Berangsur-angsur aku pun melemah, Ibu yang masih terisak di lantai perlahan mendekat diriku dan memeluk erat-erat. Kamu sama-sama menangis, kami sama-sama merasakan sakit yang telah terpendam.Beliau adalah temanku bercerita, pun demikian dengan Ibu. Selalu bercerita tentang apa yang dirasakan kepadaku. Sehingga jelas saja aku pun tahu apa yang terjadi dengannya."Sudah, jangan di buka! Ibu tahu kamu sakit hati selama ini, tapi pada kenyataannya Mbahmu sekarang tidak bisa apa-apa dan cucu-cucu yang selalu di banggakan malah enggan untuk mendekati. Tidak mau bertanggung jawab, ikhlaskan, ada pahala besar untuk kita dan kini saatnya Ayah, Ibu dan kamu menuai pahala itu. Berbesar hatilah, Nak!" ujar Ibu lembut."Kaya sesungguhnya itu bukan semata dinilai dengan harta, uang dan tahta. Akan tetapi, hati yang baik, bersyukur tidak dendam maka hati kita akan bersih dan diangkat derajatnya oleh Tuhan, Gusti Allah, percaya sama Ibu.""Bukankah Ibu pernah bilang padamu, jika kita didzolimi oran
Last Updated : 2023-08-06 Read more