“Aku memotong semua jari Wiliam sebelum membunuhnya. Seharusnya aku memotong semua jari kakinya juga,” jawab enteng Garvin.Alesha reflek menutup mulutnya dengan mata yang melebar. Ia bergerak mundur menjauhi Garvin. “Kau melakukan semua itu?”“Tidak. Anak buahku yang melakukannya. Aku melihatnya, aku memastikan jika jari-jarinya yang kotor itu dipotong habis,” jawab Garvin sangat santai mengganggapnya hal tersebut lumrah.Alesha kehabisan kata-kata. Hampir saja lupa jika Garvin bukan pria normal. Dia pria berdarah dingin yang kejam. Seharusnya Alesha tidak perlu terkejut, apalagi dirinya pernah mengalaminya sendiri bagaimana penyiksaan Garvin. Bagaimana penjara bawah tanah yang diisi teriakan orang-orang meminta pengampunan.“Ak-ku-aku akan masuk.” Alesha berjalan tergesa-gesa masuk ke dalam rumah.Saking terburu-burunya, kakinya sampai tersandung.DUK“Argh,” ringis Alesha. Kakinya tersandung undakan lantai. Alesha terjatuh—ingin segera kabur dari Garvin namun malah berakhir seperti
Terakhir Diperbarui : 2023-03-15 Baca selengkapnya