Home / Lain / SEPEDA TUA WARISAN KAKEK / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of SEPEDA TUA WARISAN KAKEK : Chapter 91 - Chapter 100

165 Chapters

BAB 91 KECELAKAAN

Pagi mulai datang, suasananya, rasanya bahkan setiap detiknya terasa begitu indah. Cerahnya hari ini seakan memberikan kesejukan bagi orang-orang yang datang bergotong-royong di rumah Mbah Lastri. Rumah sudah banyak para ibu-ibu yang sibuk dengan tugasnya masing-masing, yang lelaki pun sibuk dengan kambing yang sudah siap untuk disembelih. "Sudah tujuh hari Mbahmu meninggalkan kita semua disini, semoga kalian semua bisa tentram seperti harapan beliau," ucap Mbah Lastri dengan mengelus punggung tangan ini berulang-ulang."Aku pun sudah lelah jika harus bergelut dengan masalah yang sama sejak lahir hingga sekarang ini. Malah kadang aku pengen pergi dari rumah itu dan membangun di tempat baru, Mbah." Aku mengatakan dengan pandangan lurus ke depan.Sebenarnya apa yang aku katakan adalah kenyataan yang saat ini terjadi. Memang rasanya aku sudah muak jika berhadapan dengan masalah itu-itu melulu. Padahal aku dan Mas Yanuar selalu merencanakan masa depan indah nan cerah tanpa ada lagi gang
last updateLast Updated : 2023-05-01
Read more

BAB 92 MENJELANG MELAHIRKAN

"Bagaimana dia?" Pertanyaan pertama yang aku tujukan pada Mas Yanuar saat menginjakkan kaki di rumah dengan rasa penasaran kondisi Lek Santoso.Mas Yanuar yang datang lalu mencuci mukanya itu tersenyum sebelum duduk di sampingku dan menjawab rasa penasaran ini. "Kepo," bisiknya tepat di telinga."Bagaimana keadaan Lek Santoso, Nak Yanuar?" Kini ibu yang bertanya pada suamiku itu. Ibu memilih duduk di kursi ujung, dengan seksama beliau memperbaiki posisinya demi mendengar penjelasan dari sang menantu. Aku pun tak sabar untuk mengetahui apa yang terjadi pada lelaki angkuh itu. Apakah dia sehat atau malah kritis? Ini yang ingin aku tahu jawabnya, tapi sayangnya Mas Yanuar malah diam sesaat."Lek Santoso dibawa ke rumah sakit, Bu. Tadi ada mobil ambulans daei puskesmas keliling dan segera membawa dia. Saat dibopong sama warga tadi kelihatan Lek Santoso tidak sadarkan diri," jelas Mas Yanuar akhirnya."Astaghfirullah," ucap ibu menutup mulutnya. "Karma, Bu," sungutku.Semua mata menoleh
last updateLast Updated : 2023-05-02
Read more

BAB 93 MELAHIRKAN

Tujuh harinya Mbah Darma selesai dengan lancar. Di malam ini terakhirnya kamu menginap di sini. Menemani Mbah Lastri yang sendirian pada akhirnya nanti. Akan tetapi, bapak berkata pada seluruh keluarga besar tak terkecuali dari pihak Mbah Lastri sendiri."Niat kami ingin mengajak Mbah Lastri ke rumah, bersedia Mbah?" tanya Bapak saat semua seksama mendengarkan."Iya, Mbah, lebih baik ikut Mas Budi saja!" celetuk salah satu keluarga.Mbah Lastri tersenyum sambil memandangi seluruh anggota keluarga yang ikut bergabung di rumah ini. Kebanyakan dari mereka setuju, melihat wanita sepuh itu akan menikmati hari tuanya tanpa pasangan. Pasti akan kesepian karena kami akan kembali menjalani aktivitas masing-masing."Sudah aku katakan sejak awal, aku tidak akan pergi dari rumah ini kecuali Tuhan memanggil. Rumah ini penuh kenangan kami berdua juga bersama kalian yang sering main kesini. Lalu kenapa aku harus meninggalkannya?" jelas Mbah Lastri."Baik kalau begitu, Mbah saya dan istri yang akan i
last updateLast Updated : 2023-05-02
Read more

