BRAAKPintu dibuka dengan paksa. Alesha terperanjat dan langsung bangun dari pangkuan Garvin. Ia berdiri dengan canggung.“Gimana keadaan cucu kakek?” tanya Abraham mendekati Alesha. Mengamati Alesha dari bawah hingga atas. “Astaga kamu mendapat banyak luka.”Alesha tersenyum. “Alesha baik-baik saja, kek.” Memutar badannya agar kakek bisa melihatnya.“Baguslah.” Abraham mengangguk lega.“Aku yang terluka. Aku mendapat tembakan,” sahut Garvin berdiri. “Kenapa kakek hanya menghawatirkan cucu perempuan kakek ini? Aku juga cucu kakek.”“Mau kakek pukul lagi?” Abraham menunjukkan tongkatnya.Garvin ingin mengumpat. Tongkat itu harus dimusnahkan. Jika tidak, dirinya akan terus menderita mendapatkan pukulan dari tongkat itu. Ia harus menyusun rencana untuk mengambil dan memusnahkan selamanya tongkat itu dari bumi.“Alesha, kamu harus memutuskan dari sekarang. Kamu pilih tinggal dengan kakek atau dengan Garvin?”Alesha tersenyum canggung. “Alesha mau kembali ke Panti.”“Tidak.” Sahut bersama
Last Updated : 2023-03-13 Read more