Home / Romansa / Kupu-Kupu Malang / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Kupu-Kupu Malang: Chapter 121 - Chapter 130

137 Chapters

Bab 121

"Yang jelas kalau bicara, Mas!""Kalau nggak ... rasanya sakit, Baby," rengek Eric.Eric memeluk Yuna dan menggesekkan pusakanya yang sejak tadi menegang. Yuna hanya geleng-geleng kepala oleh kemesuman suaminya yang kian menjadi-jadi setiap harinya."Aku mau menyusui Yuriana dulu, Mas." Yuna mendorong Eric mundur."Aku juga mau disusui, Baby." Eric mengekor pada Yuna ke mana pun pergi. "Papa Yuriana juga haus ...."Eric dan Yuna sudah kembali ke rumahnya. Diana dan Yudha juga telah berangkat ke kota mereka. Suasana di rumah Eric berubah seperti sedia kala.Skandal Eric dan Cassandra pun telah mereda. Meskipun berita tentang kehamilan Cassandra telah bocor ke publik. Orang tua Cassandra menanggung malu karena tidak ada lelaki yang mau mengakui sang cucu yang masih ada dalam kandungan.Lalu, apa yang terjadi dengan Ken Volker?Jabatan Ken telah digantikan oleh kakaknya. Meskipun Kevin tidak begitu tertarik mengurusi perusahaan, ia terpaksa melakukannya untuk bertanggung jawab atas perbu
Read more

Bab 122

"Aku nggak bisa kembali dengan Emilia. Kesalahanku terlalu banyak padanya dan aku juga nggak bisa mencintai Emilia seperti dulu," ucap Aldo sambil menunduk.Eric membuang napas dengan kasar. "Apa kamu pikir aku sedang minta tolong padamu? Jangan salah paham. Kalau kamu nggak mau, aku hanya perlu membuangmu lebih jauh. Dan ... siapa perempuan tadi?" Eric menendang kursi yang diduduki Hilman."Kalau tidak salah namanya Rina, Tuan," jawab Hilman."Na-"Eric hendak membuka mulut untuk mengancam Aldo, tetapi Aldo segera memotongnya. "Tolong jangan libatkan dia. Orang-orang di sini nggak ada hubungannya dengan masalah kita." Aldo kembali bersimpuh di dekat kaki Eric."Baiklah ..." Akhirnya Aldo menyerah. "Tapi, beri tahu aku alasannya. Bukankah dia kakakmu? Kamu tahu aku sebrengsek apa dan apa saja yang sudah aku lakukan terhadap keluargamu, kenapa kamu justru membuatku kembali pada kakakmu?""Masalah keluargaku bukan urusanmu. Kamu juga nggak perlu tahu alasannya. Yang penting, kamu harus
Read more

Bab 123

"Aldo ditusuk Nyonya Emilia, Tuan!" seru Rendra."Apa?!"Yuna sampai terlonjak mendengar teriakan Eric. Melihat suaminya gelisah, ia juga ikut resah. Eric memutuskan sambungan telepon dan buru-buru mengambil jaket."Ada masalah apa, Mas? Mas Eric mau ke mana?""Aldo ditusuk Kak Emil, Baby. Aku ke sana dulu. Nanti aku hubungi Mama dalam perjalanan.""Nggak usah, Mas. Banyak bodyguard juga di rumah.""Nggak. Biar Mama menemanimu. Aku pergi dulu, Baby." Eric mengecup kening Yuna dengan tergesa-gesa.Wilayah desa itu terletak jauh dari kota mereka karena niat Eric memang untuk menjauhkan Emilia dari Yuna. Eric bergegas menuju Istana Volker dan meminta anak buahnya untuk menyiapkan helikopter.Eric sangat cemas, bukan karena khawatir dengan kondisi Aldo maupun Emilia. Melainkan karena Emilia yang bertindak gegabah, bisa saja terpicu oleh sesuatu yang menyangkut Yuna. Eric tidak mau jika Emilia kembali melampiaskan kemarahan pada istrinya.Perjalanan dengan helikopter ke desa itu hanya memb
Read more