BAB 94 BAYIKU

Bayi mungil di sampingku terlihat begitu lucu, kebahagiaan kami berlimpah kala melihatnya menangis karena suaranya yang indah begitu menyejukkan hati. Mbah Lastri menggendongnya penuh sayang, antara bahagia dan sedih air mata ini jatuh di pipi."Laki-laki apa perempuan?" tanyaku lemah."Alhamdulillah, jagoan," balas Mas Yanuar berbinar-binar."Laki-laki dan sehat, Alhamdulillah. Mbah akan tidur bersama kalian, Budi, kamu untuk sementara tidur di rumah Mbah, ya, karena belum empat puluh hari rumah Mbah di tinggal oleh Mbahmu Darma dan nggak boleh ditinggalkan dalam keadaan kosong tanpa penghuni, nggak baik!" ujar Mbah Lastri terhadap Ayah.Ayah yang diminta pun mengangguk setuju, tapi bukankah itu justru membuat Ayah jarang melihat cucunya sendiri?"Nanti gantian sama Harjo, bukankah dia dan istrinya masih disana?" "Masih, Mbah, ini tadi aku minta dia untuk tidak pulang dulu. Saudara yang lain juga masih banyak yang disana, Mbah." Ayah mengusap pelan lengan ini."Terima kasih telah me
last updateLast Updated : 2023-05-02
Read more

BAB 95 APAKAH KARMA?

Menjelang Magrib pintu dan semua jendela telah tertutup, Bapak dan ibu mertua menjalankan ibadah sholat di mushola dekat rumah. Sedang aku ditemani Mbah Lastri di kamar dan Raka dalam gendongannya. Mas Yanuar dan ibu pun sedang menjalankan sholatnya di rumah. Suasana sunyi kala ini, hanya suara ayam yang mulai berebut tempat terdengar bising."Gantian, ya, Mbah sholat dulu. Jangan di tinggalkan sendiri, temani anak dan istrimu!" titah Mbah Lastri kepada Mas Yanuar yang sedang membawa piring. Belum ada dua suapan dari luar teriakan seorang wanita membuat kami semua terperanjat. Ibu yang sedang menata makanan untuk diberikan kepada Ayah setengah berlari menuju luar."Mas, kamu nggak ikut keluar?""Makan dulu, kamu yang paling penting saat ini. Nanti setelah selesai aku keluar," jawabnya datar."Mas!" Bukannya menjawab justru tangan kanan suamiku itu memasukkan makanan ke dalam mulut ini."Apa kamu nggak dengar apa pesan Mbah Lastri baeusan, jangan tinggalkan anak dan istrimu sendirian
last updateLast Updated : 2023-05-02
Read more

BAB 96 STROKE

Bi Salimah menderita stroke itu kabar yang aku dengar saat kemarin ada yang datang ke rumah menjenguk bayiku. Dia nggak bisa berbicara lancar dan sebelah tubuhnya tak bisa bergerak seperti dulu lagi.Sedang Lek Santoso tubuhnya lumpuh separuh, entah apa yang harus aku rasakan saat ini. Mau tertawa terbahak-bahak atau menangis sedih dan turut berduka cita atas musibah yang menimpa mereka. Intinya aku kini pun semakin banyak diam jika melihat mereka sedang duduk di teras bersama-sama.Mbah Lanang yang tubuhnya pun sudah tidak gagah harus ikut merawat anak juga menantunya telaten. Sayangnya begitu besar kepada mereka, setiap pagi menemani berjemur lalu membantu menyuapinya. Bahu-membahu dengan Julia menjaga mereka, pemandangan yang membuat hati pilu. Namun, mau bagaimana lagi, mereka saja hingga detik ini masih tidak menganggap kami saudara.Jarak yang membentang itu semakin bertambah jauh dan terhalang tembok besar nan tinggi. Walaupun kadang aku dan Julia saling tatap mata, tapi dia ma
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more

BAB 97 KEBAHAGIAAN KITA

Kebahagiaan datang bertubi-tubi, Mas Yanuar usahanya pun bertambah lancar. Alhamdulillah, rezeki nggak akan kemana, mereka akan selalu tahu tempatnya sendiri-sendiri. Ibu mertua pun seringkali berkunjung ke rumah dengan alasan ingin menemaniku merawat Raka.Seminggu menginap lalu akan pulang karena kangen rumah, begitulah kehidupan yang aku jalani bersama orang terkasih. Sepulangnya lalu Mbah Lastri pun akan tidur bersama kami di rumah ini, sedang rumah asli beliau akan ditempati oleh Ayah."Pokoknya kalau ada apa-apa segera panggil kami semua, jangan sungkan-sungkan! Kamu adalah harta berharga bagi kami, bukan, bukan kamu, tapi Raka!" Ucapan Mbah Lastri sontak mengundang tawa kami semua yang sedang duduk mengitari buah cinta kami yang kini telah berusia tiga bulan.Tubuhnya yang gembul itu menjadi rebutan para kakek nenek serta saudara yang datang ke rumah. Tak pernah sepi, karena Kakak iparku selalu datang silih berganti membawakan berbagai macam makanan, buah-buahan serta pakaian l
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more

