"Maaf, gaes, lama nunggu. Tadi antri banget, ini silahkan di nikmati. Eh, ada tamu jauh juga?" Alhamdulillah, akhirnya yang aku tunggu-tunggu datang juga. Rasanya lega sekali mendengar suara suamiku itu pulang. Rencananya aku ingin mengadu, tapi lagi-lagi ibu menggeleng pelan sembari tersenyum melihatku yang akan melangkah keluar. Ya, sudahlah, kali ini aku menurut meski sedikit terpaksa."Eh, Yan, kata Bapak ini kamu pekerjaannya hanya ongkang-ongkang kaki saja di rumah mertua dan menunggu warisan, enak, ya, kamu?" ujar salah satu rekan mas Yanuar yang membuat darahku ini semakin mendesir. Ini tak bisa dibiarkan, aku nggak mau semua orang menilai suamiku buruk di matanya. Amarah yang sejak tadi kusimpan rapi ini seketika ingin mencuat dan meledak, memporak-porandakan segala yang ada didekatnya.Namun, aku ragu untuk melangkah sebab jawaban dari suamiku itu justru membuat mataku menyipit."Ya, jelas. Namanya juga menantu paling ganteng sendiri, Ayah mertuaku melarang aku kerja berat
Last Updated : 2023-04-19 Read more