Semua Bab Terjebak Obsesi Cinta Mafia Kejam: Bab 41 - Bab 50

221 Bab

Menyatakan Perasaan

“Tidak semudah itu.” Garvin menaruh cincin itu ke dalam saku celananya. “Jika kau ingin aku mengembalikan cincin ini, kau harus ikut aku.”“Tidak mau,” balas Alesha cepat. “Jangan main-main denganku atau aku akan mengadukanmu pada kakek!” ancamnya.Garvin menaikkan salah satu alisya. “Kakek sedang keluar.”Alesha mengerjap mata. “Tetap saja. Aku akan melaporkanmu.”“Aku hanya ingin menunjukkanmu sesuatu. Aku tidak akan membawamu ke Mansionku. Aku juga tidak ingin merasakan tongkat kayu sialan itu.”“Perkataanmu bisa kupegang?” Alesha menyipitkan mata. Ia sungguh ragu dengan perkataan Garvin.Garvin menarik tangan Alesha. Berjalan di samping pria itu. “Apa kau tidak diberi baju kakek?” ia menatap Alesha dengan intens. Pasalnya ia tidak suka jika lekuk tubuh Alesha dilihat orang lain.Lihat saja sekarang. Kaos hitam itu begitu pas ditubuh Alesha, hingga tonjolan dan lekuk yang menggoda bisa dilihat siapapun. Belum lagi—celana pendek sebatas paha yang membuat kaki jenjang Alesha terlihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-14
Baca selengkapnya

Jangan Menyentuhku Sembarangan

Garvin menggeleng. Ia masih memeluk Alesha dari belakang. Melingkarkan tangannya di perut ramping Alesha. Kepalanya bersandar nyaman di bahu kecil wanita itu. Garvin benar-benar menyukai aroma tubuh Alesha. Ingin sekali rasanya memakan Alesha.“Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan denganku?” tanya Alesha pelan. Hanya bisa menerima. Melawan Garvin pun akan percuma.“Aku ingin menunjukkan aset Aldrich yang diataskan namamu.”“Bukankah sudah diambil Wiliam?”“Aku megambilnya kembali. Jadi aset itu kini menjadi milikmu.” Garvin menunjuk sebuah bangunan tinggi. “Itu milikmu, itu adalah sebuah Apartemen yang dihuni.”“Lalu di sana.” Menunjuk lebih jauh sebuah tanah kosong. “Itu juga milikmu.”“Sebenarnya ada satu lagi tapi bukan di sini. Kalau ingin melihatnya aku bisa mengantarmu.”Alesha membalikkan badannya, mendongak menatap Garvin. “Aku tidak berhak menerimanya. Itu hasil kerja keras Aldrich selama bekerja denganmu. Aku tidak pantas hanya menerimanya.”Lancang atau tidak, Garvin tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-15
Baca selengkapnya

Kekejaman Diluar Nalar

“Aku memotong semua jari Wiliam sebelum membunuhnya. Seharusnya aku memotong semua jari kakinya juga,” jawab enteng Garvin.Alesha reflek menutup mulutnya dengan mata yang melebar. Ia bergerak mundur menjauhi Garvin. “Kau melakukan semua itu?”“Tidak. Anak buahku yang melakukannya. Aku melihatnya, aku memastikan jika jari-jarinya yang kotor itu dipotong habis,” jawab Garvin sangat santai mengganggapnya hal tersebut lumrah.Alesha kehabisan kata-kata. Hampir saja lupa jika Garvin bukan pria normal. Dia pria berdarah dingin yang kejam. Seharusnya Alesha tidak perlu terkejut, apalagi dirinya pernah mengalaminya sendiri bagaimana penyiksaan Garvin. Bagaimana penjara bawah tanah yang diisi teriakan orang-orang meminta pengampunan.“Ak-ku-aku akan masuk.” Alesha berjalan tergesa-gesa masuk ke dalam rumah.Saking terburu-burunya, kakinya sampai tersandung.DUK“Argh,” ringis Alesha. Kakinya tersandung undakan lantai. Alesha terjatuh—ingin segera kabur dari Garvin namun malah berakhir seperti
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-15
Baca selengkapnya

