Semua Bab Terjebak Obsesi Cinta Mafia Kejam: Bab 71 - Bab 80

221 Bab

Cokelat Pengganti

TOK TOK Lakukan secara perlahan, jangan menyinggungnya. Itu adalah pesan dari Bi Rosa agar bisa menghadapi Alesha. Ia masuk perlahan. Alesha sedang berbaring di ranjangnya. Seperti tadi, dengan tangan yang melakukan tugas masing-masing. Garvin melepaskan jasnya terlebih dahulu. “Done,” ucapnya pada sebuah alat komunikasi yang terhubung dengan anak buahnya. Kemudian mengeluarkan pena yang merangkap menjadi pisau. Lalu ada satu pistol di saku celananya. Garvin melepaskan semua alat-alat yang ada pada tubuhnya. Barulah mendekati Alesha. “Pergi dari sini,” ucap Alesha. Namun tidak segalak tadi. Seperti menyuruh namun tanpa tenaga. Mungkin karena sudah mengantuk. Garvin naik ke atas ranjang. “Biar aku saja.” Mengambil sebuah benda berlapis dengan kain handuk yang terisi dengan air hangat. Alesha yang sudah lelah menurut saja. Mulai menguap ngantuk. Ia membiarkan ponselnya tergeletak dengan layar yang masih menyala. Garvin semakin mendekat, dengan tangan kanan yang memegang benda itu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-24
Baca selengkapnya

Calon Istri

Sebagai ucapan terimakasih karena Garvin mau menemaninya dan membelikannya dua kardus cokelat. Alesha memasak. Menunya simpel, hanya ayam goreng dan nasi putih. Makanan rumahan di Indonesia. Karena Alesha juga baik hati dan cantik jelita. Ia mau datang ke kantor Garvin yaitu Viction untuk mengantar makan siang buatannya. Alesha sudah berada di lobi kantor. Bertemu dengan resepsionis yang good looking. By the way di mana mereka perawatan hingga wajah mereka bisa mulus sekali. “Anda sudah membuat janji?” Alesha menggeleng. “Tuan Garvin saat ini sedang sibuk. Anda bisa kembali lagi besok saat sudah membuat janji,” ucap resepsionis itu. Salah Alesha juga. Kenapa tidak memberitahu Garvin jika dirinya akan datang. Kalau begini kan menyusahkan diri sendiri. Apalagi ia mencoba menghubungi Garvin tapi tidak diangkat sama sekali. Alesha memilih duduk di bangku tunggu. Ia punya ide cemerlang. Bagaimana kalau langsung ke ruangan Garvin saja. Ia akan bertanya pada kakek Abraham di mana ruang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-25
Baca selengkapnya

Racun

Alesha menggeleng. “Ter-se-rah.” Ia membawa paper bag yang berisi kotak makan. “Aku mau bilang terima kasih karena sudah merawatku tadi malam. Oh ya juga untuk dua kardus cokelatnya.” “Aku membuatkanmu makan siang.” Alesha membuka kotak bekalnya. “Ayo makan. Kau pasti belum makan.” Garvin hendak menyulut rokoknya. Alesha langsung merebutnya dan memasukkannya ke dalam kantong. “Merokok setelah makan.” Garvin mengamati penampilan Alesha. “Kenapa memakai celana sependek itu? Apa kau tidak tahu banyak pria yang melihatnya.” Jujur Garvin sangat kesal—ia tidak suka jika kaki jenjang Alesha nanti dilihat pria belang di luar sana. “Biarkan.” Alesha mengambil sendok. Menyerahkannya pada Garvin. “Ini.” Garvin berdecak pelan. Memberitahu Alesha sama saja memberitahu batu. Tidak akan berguna. Ia mendekat. Menarik tengkuk Alesha dan mencium bibir Alesha beberapa detik. “Sebagai ganti rokokku yang kau ambil.” Alesha menyipitkan mata. “Jangan menciumku sembarangan.” Pergerakan Garvin yang ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-25
Baca selengkapnya

