Home / Romansa / Kupu-Kupu Malang / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Kupu-Kupu Malang: Chapter 31 - Chapter 40

137 Chapters

Bab 31

"Sakit kok. Tadi kamu juga dengar sendiri penjelasan dari dokter, kan?"Yuna memicingkan sebelah mata. "Dari mana Kak Eric tahu apa yang dikatakan dokter tadi? Apa Kak Eric menguping?""N-Nggak lah! Badanku kan lemah! Mana bisa jalan sampai pintu!" Eric gelagapan.Namun, Yuna dapat merasakan kerasnya benda pusaka milik Eric mengganjal di perut."Apa orang sakit parah masih bisa merasa bergairah?" tanya Yuna semakin curiga."B-Bisa lah! Kecuali kalau orang itu nggak normal!"Yuna jadi ingin menggoda Eric. Lama-lama sang tuan muda itu terlihat sekali sedang bohong padanya."Kalau begitu, apa Kak Eric mau bermain di sini sekarang? Seperti kemarin waktu aku sakit," goda Yuna sembari melihat perubahan ekspresi Eric.Eric menatap Yuna dalam. Kemudian meluncurkan kecupan di bibir Yuna.Biasanya Yuna hanya menerima perlakuan dan suruhan Eric, tapi kali ini berbeda. Ia merasa lebih dekat dengan Eric dan mulai berani menuntut ciuman.Eric membalas kecupan-kecupan singkat yang berubah jadi lumat
Read more

Bab 32

Di ranjang, Eric tengah memeluk intim dengan tangan yang menghilang di balik rok si pembantu baru. Dan pembantu baru itu nyaris telanjang dengan bekas-bekas merah yang tercetak sempurna di atas dada polosnya."B-Bos!""Keluar," hardik Eric.Tanpa disuruh pun Dina tidak mau melihat adegan panas pria yang ditaksirnya sejak lama. Dina tidak menyangka, bos dingin itu bisa berwajah sayu penuh nafsu."Masuk," perintah Eric setengah berteriak.Dina sungguh tidak mau mempercayai matanya sendiri. Perempuan yang pernah mencari Eric dan mengaku sebagai pembantu itu sangat tidak tahu malu dan masih duduk menempel manja dekat bos dingin kesayangan Dina."Kenapa? Mana berkasku?"Melihat kekalutan Dina, Eric tidak mau diam saja. Ia ingin sekaligus menunjukkan pada si sekretaris jika ia sudah ada yang punya dan agar Dina berhenti menggoda di kantor.Ketika Dina menaruh berkas dan menjelaskan beberapa hal yang terjadi di perusahaan, Eric sengaja memasukkan tangannya k
Read more

Bab 33

Mata Yuna membola sempurna. Rasa sesal setelah melepas kegadisan saja belum juga hilang. Dan Eric bilang mau memperpanjang lagi dosanya?Tidak bisa dipungkiri, Yuna sering terhanyut oleh permainan terlarang itu. Tidak jarang juga ia merasa nyaman berada dalam pelukan Eric. Namun, Yuna sungguh ingin mengakhiri ini semua.Yuna takut mulai terbiasa dengan Eric. Hanya Eric pria yang setiap hari ada bersamanya. Siapa yang tidak akan terpesona oleh pria tampan itu? Apalagi, Eric semakin lembut dan manja pada Yuna. Perlakuan Eric itu sukses membuat jantung Yuna berdebar tak karuan.Walaupun Eric ingin memperpanjang jangka waktu kontrak, Yuna tetaplah wanita sewaan. Eric bisa saja bosan dengannya setelah ini. Yuna takut dibuang, takut tidak diinginkan lagi setelah semua yang terjadi. Pemikiran itu mematik rasa nyeri di dada. Tanpa Yuna sadari, hatinya telah menumbuhkan benih-benih harapan."Kenapa diam saja?" Eric mengusap-usapkan kepalanya ke kepala Yuna.Yuna
Read more

