53Di sisi lain, Belle tengah duduk berdua di sebuah restoran bersama Dahlia. Sembari menunggu makanan datang, keduanya fokus dengan ponsel masing-masing. Perasaan canggung menyertai sedari tadi, Belle menundukkan wajahnya lesuh, perlahan-lahan menoleh ke arah samping dan mendapati Albara juga menatapnya.“Ah, kenapa dia harus ikut? Aku tidak bisa leluasa.” batinnya menghela nafas gusar. Albara tak melepaskan pandangannya sedikitpun, dirinya waspada kepada Dahlia yang tiba-tiba mengajak Belle untuk bertemu.“Jadi, kenapa memintaku ke sini?” tanya Belle meletakkan ponselnya. “Tidak penting, aku hanya merasa ingin bertemu,” jawab Dahlia. Poros matanya melirik kalung yang dipakai Belle. Kilauannya seakan memancing Dahlia pada sebuah kenyataan bahwa Belle lebih bahagia. Perlahan, air matanya turun membasahi pipi yang nampak makin tirus. Dahlia berada di ambang keputuasaan.“Ada apa, katakan saja kepadaku.” minta Belle memberikan tisu kepada Dahlia. “Aku baik-baik saja, terima kasih.
Read more