Merasa Bersalah

“Kau sudah melakukannya sayang?” tanya seorang perempuan pada seorang pria yang memangkunya. “Sudah. Seperti yang kau inginkan. Dia masuk rumah sakit akibat racun yang aku berikan di makanannya.” Si pria menggerayangi tubuh wanita. “Kau sudah puas hm?” tanyanya sembari mengecup leher si wanita. “Aku tidak akan puas sebelum melihatnya mati.” “Oh tenanglah. Dia kali ini akan benar-benar mati dengan racun buatanku.” Pria itu menyentuh dagu sang wanita. Kemudian melumat bibir wanita itu dengan ganas. Bunyi permainan mereka sampai terdengar. “Jadi kau mau menikah denganku sekarang?” tanya si pria. “Hahaha.” Wanita itu tertawa. “Kau bisa menebusku dari tempat sialan ini?” “Tentu.” Pria itu tersenyum. “Aku punya banyak uang untuk membebaskanmu. Aku tidak hanya modal cinta. Aku mencintaimu. Aku tergila-gila padamu. Tapi aku juga punya banyak uang untuk hidup kita.” Wanita itu tersenyum mendengar pernyataan si pria. Ia mengusap dada pria itu dengan menggoda. Perlahan ia membuka kancing
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-25
Baca selengkapnya

Permintaan Maaf Tulus

Setelah mengetahui kabar tersebut. Alesha memutuskan untuk langsung bergegas ke Mansion. Alesha bisa bernafas sedikit lega. Jika Garvin sudah boleh pulang, pasti keadaan pria itu sudah membaik. Di sepanjang perjalanan Alesha tidak bisa tidur seperti biasanya. Ia hanya ingin melihat Garvin secepatnya. Begitu sampai di depan Mansion. Alesha turun. Seperti biasa di sana banyak bodyguard berseragam hitam dari atas hingga bawah yang stand bye di depan. Alesha bisa langsung masuk tanpa ijin. Namun sekarang beberapa bodyguard itu menghadangnya. “Kenapa kalian melarangku masuk?” heran Alesha. Mereka hanya diam. “Aku ingin bertemu dengan Garvin,” Alesha berusaha menerobos orang-orang yang menghalanginya masuk. Namun tetap saja bergeser sedikitpun saja tidak. “Tuan sedang tidak ingin diganggu siapapun.” “Beritahu dia aku datang dan ingin bertemu dengannya sebentar saja.” Alesha sampai menyatukan kedua tangannya memohon. “Aku mohon pada kalian.” Mereka saling berpandang. Berkomunikasi mel
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-26
Baca selengkapnya

Ternyata Marson

“Marson?” Alesha menatap Marson yang tengah terikat dengan keadaan yang penuh luka. Ia beralih menatap Garvin yang dengan santainya malah duduk. “Kau bisa jelaskan padaku kenapa kau menghukum Marson?” “Kau bisa berpikir sendiri siapa orang terdekatmu yang menaruh racun di makanan yang kau buat.” Garvin mengambil gelas lalu mengisinya dengan cairan Vodka. Alesha menggeleng. Tidak mungkin Marson? Pria itu ceria dan menyenangkan. Alesha menganggap Marson sebagai temannya sendiri. Meski jarak usia mereka terlihat jauh. Alesha masih tidak percaya. “Marson kau yang meracuni Garvin?” Alesha mendekat. Ia ingin mendengar jawaban yang keluar dari mulut Marson sendiri. Marson diam. Ia menunduk—mungkin karena luka yang terlalu banyak di tubuhnya membuatnya tidak ada tenaga. “Marson jawab aku!” teriak Alesha tidak sabar. “Garvin lepaskan dia.” Alesha menoleh ke belakang. “Aku ingin mendengar jawabannya.” “Aku tidak bisa melepaskan musuhku begitu saja.” Garvin menatap remeh Alesha. “Garvin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-26
Baca selengkapnya

Lancang

“KAU LANCANG SIALAN!” teriak Garvin tidak terima. Alesha menghela nafas panjang. “Aku menyalahkan diriku sendiri atas kejadian itu. Aku pikir aku benar-benar membawa sial untuk orang lain. Kau menghancurkan kepercayaanku pada orang lain. Setelah kejadian ini—aku pasti tidak bisa mempercayai orang lagi.” “DASAR J@LANG SIALAN! KAU PIKIR KAU BISA HIDUP BERSAMANYA HAH!” teriak Marson menggebu-gebu. “KAU SEPERTI JALANG LAINNYA! KAU DIBAYAR BERAPA?!” “TUTUP MULUTMU!” Garvin sudah berdiri. Ia hendak memukul Marson, namun dicegah oleh Alesha. “INGAT PERKATAANKU JAL@NG! KAU AKAN DIBUANG OLEHNYA!” “Seperti janjiku. Jika kau pelakunya. Aku akan menembakmu dengan tanganku sendiri.” Alesha mengambil pistol yang berada di atas meja. Alesha mengambil jarak yang lebih jauh dari Marson. Ia mengarahkan pistolnya tepat di kepala Marson. Tinggal menarik pelatuk dan peluru akan meluncur di kepala penghianat itu. Tapi rasanya begitu berat—baru kemarin rasanya mereka bercanda riang. Berusaha membendu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-26
Baca selengkapnya

