All Chapters of Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku: Chapter 61 - Chapter 70

82 Chapters

Yang Wulan Harapkan

“Bibi Wati,” panggil Bian setelah berdiri tak jauh dari wanita itu. Tentu saja Wati kaget dan menoleh seketika.“I—iya, Mas Bian. Ada perlu apa ya, Mas?”“Gini loh, Bi. Aku berencana untuk mewawancarai asisten rumah tangga yang sudah cukup lama bekerja di rumah ini untuk mengevaluasi apa saja yang sekiranya para asisten rumah tangga perlukan dan apa saja yang telah dirasakan selama bekerja di sini. Aku mau memulainya dari Bibi lebih dulu yang bisa dikatakan sudah senior. Setelah itu, giliran yang lain yang akan melakukannya. Bibi nggak keberatan kan?”Untuk mengelabui mangsanya, Bian harus melakukannya dengan cerdik, agar tidak ada yang curiga nantinya.“Oh, tentu saya tidak akan menolaknya, Mas. Dengan senang hati.” Senyum Wati tersungging, ia merasa istimewa karena ucapan Bian tadi.“Oke, Bi Wati. Itu jawaban yang sangat aku harapkan. O ya, karena ini masih rahasia, tolong jangan katakan kepada siapa pun ya, Bi. Apalagi diceritakan sama asisten rumah tangga yang lain, ataupun ke yan
Read more

Menjelang Pernikahan

Hari pernikahan antara Rio dan Vela telah di depan mata. Elsa bersama Bian suka rela membantu apa saja yang akan dibutuhkan untuk acara tersebut. Ya, memang itulah rencana yang Elsa inginkan. Mau tak mau, ia harus ikut andil agar rencananya sesuai harapan.“Bukankah ini sangat cantik? Kamu pasti akan bahagia untuk selamanya, Vel,” ucap Elsa.Vela hanya diam. Elsa sengaja mengajak Vela untuk melihat-lihat hasil dekorasi yang ia pesan sendiri. Vela tak semangat sama sekali, hingga enggan saat harus memilih keperluan yang dibutuhkan untuk pernikahannya.“Calon pengantin jangan murung gitu loh, Vel. Nanti malah nggak bagus di depan kamera. Pernikahannya kan, besok pagi. Banyakin senyum! Biar para netizen nggak curiga karena melihatmu yang nggak bahagia. Kamu mau dihujat terus? Nggak kan? Aku lagi bantu kamu biar mengembalikan nama baikmu loh, Vel.”Puas sekali rasanya, Elsa telah membuat mulut Vela terkunci rapat. Tak seperti dulu yang selalu harus menuruti keinginannya. Sekarang justru s
Read more

Sah

“Kalian jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Untuk sementara ini, aku ingin mengasingkan diri dan tidak ingin ada yang mengganggu. Karena itu, aku sengaja tinggal di tempat yang tidak kalian ketahui. Jangan mencemaskanku. Pikirkan saja Vela yang bertindak sesuka hatinya. Tidak tahu lagi, apa yang ada di dalam kepalanya. Buat malu nama baik keluarga.”Wicaksono mengatakan kekesalannya di hadapan anak dan menantunya. Meski tak melihat video itu secara langsung, ia sangat mempercayai cerita yang telah Elsa sampaikan. Juga mempertanyakannya kepada Rendi hingga Wicaksono makin geram dengan perbuatan yang telah Vela lakukan.Elsa tersenyum mengetahui sikap kakeknya sesuai dengan keinginannya. Permintaannya dituruti dan Wicaksono mau bersandiwara seakan Elsa bukanlah cucu yang selama ini dicari-cari.“Ta—tapi, Kek. Kami sangat khawatir. Semua ini terjadi gara-gara Elsa, awalnya, Kek. Kalau saja, anak pungut itu tidak bertingkah, Vela pasti tidak akan melakukan semua itu, Kek. Semua gara-gara
Read more