Bab 124

"Tuan, Aldo sudah siuman," ujar salah satu bawahan Eric yang menggantikan Rendra.Mereka lantas kembali ke bangsal Aldo. Seorang dokter dan dua perawat sedang memeriksa kondisi Aldo.Rina menjauh saat Eric dan Yudha masuk ke dalam. Tangan Rina sangat gemetaran, hingga ia lupa menyampaikan pesan dari Aldo."Bagaimana kondisinya, Dok?" tanya Eric."Pasien sudah membaik, tapi efek obat bius belum menghilang sepenuhnya.""Baik, terima kasih," kata Yudha.Dokter dan perawat itu pergi meninggalkan kamar. Yudha dan Eric duduk di dua sisi ranjang. Mata Aldo masih terpejam. Ketika Eric menggoyang badannya, Aldo mulai membuka mata."Apa yang terjadi dengan Kak Emilia? Kenapa dia bisa menusukmu? Apakah Kak Emil tahu rencana kita?" Eric memberondong Aldo dengan banyak pertanyaan.Mulut Aldo bergerak mengucapkan sesuatu tanpa suara. Hanya serak dan geraman yang keluar dari mulutnya. Mereka berdua tidak dapat memahami gerakan bibir Aldo.Aldo merasa frustasi karena mereka justru melempar pertanyaan
Read more

Bab 125

"Ric, bagaimana keadaan Yuna? Apa dia baik-baik saja?" tanya Aldo dengan suara lemah dan lirih.Aldo sudah bisa bicara dengan normal. Meskipun badannya belum bisa digerakkan dengan leluasa akibat sayatan di perutnya sangat lebar hingga mencapai organ dalam."Jangan mencemaskan istri orang. Katakan saja apa yang terjadi!"Aldo mengernyitkan wajah. Apakah Eric tidak membaca pesannya? Ia lantas melirik ke arah Rina."Rina, kamu ... pesanku nggak kamu sampaikan padanya?""Oh ... ini? Aku lupa memberikannya kemarin. Sudah malam juga, nggak enak mengganggu." Rina menyerahkan secarik kertas pada Eric."Astaga, Rina! Aku percaya padamu karena pesan itu sangat penting." Aldo memekik tertahan.Eric membuka lipatan kertas lusuh itu. Kedua alisnya saling bertaut menandakan kebingungan."Apa maksudmu Yuna dalam bahaya?!" hardik Eric.Aldo meraup udara sebanyak-banyaknya untuk memenuhi paru-paru sebelum mulai bercerita. "Emilia menemukan ponselku yang kamu berikan, Ric."Rahang Eric mengetat, menco
Read more

Bab 126

"Baby, kamu makan sedikit, ya." Eric berusaha menyuapi Yuna, tetapi Yuna terus meringkuk di tempat tidur sambil memeluk boneka Yuriana.Sudah dua hari berlalu, keberadaan Emilia belum ditemukan. Dari rekaman CCTV di jalan yang terakhir Emilia lalui, ia kedapatan memasuki pinggiran kota yang tidak banyak kamera pengawas di jalan. Polisi dan bawahan Volker telah menyusuri area itu, tetapi Emilia tidak ditemukan di sana, jejaknya menghilang. Emilia dan Yuriana menghilang bak di telan bumi.Setelah mendapat kabar terakhir itu, Yuna tidak bisa memikirkan hal lainnya lagi. Ia hanya menangis dan menatap kosong depannya. Tidak pernah keluar kamar dan hanya tidur meringkuk.Eric sendiri yang mengurusi Yuna. Menggendong Yuna ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan menggantikan pakaian.Yuna sudah seperti mayat hidup saja, tidak bisa diajak bicara. Eric sangat stres menghadapi situasi ini. Dari pagi, Eric tetap masuk bekerja, lalu mencari Yuriana, dan harus bolak-balik mengurus Yuna."Sayan
Read more

Bab 127

"Kamu nggak mau maafin aku? Lalu, apa yang kamu lakukan malam itu, Yuna? Kenapa kamu meninggalkan Yuriana sendirian? Banyak bodyguard di sini, kamu seharusnya nggak perlu mengurusi masalah lainnya!" Eric terengah-engah setelah mengucapkannya.Dalam logikanya, Eric tidak merasa bersalah sama sekali. Ia memberikan hukuman kepada Emilia sekaligus agar tidak lagi mengganggu rumah tangganya. Lagi pula, hal tersebut juga tidak bisa dikatakan sebagai hukuman.Sebelumnya, Eric sudah akan melaporkan Emilia ke kantor polisi. Keputusan itu ditentang oleh kedua orang tuanya dan Yuna. Mereka berencana mengunci Emilia seperti dulu.Tetapi, apa buktinya? Mau seberapa lama Yudha dan Diana mengurung Emilia, kakaknya tidak akan jera jika tidak diberi hukuman yang layak. Setidaknya, Eric menyarankan supaya Emilia dirawat di rumah sakit jiwa. Itu juga langsung ditentang semua orang.Akhirnya, Eric melakukan sesuatu di belakang mereka. Hanya menyatukan Emili
Read more