Bab 34

Hari berikutnya Aldo datang lagi. Kali ini ia sungguh menunggu Emilia sampai pagi. Karena satpam tidak tega, mereka pun membiarkan Aldo tidur di ruang satpam depan.Hawa dingin tidak jadi persoalan besar baginya. Aldo yang tumbuh sederhana di desa sudah terbiasa dengan suasana itu.Yang paling penting sekarang, Aldo ingin Emilia membatalkan perceraian. Aldo sudah tidak memiliki apa-apa lagi di kota. Rumahnya dijual untuk membayar sejumlah uang yang ia korupsi. Biaya kontrakan rumah juga baru dibayar setengah.Mana berani Aldo berlarut-larut mengabaikan tuntutan sang presiden direktur? Ancaman Eric saja sudah sangat menakutkan. Apalagi Billy Volker yang katanya pernah membunuh seseorang di masa lalu.Tadinya Aldo kira itu semua hanya gosip belaka. Tapi setelah melihat sendiri pergerakan Billy yang setiap hari meminta uang yang dicurinya datang bersama pengawal menyeramkan, Aldo jadi semakin yakin gosip itu benar adanya.Hutang pada Volker Corp pun belum lunas semu
Read more

Bab 35

Bagaimana reaksi Yuna ketika tahu pria yang hampir tidur dengannya malam itu adalah Aldo? Eric penasaran dengan jawaban pertanyaan itu sejak lama. Namun, setelah mengenal Yuna lebih baik, ia bisa mengira-ngira jawaban yang akan diberikan perempuan itu.Kemungkinan yang pertama, Yuna akan bersujud dan memohon ampun kepada Emilia. Kedua, Yuna memilih pergi meninggalkan kediaman Volker karena rasa bersalah yang teramat dalam sampai tidak peduli dengan kontraknya.Yang terakhir, Yuna bisa saja membenci Eric. Yuna pasti tahu jika Eric sengaja menyewanya untuk membalas dendam Emilia. Dan yang telah ia lakukan selama ini, juga ketika Yuna kecelakaan, pasti akan terbongkar semua.Eric tidak mau satu atau ketiga perkiraan itu terjadi suatu hari nanti. Eric tidak ingin Yuna membencinya.Sekarang Eric telah mengakui perasaannya sendiri. Yuna tidak hanya membuat Eric tertarik atau bergairah. Kupu-kupu sayang itu terlanjur hinggap di hati."Kenapa sih, Kak?" tanya Yuna lagi.
Read more

Bab 36

"Uhuk... Uhuk..."Eric tersedak sampai gigitan kecil makanan yang awalnya berada dalam mulut mengotori meja di depannya. Yuna sigap mengambil kain lap dan membersihkan."Eric! Jangan jorok di meja makan! Berapa sih umurmu sekarang?! Makan aja sampai muncrat begitu." Diana melempar tisu bekas mengelap mulut tepat di wajah Eric."Mama sendiri, lihat... Jorok!" Eric menyentil tisu kotor yang jatuh di pangkuan.Yuna mondar-mandir membersihkan kekacauan yang dibuat ibu dan anak itu. Sementara Yudha justru terkekeh-kekeh melihat tingkah dua orang kesayangannya.Sudah lama suasana keluarga mereka tidak sehangat ini. Tidak sebentar pula mereka bisa bercakap-cakap lama. Dan baru sekarang Yudha bisa tertawa lepas dengan anaknya lagi.Pandangan Yudha kini terfokus kepada Yuna. Usulnya tadi bukan tanpa sebab. Perempuan itu dapat mengembuskan udara segar di keluarganya. Walaupun Yudha tahu betul asal-usul Yuna yang pernah jadi kupu-kupu malam meski hanya semalam.Yudha pun yakin jika Diana menyukai
Read more

Bab 37

[Aldo menginap di rumah. Jangan pulang dulu.]Eric membaca pesan singkat dari Diana. Diremasnya benda pipih itu dengan kuat. Mendengar nama Aldo saja membuat Eric muak dan ingin meninju sesuatu."Ada apa, Kak? Kita nggak jadi pulang?"Amarah Eric menguap ketika mendengar suara Yuna. Eric semakin yakin jika Yuna satu-satunya perempuan yang pantas bersamanya."Ada tamu di rumah. Kita menginap di sini dulu.""Tamu penting ya?""Iya, penting sekali...." Suara Eric naik turun."Ya udah, aku bersih-bersih kamar Kak Eric dulu. Kamar sebelah boleh aku pakai?""Nggak boleh. Kamar itu banyak nyamuk. Kamu tidur di kamarku saja."'Apa mungkin apartemen mewah seperti ini ada serangga?' batin Yuna.Eric tahu wajah curiga Yuna. "Ada yang bersih-bersih tiap hari di sini. Nggak perlu dibersihkan. Sekarang kita ke supermarket dulu.""Mau apa? Di kulkas banyak bahan makanan.""Coba cek lagi. Pasti ada yang kamu butuhkan untuk membuat menu-menu baru."
Read more

