All Chapters of Suamiku Terjerat Mantan Tunangannya yang Menjanda: Chapter 21 - Chapter 30

56 Chapters

Bab 21: Teman Lama yang Hangat

Bab 21: Teman Lama yang HangatKuhela napas saat tas terjinjing di tangan. Nandya yang menangis di kereta bayinya membuat hati ini kian teriris. Meski demikian, ini adalah keputusan akhir yang kupilih untuk mengakhiri semua rasa sakit yang disebabkan oleh Desty dan Mas Janu.Ayunan langkah kaki menuruni tangga rumah ibu mertua dan langsung menapak di atas halaman rumput yang tebal. Pagi masih sangat muda, sampai tidak ada satu jiwa lain pun yang terlihat di luar sana. Hanya ada aku, Mas Surya dan ibu mertua yang berdiri bersandar di ambang pintu.Mereka memandangiku serta Nandya. Wanita yang telah menjanda itu tiba-tiba berjalan tanpa alas kaki dan langsung menyelipkan sesuatu di kereta bayi Nandya. “Tolong, rawat cucu Ibu, Sar. Jangan biarkan dia hidup dengan ayah yang salah!” pinta ibu mertua. “Cukup anak Ibu yang jadi orang tua jahat untuk Nandya.”Kuanggukkan kepala mendengar petuah itu. Jauh di dalam lubuk hat
Read more

Bab 22: Pertengkaran di Pinggir Jalan

Bab 22: Pertengkaran di Pinggir JalanAwal pertemuan dengan Mas Janu, saat itu aku masih mahasiswi magang di kantor Mas Janu. Kulakukan semua hal demi memperbaiki reputasiku sebagai seorang mahasiswi dan menunjukkan keahlian di depan para atasan dengan harapan dijadikan karyawan tetap.Di sanalah aku bertemu Mas Janu yang saat itu sudah menjabat sebagai karyawan tetap. Dia baik, ramah dan murah senyum. Semuanya terasa mudah dan menyenangkan di kantor karena ada Mas Janu yang kudambakan. Saat itu, aku tidak tahu apa pun soal pertunangannya dengan Desty karena memang Mas Janu yang membimbing anak-anak magang tidak pernah mengungkit hal itu.Sampai, karyawan perempuan yang juga rekan kerja Mas Janu memperingatkan kami untuk tidak menaruh hati pada Mas Janu. Dia sudah ada yang punya, katanya dengan ekspresi serius.Kutemukan bukti nyata saat jam pulang kerja. Mas Janu dijemput oleh seorang perempuan dengan wajah cantik dan berpenampilan sanga
Read more

Bab 23: Pertikaian Berlanjut

Bab 23: Pertikaian BerlanjutSuaraku melengking di hadapan Mas Janu. Selama menikah dengan pria ini, kuupayakan segala cara agar bisa bertutur halus dan bersikap santun terhadapnya demi mempertahankan Mas Janu. Semua itu karena patah hati yang kurasa saat mengetahui Mas Janu telah bertunangan dengan Desty.Selama dekat dengannya serta menjadi bagian dari hidupnya, sebenarnya aku dihantui rasa takut akan kehilangan Mas Janu. Meski sudah melahirkan Nandya dan menemani Mas Janu dalam perjuangannya, pria itu tetap saja pergi dariku.Sekarang, Mas Janu membiarkanku tinggal bersama Nandya tanpa dirinya. Semua itu karena satu orang, Desty!“Pergilah, aku tidak ingin bertengkar,” ucapku pada Mas Janu.Pria itu masih mengepalkan tangan. Meski aku memalingkan muka, dia tetap saja memandangiku yang telah diabaikannya untuk Desty. “Aku tidak ingin pergi, Sari!”“Lalu apa maumu, Mas? Tolong pergi!” teg
Read more