Ukurannya Sedang

Berada di sebuah klub mewah yang hanya diisi oleh orang-orang dari kalangan atas. Garvin duduk di salah satu bangku. Hanya ada satu anak buahnya yang ikut yaitu Chris. Selain menjadi Sekretaris yang merangkap menjadi Asisten, ia juga menjadi pembantu Garvin. Harus selalu ada jika Garvin membutuhkannya.“Bos mau saya panggilkan wanita?” tanya Christ.“Cari yang cantik, anggun, lucu dan menggemaskan.” Garvin tersenyum tipis. Ia meminum Vodka dari gelas dengan santai.Banyak sekali wanita yang mengincarnya. Mereka semua cantik dan seksi tapi entah kenapa tidak membuat Garvin berselera. Tubuh mereka semampai, beberapa tonjolan yang mereka miliki sangat menggoda. Tapi lagi-lagi Garvin tidak tergoda.Christ mengernyit. Mana ada wanita seperti itu di klub. Gerutunya dalam hati. Ia harus bertanya lebih detail. “Ukurannya bos?”“Ukuran apa?” Garvin malah bingung dengan maksud Chist.Tangan Christ membentuk tubuh seorang wanita.“Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.” Ia menatap tanganny
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-16
Baca selengkapnya

Sebuah Pesta

Alesha tidak yakin. Ia tidak sepenuhnya mengerti. Namun dari ucapan kakek, ada kemungkinan Garvin semakin tertantang untuk menaklukannya. Bagaimanapun Garvin seorang pria yang banyak disukai wanita. Sering gonta-ganti pasangan. Alesha tidak akan mau terjebak dengan pria seperti itu. Mulai saat ini ia akan janji pada dirinya sendiri akan selalu menghindari Garvin.“Sebentar lagi ulang tahun perusahaan. Kamu harus ikut sama kakek.” Abraham mengusap tisu ke sudut bibirnya.“Tapi Alesha bukan keluarga kakek.”“Kamu lupa apa kata kakek?” Abraham beranjak dari duduknya. “Kamu cucu kakek. Sama seperti Garvin. Kamu harus ikut.”Alesha mengangguk pelan. Tidak bisa menolak.Seperti jarum jam yang diputar lebih cepat dua kali. Hari yang dinanti sudah tiba. Persiapan untuk merayakan ulang tahun perusahaan sepenuhnya telah rampung. Orang-orang antusias dengan pesta yang diadakan perusahaan besar seperti Viction grup.Alesha telah menyelesaikan riasannya. Ia turun—berjalan bersama kakek menuju mobi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-16
Baca selengkapnya

Silahkan Dilanjut

“Selamat atas 35 tahun berdirinya perusahaanmu. Aku menyesal karena pernah meragukan putraku sendiri.” Abraham menepuk pelan bahu Sean.Dulu Abraham sempat meragukan kemampuan Sean mendirikan perusahaan tanpa campur tangannya. Tapi Sean berhasil membuktikannya dengan mendirikan perusahaan yang bersih tanpa hal-hal ilegal seperti bisnisnya. Abraham tentu saja bangga. Padahal dulu ia berniat memberikan Blackton pada Sean, namun ternyata Sean sudah sukses dengan perusahaannya sendiri.“Aku sudah melupakannya, Dad. Jangan mengatakannya lagi,” balas Sean.“Aku mengatakannya agar bisa selalu mengingat kesuksesan putraku.”Valencia sudah pergi bertemu dengan teman-teman sosialitanya. Sedangkan Alesha tidak tahan lagi ingin mencicipi beberapa kue ringan yang berada di meja pinggir. Ia pergi setelah mendapat ijin dari kakek.Sean menatap Alesha yang tengah menikmati camilan di pinggir. “Daddy benar-benar mengangkatnya sebagai cucu?”Abraham mengangguk ringan. “Aku ada janji dengan seseorang un
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-16
Baca selengkapnya

Gagal Menahan Diri

“Alesha.” Alesha menjabat tangan Ethan. “Shall we dance?” ajak Ethan. Alesha sempat berpikir. Jika tidak melakukan apapun dirinya akan semakin mengantuk. Karena itu ia menganggung, menerima ajakan Ethan untuk berdansa bersama. Tangan kiri Alesha memegang bahu Ethan. Sedangkan tangan kanannya saling bertaut dengan tangan Ethan. Mereka bergerak pelan. “Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya,” Ethan memulai percakapan. Alesha berputar dengan anggun. “Aku datang bersama kakekku.” “Siapa kakekmu mungkin aku mengenalnya,” balas Ethan. Ia mengikis jarak mereka. Ethan melingkarkan tangannya di pinggang ramping Alesha. “Abraham. Aku cucu angkatnya,” jawab pelan Alesha. “Aku senang bisa mengenalmu, Alesha.” “Me too.” Waktunya berganti pasangan. Alesha berputar—ia tahu akan berpasangan dengan siapa. Yang pasti ia sudah mendarat di pelukan seorang pria. Bau parfum yang familiar. Alesha mendongak. Garvin memeluk pinggangnya. Sejak kapan pria ini berada di sini. Padahal tadi masih berada d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-16
Baca selengkapnya

Tega Mengusirku?