Bab 128

"Ma ... Ma ... Ma ..." Tangan mungil Yuriana menggapai-gapai wajah Emilia.Mata bening bayi itu begitu berkilau. Emilia terasa tersihir saat melihatnya. Dia lantas membuang korek api, lalu menggendong Yuriana.Emilia bersenandung kecil, Yuria pun tertawa. Emilia sangat senang melihat reaksi Yuriana, kemudian ia membawa bayi itu masuk ke dalam rumah."Mulai sekarang, aku adalah Mama kamu."***"Sudah ketemu?" Yuna bertanya pada Rendra yang baru saja datang."Maaf, Nyonya .... Tapi, kami juga sudah mulai mengerahkan pencarian di tempat yang lebih jauh.""Lalu, Mas Eric di mana?""Tuan Eric sedang ada di kantor. Sekarang masih jam kerja, Nyonya."Yuna menggigit bibir bawahnya. Sejak pertengkaran dengan Eric kemarin, suaminya itu tidak pulang ke rumah, dihubungi juga tidak bisa.Rasa sedih dan kehilangan yang Yuna rasakan bercampur dengan kemarahan. Ia melampiaskan segalanya kepada Eric.Eric tidak tahu jika Yuna sangat terkejut malam itu. Siapa yang tahu, baru keluar beberapa saat saja E
Read more

Bab 129

"Mas Eric ... malas denganku?" Air mata mulai menetes di wajah cantik Yuna. "Karena itu, Mas Eric cuma sibuk di sini, bukan malah mencari Yuriana ....""Aku juga mencari Yuriana, Yuna! Jangan sembarangan bicara! Pulanglah! Di sini kantor, bukan untuk bicara masalah pribadi," tegas Eric.Yuna menggeleng-geleng pelan. Ia tidak percaya jika Eric tega membentak dan mengusirnya. Prasangka buruk Yuna bertambah ketika melihat kehadiran Dina tadi. Dan sekarang makin menjadi-jadi.Karena Yuna tak kunjung pergi, Eric yang memilih keluar dari ruangan, meninggalkan Yuna seorang diri. Eric harus cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan supaya bisa menyusul Rendra untuk mencari Yuriana.Eric sepenuhnya mengabaikan Yuna yang terluka oleh kata-katanya. Yuna mengusap air mata, lalu berbalik pergi. Langkah Yuna terhenti ketika melihat sosok Dina. Yuna mendatangi Dina, tetapi Dina cepat-cepat memalingkan muka dan pergi menjauh. "Mbak Dina!!"Namun, Yuna malah memanggil Dina dengan suara lantang. Seperti k
Read more

Bab 130

"Bukankah Mas Eric nggak peduli dengan kami lagi? Urusi saja pekerjaan dan sekretaris Mas Eric itu," ujar Yuna dengan suara lirih.'Yuna! Pulang sekarang! Kamu benar-benar nggak bisa mematuhi aku, hah?!' bentak Eric."Nggak, aku mau mencari Yuriana!" Yuna balas membentak Eric.Yuna mematikan ponsel Hilman supaya Eric tidak dapat menghubungi. Ia juga tidak mau Eric melacak lokasinya saat ini. Ia hanya ingin Eric melihat, dirinya tidak butuh bantuan Eric untuk menemukan Yuriana."Nyonya ... Bagaimana kalau kita kembali dulu? Saya takut ...."Yuna memotong ucapan Hilman, "Kalau kamu nggak mau mengantar aku, biar aku pergi ke sana dengan orang ini."Hilman tidak berani memprotes lagi. Lebih baik ia menurut daripada meninggalkan Yuna sendirian. Pulang-pulang, ia pasti akan kehilangan kepala jika sampai terjadi sesuatu pada Yuna.Aldo yang tadinya juga ingin membujuk Yuna agar mereka memutar mobil untuk kembali, urung mengatakannya. Aldo juga ingin segera menemukan anak Yuna. Jika terjadi ap
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status