Nara menggeleng tak percaya, tepat setelah ia melihat Darren berdebat langsung dengan salah satu orang kepercayaan suaminya.Siapa lagi kalau bukan Marvori? Pria itu baru saja pulang dari kampung halamannya, setelah hampir seminggu kurang ini mengambil cuti.Ya, pria itu baru saja dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Namun sayang bukannya sebuah sambutan atau ucapan selamat yang didapatkan, melainkan sebuah perdebatan yang tak kunjung usai atau bahkan hampir terjadi baku hantam."Darren! Please, stop it! Dia Marvori! Dia yang sudah menjagaku, bahkan sebelum aku menikah dengan saudara sepupumu!"Genggaman erat tangan Darren yang ingin melayangkan sebuah pukulan keras, tiba-tiba saja terhenti berkat perkataan Nara. Sejenak, Darren seolah kembali disadarkan oleh keadaan sekelilingnya. Hingga akhirnya langsung dengan cepat ia mengalihkan arah pukulannya ke tempat lain, atau yang lebih tepatnya lagi ke arah sebuah tembok yang ada di sampingnya."Maaf, Tuan. Saya di sini, berkat perintah Tua
Read more