Malam Pertama Sang Pengantin

“Jangan pernah menyentuhku lagi, Mas. Aku nggak sudi jadi istrimu, Mas!” ucap Vela penuh penekanan kepada Rio yang kini telah menjadi suaminya.Acara pernikahan yang digelar telah usai. Nani tak mau acaranya memakan banyak waktu. Ia malu karena setiap tamu undangan yang datang akan berbisik tentang Vela. Sebagian besar dari mereka, sudah melihat video yang sudah viral di media sosial. Entah video pemfitnahan maupun saat Vela melakukan klarifikasi.Rio dan Vela kini sudah ada di dalam kamar pengantin. Meski awalnya Vela menolak dan Nani berusaha menghalangi, tetapi semua berakhir saat Wicaksono turun tangan. Dia memberi wewenang penuh pada Rio yang sudah menjadi suaminya Vela dan Rio tentu sangat keberatan kalau mereka dipisahkan karena baru saja mengucap janji suci.Wicaksono pun telah dimintai tolong oleh Elsa agar dia tak terlalu ikut campur. Ya, bagaimanapun, Elsa mencemaskan kesehatan kakeknya itu. Elsa berpesan agar Wicaksono mengambil tindakan tegas dengan cara menyerahkan Vela
Read more

Keberanian Rio

Rio menunggu Vela yang sedang mematut diri. Ia begitu sabar menunggu istrinya dari mulai mandi hingga saat ini.“Kenapa masih menungguku? Kamu boleh keluar dulu kok,” ucap Vela dengan wajah yang tetap ditekuk.“Buat apa sejak tadi aku menunggumu kalau akhirnya keluar kamar sendirian? Selesaikan. Kita keluar bersama,” jawab Rio bernada tegas.Vela mendengus kesal. Rio yang dulu sangat penurut dan lembut, kini berubah seratus persen. Semua terjadi karena ada rasa kecewa dan rasa sakit akan sikap yang Vela berikan kepadanya.“Bawa barangmu yang penting-penting dulu, Sayang. Kita bawa secara bertahap dari rumah ini,” perintah Rio lagi. Vela makin geram, tetapi tak bisa melakukan apa-apa.Di pantulan cermin, tampak jelas wajah Vela yang sedang diliputi amarah. Perasaannya tentu bergemuruh hebat.Apakah Mas Rio akan bersikap seperti ini terus? Aku makin nggak cinta sama dia kalau gitu caranya. Kapan aku bisa lepas dari pernikahan busuk ini? Aku nggak mau tersiksa sepanjang hari. Mas Rio har
Read more

Kejutan Lagi

Mobil menepi di halaman rumah Bian. Hal itu tentu membuat Elsa membelalakkan mata.“Hanya ke rumahmu? Buat apa dirahasiakan segala sih? Tinggal ngomong apa susahnya sih!” protes Elsa lagi.Bian melihatnya sekilas tanpa menjawab apa-apa. Kemudian, ia membunyikan klakson mobilnya.“Bi, apa yang kamu lakukan sih? Kenapa nggak turun saja? Ini tujuanmu kan?” tanya Elsa makin penasaran.Tak menjawab lagi, Bian menunjuk dengan dagu ke arah pintu rumah. Benar saja, Laras dan Zeta keluar dari sana.“Maksudnya apa sih, Bi?” Rasa penasaran makin terasa di ubun-ubun.“Aku bilang kan, ini rahasia. Nanti kamu pasti tahu kok. Mereka mau ikut. Nggak masalah kan? Kamu nggak terganggu kan, karena kita bukan hanya berdua.” Bian tak hentinya mengusili Elsa yang wajahnya makin cemberut.“Nggak tuh! Biasa aja! Aku hanya kesal karena main rahasia-rahasiaan segala. Aku penasaran banget tahu, Bi.”“Sabar ya, Sayang. Nanti pasti tahu kok.”Laras dan Zeta makin mendekat. Mereka membuka pintu mobil dan memasukin
Read more

Pindah ke Rumah Rio

“Baiklah, Bu. Aku akan memanggilnya Mbak Vela. Selamat datang, Mbak Vela,” ulangnya sambil tersenyum.“Sayang, setidaknya tersenyumlah, adik dan ibuku telah menyambutmu dengan sangat baik,” perintah Rio pada Vela yang hanya diam tak merespons apa pun.“Sudah, nggak masalah, Ri. Ayo, ayo. Masuk dulu. Ibu sudah masak enak loh.” Tika tampak sangat senang saat rumahnya akan dihuni oleh menantu yang banyak uang.“Sebelum ke sini, kami sudah sarapan, Bu. Vela juga, kayaknya sudah kenyang. Kami mau istirahat saja, Bu. Besok juga kan, aku sudah berangkat kerja lagi.”“Oh, begitu? Ya sudah, buat nanti saja kalau sudah lapar lagi. O ya, apa Vela masih tetap kerja? Menurut Ibu sih, mumpung masih muda, gunakan waktu untuk mencari uang sebanyak-banyaknya. Namanya hidup, pasti butuh uang kan? Kalau bisa, ajak Raya juga biar nggak Cuma mengandalkan pendapatan dari konten-kontennya. Kalian kan, berteman dekatnya sudah lumayan lama kan?”“Ibu, jangan bahas itu dulu dong. Kasihan Vela kan? Biarkan dia
Read more

