"Sayang, kenapa pintunya harus dikunci?" tanya seorang pria yang baru saja masuk, setelah sekian lama dirinya mengetuk pintu kamarnya sendiri dan memanggil nama sang istri.Pagi ini, Nara memang masih belum bisa terlihat ceria dari yang sebelumnya. Walau kemarin Dimas sudah menjelaskan semua kepadanya, akan tetapi entah kenapa tetap saja rasanya ia tak bisa percaya begitu saja. Dirinya belum begitu yakin apa yang telah diucapkan oleh suaminya tersebut benar atau tidak, sehingga kini benaknya masih terus memikirkannya tanpa henti."Aku sedang memberikan asi untuk Melody, Mas," kilah Nara singkat seraya menatap sang buah hati."Memberikan asi? Kenapa harus dikunci, Sayang? Aku 'kan suamimu sendiri, bahkan aku sudah lebih dulu merasakan apa yang telah dirasakan oleh anak kita."Nara diam tak mau meneruskan percakapan yang semakin ke mana-mana ini, dirinya hanya memilih menatap sang anak yang telah tertidur dengan tenang. Tanpa mempedulikan sang suami yang tengah mengembuskan napasnya den
Read more