih buruk dari kehidupan pertamanya, apalagi suar
Baca selengkapnya

#4. Terbunuh

"Mengapa kau menyelamatkan aku?"Alice pikir kepala Yue Moran telah rusak hingga ke tahap paling parah. Lengan kirinya bergerak maju ingin menyeka wajah anak tersebut, tapi melihat hanfunya basah kuyup. Ia menarik mundur tangannya dengan sedih, "Nak—""Pukul saja, kenapa kau menarik tanganmu?" Yue Moran bertanya tenang.Terdiam, Alice teringat masa lalu tubuh asli yang sering menindas Pahlawan Dimensi karena memiliki mata merah khas Iblis. Tubuh asli kehilangan kakak laki-lakinya karena peperangan dengan Iblis di masa lalu, sehingga dia melimpahkan kebencian pada Yue Moran yang setengah Iblis.Anak ini ... seberapa jauh kerusakan mental dan emosinya? Dia hampir saja mati sungguhan jika nafasnya tidak kembali pada saat genting. Alice mau tak mau berkata lembut untuk menjawab, "Aku tidak ingin memukulmu, aku hanya ingin menyeka wajahmu yang basah."Gadis itu memperlihatkan lengan hanfunya, diikuti tawa renyah, "Lihat, ini basah? Jadi aku tidak bisa menyeka wajahmu.""Untuk apa menyeka w
Baca selengkapnya

#5. Kembali ke Masa Lalu

"Apa yang terjadi? Leon ... ini ... bagaimana mungkin?" Suara Alice terbata-bata dan sedikit ketakutan. Pupil hitamnya menatap ke segala tempat untuk memastikan bahwa keduanya sungguh kembali ke masa lalu.Leon juga bingung. Cakar kucingnya mengetik sangat cepat di atas papan keyboard monitor. Ekpresi bola bulu hitam itu sedikit memburuk, "Nona, aku ada kabar baik dan kabar buruk. Mana satu yang ingin kau dengar lebih dulu?"Pikiran Alice yang linglung kembali fokus usai mendengar kalimat barusan. Mungkinkah ada kesalahan sistem lagi? Atau semacam bug dari pusat?"Beri aku kabar buruknya dulu, Leon.""Kabar buruknya, Yue Moran sepertinya terkontaminasi oleh energi dari Dewa Jahat. Alasan semangat hidupnya menurun cukup tajam karena bisikan manipulatif dari Dewa Jahat. Sejak awal perubahan ini sudah janggal, jelas-jelas Yue Moran ingin terus hidup untuk balas dendam dan mencari keadilan bagi Ibunya yang tiada.""Terkontaminasi?" Gumam gadis itu dengan ekspresi terperangah, "Kau bilang D
Baca selengkapnya

#6. Bunuh Kaisar Langit

"Meski peristiwa ini mungkin telah terulang berkali-kali, kamu masih belum bisa menerimanya," Alice berkata lirih dari belakang. Ekspresi wajahnya tertutup topi bambu bertirai.Yue Moran sempat berpikir ketika dia kembali ke masa saat Ibunya mati, dia akan menguburkan mayatnya di belakang paviliun dengan tidak layak seperti dulu. Namun berkat Alice, dia bisa menguburkankan Ibunya di tempat yang sunyi dan damai, bahkan memiliki energi spiritual lingkungan yang cukup murni.Yakni, Alam Manusia.Lokasi yang dipilih oleh Alice sangat tenang, tempat ini nyaris tidak di jamah oleh manusia karena lokasinya yang terlalu masuk ke dalam hutan. Di berbagai tempat terdapat banyak tanaman seperti bunga, tumbuh."Aku selalu datang pada detik-detik terakhir Ibuku akan mati," sahut Yue Moran tanpa menoleh. Ia kembali melanjutkan, "Terkadang aku tidak terlalu membenci siklus reinkarnasi yang terus terjadi. Karena setidaknya, aku memiliki kesempatan untuk melihat Ibuku tersenyum dan menyentuh kepalaku."
Baca selengkapnya

#7. Tumbal?

