"Tolong ….!" Suara teriakan dari arah kamar pasien, terdengar lirih. Pak Rahmat berusaha untuk menghentikan pendarahan yang terjadi pada putrinya."Ya Tuhan, Pak Rahmat!" Dokter Frans dan suster Kirana berlari kecil ke arah mereka."Cepat, ambilkan peralatan dan juga obat, Suster!" wajah Pak Rahmat begitu panik, ketika dokter Frans dan suster terlihat kelabakan saat menangani putrinya."Bapak, saya minta tolong. Tekan ini dengan pelan, agar pendarahannya tidak terlalu banyak." Dengan cekatan dokter Frans membaringkan Sarah yang tampak gemetar dan pucat."B-Baik, Pak Dokter," Pak Rahmat mengambil sebuah waslap panjang, lalu membalut luka putrinya."Biarkan saya duduk!" Sarah kembali duduk di tepi ranjang. Ia tidak ingin tidur di atas kasur seperti orang payah. Dokter Frans terkejut, ia berhenti sebentar ketika hendak mengambil kapas. Tak lama kemudian dokter muda tersebut mengangguk kecil tanda mengiyakan."Mbok yang nurut gitu loh, Nak. Jangan keras kepala begini!" ujar Pak Rahmat
Read more