Bab 38

"Y-Ya?" Yuna membuang muka."Satu tahun ada 365 hari. Kamu ganti baju setidaknya dua kali dalam sehari. Baju sebanyak itu belum cukup untuk berganti-ganti. Aku akan membelikan lagi nanti biar kamu nggak perlu repot-repot mencuci."Eric menggandeng tangan Yuna menjauh dari kerumunan. Meninggalkan kardus-kardus belanjaan begitu saja. Ia sudah meninggalkan alamat apartemen pada manajer toko untuk mengirim belanjaan malam ini juga.Tingkah Eric semakin konyol di mata Yuna. Tiap kali Yuna melirik sesuatu ke arah toko-toko, Eric langsung memborong semua itu.Yuna menunduk lesu. Takut untuk melihat sesuatu. Menolak pemberian Eric sama saja meremehkannya.Yuna tidak tahu jika pemberian Eric yang sebanyak itu tidak bisa menghilangkan rasa bersalah karena pernah menyakitinya."Sudah mau tutup malnya, Kak. Ayo pulang aja," kata Yuna lemah."Kamu nggak suka aku membelikanmu ini itu? Aneh sekali. Aku lihat semua wanita suka kalau dibelikan macam-macam," gumam Eric.
Read more

Bab 39

Sudut mata Yuna berkedut-kedut bersamaan dengan dadanya yang sangat terasa nyeri. Apa yang Yuna takutkan sungguh terjadi.'Kak Eric pasti sangat membenciku. Harusnya aku nggak pernah berharap apa pun.'Yuna melepaskan diri lalu berbalik memunggungi Eric. Bahunya bergetar karena diam-diam menangis. Eric tahu itu dan membiarkannya.'Apa yang aku harapkan darinya? Mustahil Eric Volker menyukai perempuan kotor sepertiku.'Malam itu Yuna terus menangis tanpa suara. Sementara Eric terlelap dan tidak mau repot-repot menenangkan Yuna atau hanya sekedar bertanya.***Yuna meraba-raba tempat tidur dengan mata masih terpejam. Ia langsung membuka mata ketika tahu Eric tidak ada di sisinya."Kak Eric?"Yuna meraih selimut untuk menutup seluruh tubuhnya. Mengitari setiap sudut apartemen sambil memanggil Eric. Tapi Eric sudah pergi.Karena menangis sampai pagi, Yuna bangun kesiangan. Ia menyesal karena melewatkan masak sarapan untuk Eric.Ditatapnya cermin b
Read more

Bab 40

"Ke mana saja kamu, Yuna?" tanya Emilia dengan pandangan berapi-api."Disuruh tuan muda Eric membersihkan apartemennya.""Sampai jam segini baru pulang?""Maaf, Nyonya. Ada perlu apa Nyonya Emilia memanggilku?""Aku lagi nggak nafsu makan. Buatkan kue untukku. Katanya kamu jago memasak, kan?"'Gimana ini? Harusnya aku bilang dulu sama Kak Eric. Tapi Kak Eric....' Yuna teringat lagi kontrak mereka telah berakhir sejak malam lalu."Kenapa malah diam! Cepat ke dapur. Kalau udah jadi langsung bawa ke kamarku.""B-Baik."Minah dan Rini masih mengobrol di dapur. Mereka berdua terkejut oleh kedatangan Yuna. Sebab, Diana sendiri yang bilang jika Yuna sedang cuti sampai akhir pekan."Loh, kok udah pulang, Yun? Kata nyonya kamu baru kembali besok minggu."'Kenapa nyonya Diana bohong pada mereka? Kak Eric juga nggak bolehin aku pulang ke sini. Apa aku udah melakukan kesalahan karena telah menuruti nyonya Emilia?'"Malah bengong, Yun.""Oh, maaf B
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status