Bab 38: Kejutan Lainnya“Kamu sudah menyetujuinya, jadi jangan rubah keputusanmu lagi. Lagi pula, aku jarang di rumah karena harus bekerja. Janu dan Desty tidak akan berani mengganggumu lagi setelah itu, dan kamu bisa hidup dengan tenang bersama Nandya.”Aku menelan saliva mendengarnya. Ucapan Mas Surya sangat tidak terduga.“Aku dan Yulia yang datang ke sana, kami mengikuti Mas Janu. Bukankah ....”“Syukurlah Desty tidak sempat melukaimu,” potongnya tanpa mendengar ucapanku lebih dulu.Aku hanya mampu menggelengkan kepala. Sulit sekali berbicara dengan Mas Surya, terlebih jika ingin menentang pria itu.Akhirnya, kuputuskan untuk melakukan hal sebaliknya. Aku diam, menutup bibir serapat mungkin agar Mas Surya tahu kalau aku protes dengan tindakannya.“Ini bukan pemaksaan, karena kamu sendiri juga menyetujuinya. Kalau memang kamu masih ragu, maka pertimbangkanlah sebagai pernik
Baca selengkapnya