Bab 24: Bertemu Kembali

Bab 24: Bertemu Kembali  “Ka-kamu ....” Mas Janu terbata melihatku datang. Manik matanya juga naik dan turun memerhatikan penampilanku hari ini. Sungguh sangat jauh berbeda dengan yang selama ini dilihat olehnya. Padahal, aku hanya memakai baju zirah saat ke medan perang.“Mas, kenapa kamu diam saja setelah ditabrak seperti itu?” Desty protes pada Mas Janu. Dia langsung menghampiri Mas Janu dan menggandeng lengan pria itu tepat di hadapanku. Desty juga memasang wajah kepuasan karena berhasil membuat diriku mencebik kesal.Anehnya lagi, tidak ada rasa malu di antara mereka berdua. Seluruh kantor tahu soal pernikahanku dengan Mas Janu dan kami belum bercerai. Tapi Desty sudah berani menggandeng Mas Janu di depan umum. Pantas saja wajah dua satpam itu dipenuhi kekagetan begitu melihat kehadiranku. Ternyata, ini penyebabnya.Melihat Mas Janu yang tetap diam, kudekati dia dengan berani. Aku memandangi Mas
Read more

Bab 25: Pria yang Terdiam

Bab 25: Pria yang TerdiamDitegur begitu, kedua mata ini seketika basah. Aku tidak menyangka akan ada seseorang yang bersedia memanggil diri mereka orang tua untuk wanita yatim piatu sepertiku. Selama ini, aku hanya mampu menyebut mereka bibi dan paman, karena mereka adalah dua orang yang selalu berdiri untukku setelah ayah dan ibu pergi untuk selamanya.Ya, aku memang belum menjelaskan apa pun sejak awal. Aku tidak punya orang tua, lebih tepatnya mereka sudah berpulang beberapa tahun lalu dan meninggalkan sedikit warisan. Mereka berdua ini adalah teman baik ayah dan ibu semasa hidup. Mereka punya anak perempuan, namun tinggal di luar negeri dan tidak pernah pulang kecuali lebaran.“Kenapa malah bengong?” Presiden direktur menegur. Pria yang tidak pernah kusebut sepanjang kisah ini memandangi diriku dari ujung kepala hingga kaki. Mungkin saja dia sedang mencoba memahami alasan dari kepergianku selama satu bulan.“Mas, ja
Read more

Bab 26: Keputusan Terbaik

Bab 26: Keputusan TerbaikAku terlonjak mendengar perintah dari presdir untuk Mas Janu. Dia tidak menunjuk, tapi jemarinya menekan permukaan meja sebagai tanda penegasan. Ditambah lagi, sorot matanya tidak menjauh dari Mas Janu dan Desty, bahkan urat-urat nadi yang bermunculan di bawah kulit beningnya menjelaskan betapa kesalnya dia dengan mereka berdua.“Dipindahkan?” Desty yang menjawab. Dia langsung melirik Mas Janu di sebelahnya.“Ya, kamu juga dipecat!” Presdir kembali bersuara. “Posisimu di sini tidak lebih dari karyawan baru dalam masa percobaan dan kamu sudah membuat masalah sebesar ini. Apa kamu kira perusahaan tidak akan peduli dengan hal seperti ini? Aku takut jika semakin banyak karyawan yang bersikap seperti kamu.”Suara presdir menggetarkan hati. Pria itu bahkan tidak berpaling usai mencerca kedua orang yang telah mengkhianatiku. Terlihat tangannya dikepal kuat sampai buku jemarinya menjad
Read more

Bab 27: Setelah Hari Itu

Bab 27: Setelah Hari ItuSeminggu berlalu sejak presdir memecat Desty dan mencopot jabatan Mas Janu. Menurut isu yang beredar dari staff HRD, Mas Janu akan bekerja di posisi yang sama, hanya saja di Aceh.Sebenarnya, hal yang paling tidak disukai oleh Mas Janu adalah bekerja di tempat yang sepi dengan omset kecil. Ya, di Aceh sendiri perusahaan ini baru saja berdiri untuk mengelola distribusi dan pemasaran.Di sana, sangat sepi. Omsetnya tidak hanya kecil, bahkan sudah dua bulan awal hasilnya minus. Siapa pun akan merasa jika ini adalah penurunan dari karier, karena mereka harus bekerja dari awal untuk membangun dan mengembangkan. Belum termasuk ancaman akan dipindahkan ke tempat yang lebih tidak memuaskan.“Bapak akan keluar dari rumah, Bu?” Anganku soal mutasi Mas Janu buyar begitu saja saat Mbok Sunem muncul.Dia membawa sebuah nampan berisi pisang goreng panas dan segelas teh tawar. “Ya, begitulah.” Kuja
Read more