Alesha tidak tahu jika pergi ke Mansion Garvin membutuhkan waktu hampir 3 jam dari rumah kakek. Akses utama masuk ke dalam Mansion adalah memasuki gerbang utama—lalu melewati sebuah hutan. Alesha pernah melewati hutan itu hanya saja waktu itu sedang terburu-buru. Sehingga tidak sempat mengamati hutan yang sebenarnya sangat lebat dan menyeramkan. Utung saja saat Alesha perjalanan kabur tidak ada binatang yang menerkamnya. Menguap beberapa kali—akhirnya mobil yang ditumpanginya sampai di Mansion Garvin. Kemanapun ia tidak lupa meminta ijin pada kakek, kakek menyuruh bodyguard mengantarnya. Ada dua bodyguard yang ikut dengannya. Mereka duduk di depan. “Kalian menungguku?” tanya Alesha. Mereka kompak mengangguk. “Tuan menyuruh kami menunggu Nona sampai kembali pulang.” Alesha mengangguk. Ia turun dari Mobil. Padahal baru saja menginjakkan kaki di depan Mansion. Tapi hawa dingin langsung menembus kulitnya. Angin yang berhembus kencang membuat Alesha merinding. Jangan-jangan semesta tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-17
Baca selengkapnya

Merawat

“Sekarang minum obat.” Alesha mengambil butir-butir obat yang sudah disiapkan oleh Xavier. Sedikit tersenyum. Garvin mengambil obat itu dari tangan Alesha. Meneguknya perlahan dengan air. “Sudah. Aku akan pulang.” Alesha mengemasi barang-barangnya. Ia memang berniat pulang setelah memastikan Garvin baik-baik saja. Setidaknya mau makan dan minum obat. Tiba-tiba teringat dengan kata-kata Xavier. Garvin bukan hanya demam. “Ada lagi yang sakit?” tanya Alesha kembali menurunkan paper bagnya. Garvin menunjuk perutnya. “Boleh aku melihatnya?” Garvin melepaskan kaosnya. Alesha berdecak pelan. Sebenarnya bisa membukanya sedikit saja tanpa melepaskan. Tapi sudah terlanjur. Akhirnya Alesha bisa melihat lebam biru di perut kirinya. “Kau berkelahi?” Mengangguk. “Dengan siapa?” “Anak buahku. Aku harus memastikan kekuatanku.” Alesha pergi ke dapur mengambil air hangat untuk mengompres luka Garvin. Ia mengambil duduk di samping. “Apa sakit?” “Tidak.” Alesha menekan kompresnya pada luka G
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-17
Baca selengkapnya

Pengganggu

“Aku bisa sendiri.” Alesha menolaknya. Ia bangkit tanpa bantuan Garvin. Wanita itu benar-benar menyebalkan. Alesha dengan santai berjalan mendahului Garvin. Tapi dalam beberapa langkah, ia berhenti. Menoleh ke belakang kemudian tertawa pelan. “Aku hanya bercanda.” Alesha kembali. Kemudian mengambil tangan Garvin dan menariknya untuk berjalan bersama. “Mau bermain dengan anak-anakku?” “Anak-anak?” Alesha bingung. “Kau pernah menikah?” Tangan kanannya menggenggam tangan mungil Alesha. Rasanya sangat pas. Bahkan jari-jari mereka saling bertaut. Garvin suka—walaupun hal sederhana seperti ini yang ada di film romance kaum jelata yang menurutnya menjijikkan. Tapi Garvin mengakui sendiri jika hanya saling menggenggam tangan adalah hal yang indah. “Bukan—tapi sejenis peliharaanku. Mereka lucu-lucu mungkin kau akan suka.” Alesha berhenti. Mereka berada di ruang tamu. Ia menghadap Garvin, menyipitkan mata. “Come on, Garvin. Aku harus pulang. Jangan menahanku lagi.” Pintu dibuka. Alesha
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
23
DMCA.com Protection Status