Bertemu Calon Kakek Mertua

“Bian, tumben kamu datang ke sini? Sudah mau bergabung ke perusahaan Kakek?”Abimana seketika melontarkan pertanyaan yang sejak dulu mengharapkan jawaban iya dari Bian.“Oh, siapa yang ada di sampingmu? Apa dia calon istrimu?” lanjutnya.Sebelum menjawab, Bian menyalami Abimana dengan takdim. Begitu pula dengan Elsa. Ia mengikuti Bian yang telah mencontohkannya.“Pertanyaan terakhir yang benar, Kek. Perkenalkan, ini Elsa, calon istriku, Kek. Mungkin Kakek sudah pernah mendengar berita tentang kami.”“Oh, Kakek pikir, semua hanya gosip. Ternyata benar, Bi? Dia cucu dari keluarga Wicaksono, tapi hanya sebagai anak angkat kan, Bi? Kamu sudah tahu semua itu bukan?”Tentu saja, hal sensitif itu yang akan terus didengar oleh Elsa. Meski semua itu sudah tak layak lagi disematkan pada Elsa yang memang bukanlah seorang anak angkat.“Meski begitu, Elsa bisa mandiri, Kek. Buktinya, Hotel Tulip yang dikelola olehnya sudah terkenal sampai ke mancanegara. Sekarang saja, dia sudah mengambil alih hot
Read more

Menginterogasi

“Pernikahanku sama Elsa kurang tiga hari lagi. Harusnya, saat pernikahan kami terjadi, Papah sudah merestui dan ikut bahagia biar enak dilihat orang. Biar wajahnya bisa tersenyum lega, nggak terpaksa. Apa aku harus bertindak secepatnya selama waktu tiga hari ini? Aku akan mengungkap kebusukan Leo agar Papah tahu kebenaran seutuhnya?”Di dalam kamar sambil merebahkan diri di atas kasur, Bian memikirkan rencana yang ingin dilakukan. Di dalam dadanya masih ada yang mengganjal selama kebusukan Leo belum terkuak di hadapan Erwin.“Malam ini tidur dengan nyenyak dulu. Aku pikirkan besok lagi saja.”***Ketika rumah sudah sepi, karena penghuninya mulai melakukan aktivitasnya masing-masing, Bian menghampiri Wati untuk diinterogasi.“Bi Wati, yuk, ikut aku sebentar. Kita akan mulai wawancaranya di atas,” ujar Bian pada Wati yang sedang menyapu.“Oh sekarang, Mas? Bukankah, sebentar lagi Mas Bian mau menikah, kenapa masih bekerja dan mau mewawancarai saya sekarang?” Karena rasa penasaran, tanpa
Read more

Mengungkap Kebusukan Leo

“Elsa Sayang, apa kabarmu? Jangan marah lagi ya? Maaf tentang tadi malam.”Bian mengirim kalimat itu ke ponsel Elsa. Ia tak mau langsung menelepon karena merasa bersalah telah memaksakan rasa suka yang belum bisa Elsa terima.Peralatan yang digunakan untuk menginterogasi Wati telah dibereskan. Bian masih duduk di tempat itu sambil mengharapkan jawaban pesan yang dikirim kepada Elsa.“Elsa, kapan hatimu terbuka untukku? Padahal, di dalam sana mungkin sudah ada namaku yang terukir. Kamu saja yang masih takut mencintai laki-laki dengan tulus. Semua gara-gara bajingan itu sih!”Sorot mata yang sendu menatap foto Elsa yang didapat saat ia melamar di restoran waktu itu.“Perjumpaan kita seperti sudah di setting, Elsa. Kamu juga kan, yang awalnya mencium pipiku. Bagaimana aku bisa lupa? Apalagi, kita main game bersama cukup lama. Sejak itu, aku merasa nyaman berdekatan denganmu. Sayangnya, kamu masih menganggapku bagian dari rencanamu. Iya sih, sejak awal kan, Elsa memang sangat mencintai Ri
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status