Bab 28: Tentang Mas Surya

Bab 28: Tentang Mas Surya“Jadi kamu tidak tahu apa pun, Sari?” Mas Surya berujar lembut padaku.Setelah mendengarkan berita soal Mas Janu dan Desty, aku memutuskan untuk keluar sejenak dari rumah demi menenangkan diri. Dan Mas Janu, dia meminta izin untuk menemani.Kini, dia yang menyetir mobil. Pria itu membawa mobilnya yang berjenis fortuner ke jalan raya. Kecepatan yang dipilihnya juga sedang, karena memang tujuan kami berangkat adalah mencari ketenangan.Aku menggeleng mendengarnya. “Mana mungkin, bahkan saat kami bertemu di perusahaan sekalipun, Mas Janu tidak berkata apa-apa. Dia hanya memaksaku agar aku berbicara dengan presdir soal mutasinya itu.”Mas Surya ikut mengangguk. Dia paham dengan satu kalimat dingin dariku itu. Tidak ditanyanya lagi akan hal lain, Mas Surya hanya fokus menyetir sampai kami tiba di mall yang kumaksudkan tadi pada Mbok Sunem.Mall besar ini terlihat sunyi. Hanya ada
Read more

Bab 29: Keputusan Singkat Mas Surya

Bab 29: Keputusan Singkat Mas Surya “Ke-kenapa kamu ....” Wanita itu terbata menemukan Mas Surya mencegat dirinya.Aku yang tidak mengenali wanita itu bisa segera menebak jika dia adalah mantan istri Mas Surya yang digosipkan membuang suaminya demi masa lalunya. Entah apa yang sebenarnya terjadi sampai perempuan yang berasal dari Kalimantan itu bisa muncul di Jakarta.“Jawab aku dulu!” tuntut Mas Surya.Pria itu melihat troli yang berisi sang balita serta setumpuk belanjaan. Bisa kutebak jika hatinya sama teririsnya denganku saat menemukan Mas Janu tidur di kamar rumah sakit bersama Desty dan anaknya.“Mas, jangan begini di depan suamiku!” balas sang wanita. Dia mencibir Mas Surya yang menghentikan dirinya di tempat umum dan memprotes soal apa yang dilakukan olehnya. Wanita itu segera menutup tubuhnya dengan selembar selendang yang melilit leher.Mas Surya seketika terdiam. Dia melangkah
Read more

Bab 30:  Keinginan

Bab 30:  Keinginan“Bu, kenapa bengong?” Mbok Sunem bertanya entah untuk keberapa kalinya.Aku masih gagal menenangkan diri usai kembali dari perjalanan dengan Mas Surya. Pria itu telah meninggalkan Tornado menyeramkan yang hampir saja melahap diriku dalam-dalam.“Bu?” Mbok Sunem menegur seraya mengguncang pelan sisi baru kiri.Saat itu aku menggelengkan kepala demi menyadarkan diri. Ternyata, gelas yang sedang kuisi dengan air mineral penuh dan meluap. Alirannya mencapai pinggiran meja makan dan langsung tumpah ruah ke lantai.“Astagfirullah!” Aku memekik kaget. Lekas berdiri, malah tangan ini menyenggol gelas dan menumpahkan isinya.Kacau, sungguh sangat kacau!“Kamu kenapa, Sari? Kok jadi linglung?” Ibu mertua berbicara.Wanita itu rupanya memerhatikan sedari tadi. Kulirik ibu mertua segera usai beranjak dari kursi. “Maaf, Bu ... aku ....”
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status