Remaja Labil

“Para warga berdemo di depan pagar lahan yang akan digunakan untuk menanam obat-obatan terlarang.” Vander, Christ dan Garvin duduk melingkar. Di paling ujung ada layar yang memperlihatkan sebuah kawasan yang sudah tertutup dengan pagar. “Berapa banyak?” tanya Garvin. Vander menunjuk layar. Di sana ada beberapa warga yang berdemo dan membawa papan bertuliskan menolak adanya proyek rahasia. “Tidak banyak. Mereka adalah organisasi yang menyuarakan aspirasi rakyat. Sebenarnya rakyat yang di sana tidak peduli. Yang mereka pikirkan hanyalah lahan mereka terjual dengan harga mahal,” jelas Vander. “Jika membunuh mereka, itu terlalu berisiko. Kita bisa menyuap masing-masing mereka agar diam.” Ide dari Christ. “Aku tidak akan memberi uang pada mereka yang tidak melakukan apapun untuk Blackton. Mereka akan menjadi lintah darat yang akan menggorogoti Blackton.” Garvin tidak setuju dengan ide dari Christ. “Aku ingin mendengar ide dari orang lain.” Garvin mengetukkan jarinya di meja. Seoran
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-27
Baca selengkapnya

Membantah

Alesha pulang. Ia tidak mengindahkan perintah Garvin karena perintah kakek lebih penting. Kata kakek, Alesha tidak boleh menginap di Mansion Garvin. Sangat berbahaya, karena Garvin bisa memakannya. Alesha menurut saja—lagipula jika nanti Garvin marah. Ada kakek yang akan membelanya. Orland membukakan pintu untuk Alesha. Pria itu nampak biasa saja. Seperti tidak terjadi apapun. Alesha keluar ia menatap Orland dan Zack bergantian. Tidak ada yang ingin ia katakan. Alesha berjalan tanpa kata. Ia masuk ke dalam rumah. Tidak ada tanda-tanda kakek ada di rumah. “Bi kakek ke mana?” “Tuan pergi keluar Nona, katanya mau bertemu dengan rekan kerja,” jawab Bibi. Alesha berjalan masuk ke dalam kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasurnya. Ada begitu banyak kejadian hari ini. Alesha masuk ke kamar mandi. Mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Ia tidak berhenti menggosok tanda di leher dan dadanya yang tidak bisa hilang. Alesha pikir menggosoknya akan menghilangkannya. Tapi ternyata salah—t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-27
Baca selengkapnya

Sembunyi Sebentar

Alesha bangkit dengan gugup. Ia menatap Garvin yan santai di atas kasurnya. “Cepat bersembunyi.” Alesha mengatakannya dengan berbisik. “Untuk apa?” Alesha memeragakan bagaimana Kakek Abraham biasanya memukul Garvin dengan tongkat. Garvin yang sadar langsung melotot. Ia langsung kelimpungan mencari tempat yang paling aman untuk bersembunyi. “Alesha,” panggil Abraham. “IYA KEK, SEBENTAR.” Alesha mendorong tubuh Garvin masuk ke dalam lemarinya. Untung masih ada ruang yang kosong. Meskipun Garvin harus duduk dan melipat tubuhnya agar muat di dalam lemari itu. “Si@lan,” desis Garvin. Sebelum menutup lemari, Alesha mengambil celana longgar. Ia sadar jika bertemu dengan orang tua penampilannya harus tetap sopan. “Shit!” Garvin mengumpat lagi. Itu karena Alesha menutup lemari dengan sangat kencang sehingga mengenai kepala pria itu. “Sorry.” Alesha meringis pelan. Setelah memakai celana yang dipilihnya, barulah ia menghampiri Abraham. Sebelum membuka pintu ia lebih dulu memperbaiki ra
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
23
DMCA.com Protection Status