Brak!“Apa ini, Rose?” Zain melempar berkas bersampul merah darah di atas meja kubikel milik, Rose.Wanita muda itu sedikit terkejut dengan kedatangan sang CEO yang secara tiba-tiba. Rose berdiri dengan tenang, ia harus bisa menstabilkan gemuruh di dadanya. “Bisa tidak, jika sikap Bapak sedikit saja lebih sopan pada saya?” Rose menghela napas dengan berat, lalu menyilangkan tangannya di depan dada. Ia melihat Zain dengan dagu yang mendongak, sangat kontras dengan tatapan matanya yang sangat tajam.“Seharusnya aku yang bertanya, apa yang sudah Kamu lakukan?” tunjuk Zain pada berkas yang baru saja dilemparnya secara kasar.“Bukankah sudah jelas, Pak Zain yang terhormat? Saya mengajukan resign dari perusahaan ini. Apakah saya harus menjelaskan kembali pada Anda, Pak?” Rose melirik pada berkas yang baru saja dia masukkan pada pihak HRD.“Tidak perlu, karena Kamu sudah pasti tahu jawabannya.” Zain menolak mentah-mentah surat pengunduran diri dari, Rose. Ia tidak menyetujui jika perempuan
Read more