"Kau ... apa yang kau katakan barusan? Aku pikir kepalamu mungkin hanya sedikit rusak, tapi sepertinya itu sudah rusak dengan sangat parah," seloroh Yue Moran tak percaya. Kedua mata merahnya bersinar was-was dengan sinar peringatan, menolak secara tegas. Dia bahkan tidak memiliki dendam apa pun dengan Kaisar Langit. Yue Moran hanya memiliki dendam pada Klan Malaikat Yue serta beberapa orang tertentu. Alice juga paham betul tentang hal yang saat ini pasti sedang berputar-putar menghantui kepala Yue Moran. Anak ini ingin balas dendam tapi semangatnya sama sekali tidak matang, usahanya juga sangat minim, hanya tahu cara melarikan diri lalu menyerah pada hidup. Alice harus keras ke depannya, atau Dimensi ini benar-benar akan hancur karena Pahlawan Dimensinya terlalu lemah serta plin-plan. Mau tak mau gadis itu berlutut, tindakan yang sebenarnya sangat di larang baginya yang memiliki status Dewi sekaligus Putri Mahkota Langit. Namun Alice ingin menunjukkan ketulusannya sebanyak mungkin
Baca selengkapnya

#8. Misi di Desa Xu

Bola api berwarna hitam melayang bebas ke udara, sepasang mata ungu yang berkobar sedikit meredup. Bola itu berhenti di depan Huang Di Chen, berkata dengan nada bersungut-sungut karena kesal, "Kali ini tumbalkan Chang Zui. Putri dari Dewa Petir dan Dewi Bunga." Di Chen sontak mengerutkan kening. Dia barusan tidak salah dengar, 'kan? Ia menutup matanya sejenak, baru kemudian membalas usai pikirannya mulai tenang, "Jangan bercanda. Kekuasaan Dewi Bunga mempengaruhi seluruh tumbuhan di Enam Alam, dan Dewa Petir adalah penguasa tertinggi tepat setelah aku. Andai aku menyinggung keduanya, Alam Surga akan terpecah." "Aku akan mengurus sisanya, cukup bunuh dia untukku. Karena dia akan menjadi penghalang terbesar bagi rencanamu yang susah payah kau susun selama ini. Dia akan membunuhmu jika kau tidak membunuhnya lebih dulu." *** Alice berhasil sampai ke pemukiman warga yang berlokasi di bawah gunung terdekat dari lokasi hutan yang dia datangi sebelumnya. Ia menyimpan topi bambunya ke ruan
Baca selengkapnya

#9. Dewa Shi La

Kepala Desa berlarian kecil ke pintu masuk Balai Doa dengan tergesa-gesa. Wajah paruh bayanya yang sudah keriput sebagian tampak ceria, dia berkata sopan pada Alice, "Nona Immortal, anda datang. Mari masuk! Doa akan segera di mulai!" Alice mengangguk sebagai tanda persetujuan. Berusaha untuk mengacuhkan hiruk-pikuk dari hantu serta Iblis yang bergentanyangan ke sana ke mari seperti mainan rusak. Ia melihat sekaligus memindai wajah para penduduk satu-persatu. Berharap dia bisa menemukan sesuatu. Namun semua penduduk desa memiliki energi kehidupan yang murni dan tidak terkontaminasi. Jika seorang manusia telah bermain-main dengan Iblis dan Hantu, aura kehidupannya akan meredup kemudian berakhir terkontaminasi lalu meninggal dunia. "Nona Immortal?" Kepala Desa memanggil dari samping meja persembahan. "Apakah ada yang salah? Anda merasa tidak nyaman? Tolong katakan saja pada saya!" Melambaikan tangannya seraya tersenyum, Alice menjawab ramah, "Tidak, Kepala Desa. Aku hanya ingin meliha
Baca selengkapnya

#10. Misi Darurat

Suara teriakan, tawa gila, lalu tangisan. Segala jenis raungan yang mengandung berbagai emosi telah mengalun sebagai pengiring seiring Ritual Doa terus berlangsung. Para penduduk masih tidak terganggu dan tetap berdoa khusyu. Berbeda dari Alice yang saat ini entah sudah keberapa kali dia bekerut kening. Kitab yang dia baca hampir sampai pada lembaran terakhir. Anehnya, semakin dia mendekat dengan lembaran terakhir, raungan dan geraman buas serta cekikikan hantu justru bergema kian ramai. Memenuhi Balai Doa dengan suara berisik mereka. Alice sudah menemukan jawaban dari keragu-raguan di hati. Ia berhenti membaca doa, menutup kitab kemudian membakarnya dengan api. Sontak saja, para Hantu dan Iblis yang semula tampak jinak, kini berubah menggila berusaha menyerbu ke arahnya. "Kitab dan patung di sini, semuanya sudah tercemar sangat parah," tuturnya rendah. Su Mian bertanya bingung, "Nona Immortal? Kenapa anda berhenti membaca doa? Ritual Doa belum selesai!" Ada pantangan untuk tidak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status