BAB 98 KESALAHANKU

"Ahhhh, prang!" Suara teriakan dari seberang membuat aku yang menggendong Raka di halaman seketika menoleh.Meskipun aku takut untuk mendekat, tapi rasa kasihan tiba-tiba masuk dan mengusik hati ini. Langkah kaki bergerak menuju rumah adik dari Ayah tersebut. Aku takut jika terjadi seseorang yang buruk. Apalagi hanya Mbah Lanang saja yang masih sehat disana."Assalamualaikum," salamku kemudian.Semua mata tertuju padaku, tak terkecuali Mbah Lanang yang terlihat basah di bagian celananya. Sedang mata Bi Salimah yang masih sehat itu membulat sempurna tatkala aku mencoba masuk ke dalam."Buat apa kamu kesini? Mau menertawakan kami? Dasar manusia bedebah, kamu pikir ini karma, tidak! Ini hanya kesalahan kecil yang bisa di benarkan!" bentak Angga dengan sinis."Kamu itu manusia sampah, tidak berarti lagi buat kami. Kamu dan suamimu akan menanggung semua yang pernah kalian lakukan padaku. Kamu pikir aku takut, nggak!""Maksudnya apa? Aku hanya ingin melihat kesini karena teriakan keras, tid
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more

BAB 99 NASEHAT

"Jadi orang jangan suka ngeyel, kamu itu sudah menjadi ibu dan seharusnya lebih bijak dalam berpikir bukan malah semakin goblok. Bagaimana kalau terjadi sesuatu sama Raka? Kamu mau bertanggung jawab jika kakek dan neneknya marah?" ujar Ibu dengan wajah marahnya.Jantung yang berdebar ini pun tak karuan saat mendapati ibu dan ayah yang memandang diriku tanpa kedip. Bagaikan seorang terdakwa yang tengah disidangkan dalam sebuah kasus, aku tidak berdaya dan berkutik di depan mereka.Apalagi Mas Yanuar yang seolah enggan membela istrinya ini meskipun hanya sebentar saja. Entahlah, kesalahan yang kuperbuat kemarin benar-benar merusak hubungan keluarga ini."Maaf," ucapku pelan, tapi masih terdengar oleh mereka.Ibu mendesah pelan, pun dengan Ayah yang seperti kecewa karena sikapku itu."Ayah saja berusaha keras untuk tidak ikut campur atau sekedar mendengarkan suara-suara tentang mereka. Malahan kamu berupaya masuk kedalam rumah itu, memangnya kamu mau menjadi pahlawan lalu dihormati dan d
last updateLast Updated : 2023-05-04
Read more

BAB 100 JULIA MARAH

"Setelah sekian lama kita nggak pernah tegur sapa, kini Tuhan memberikan jalan untuk bisa menyapa. Kamu senang?" ujar Julia saat aku sedang memilih sayuran di tukang sayur keliling.Alis ini sepertinya bertemu, iya, sama kayak aku dan Julia, bertemu di waktu yang salah. Kalau tempat menurutku benar, tapi entah kalau menurut dia. Sepupuku itu terlihat tak bersahabat, bibirnya yang pucat tersenyum sinis dan memandang ke arahku dari atas hingga bawah.Seperti seseorang yang menyelidiki penuh arti, bagai seekor hewan buas yang siap menerkam mangsanya hidup-hidup. Mata indahnya yang dulu berbulu lebat kini terlihat gersang. Sungguh pemandangan yang bertolak-belakang dengan masa lalu sebelum ada tragedi orang tuanya sakit-sakitan."Kamu itu sok-sokan menjadi wanita sempurna padahal masih banyak celah. Jangan berpikir kamu di atas angin dengan segala macam yang telah terjadi. Kami tidak akan meminta maaf sama kamu dan orang tuamu itu, camkan!" gertak Julia lantang.Sayuran yang dipegang tang
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more
PREV
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status