All Chapters of Kembali bersama Putri yang Kau Buang: Chapter 21 - Chapter 30

193 Chapters

BAB 21: Mengapa Aku Berbeda?

Sore yang cerah datang, suasana mencekam di kediaman Olivia telah berakhir, kini Olivia tengah mengajarkan Leary mengenal angka dan mengenal nomer-nomer darurat. Leary yang masih sangat kecil dan tidak tahu apapun selain bermain, kini terlihat berantusias dan berpikir bahwa apa yang di ajarkan Olivia adalah misi yang menyenangkan. Leary tidak menyadari jika kini Olivia tengah mengajarinya untuk terbiasa melakukan segalanya sendiri karena berjaga-jaga akan sesuatu. Olivia berjaga-jaga agar Leary bisa tetap kuat meski nanti Olivia pergi selamanya. Olivia sadar betul dengan keadaannya sekarang, mungkin waktunya tidak akan lama, Olivia takut dia lebih dulu meninggal sebelum memusnahkan musuhnya dan mempertemukan Leary dengan adik Olivia. Setengah jam berlalu, akhirnya Olivia selesai mengajari Leary. “Baiklah, untuk hari ini belajarnya selesai. Sekarang ibu akan memasak untuk makan malammu,” jawab Olivia seraya membereskan barang-barangnya dan memasukannya ke dalam koper tua. Gerak-
last updateLast Updated : 2023-03-31
Read more

BAB 22: Taman untuk Leary

Hujan kembali turun di malam hari, tungku di perapian menyala, Leary duduk di lantai tengah menghangatkan diri sambil memperbaiki buku dongeng barunya dengan lakban. Dalam suasana yang santai, Leary bercerita tentang kentang pemberian Jach, sementara Olivia tengah menjahit kembali boneka Leary yang belum terselesaikan, Olivia sampai harus menyumpal isi boneka dengan beberapa helai kain agar bisa kembali penuh. Leary melihat dinding rumahnya, cahaya dari api di perapian menciptakan bayangan dirinya dengan Olivia yang duduk berdekatan. “Ibu, kapan kita akan pulang?” tanya Leary tiba-tiba. Jarum yang menusuk kain boneka terhenti sejenak. Lagi, dan lagi, Leary kembali menanyakan kapan pulang, semakin sering Leary bertanya pulang, Olivia sadar jika anaknya tidak betah di sini. “Kenapa kau mau pulang cepat?” tanya Olivia dengan tenang. “Aku kesepian di sini, tidak ada taman bermain, tidak ada anak yang mau mengajakku bermain.” “Bagaimana jika nanti setelah hari ulang tahunmu kita pind
last updateLast Updated : 2023-04-01
Read more

BAB 23: Dunia Darrel McCwin

“Terima kasih atas bantuan Anda,” Olivia memberikan beberapa lembar uang pembayaran kepada pengrajin, dia harus mengeluarkan cukup banyak uang untuk bisa membuat taman bermain, namun melihat Leary yang bahagia, itu sudah sebanding baginya. Sang pengrajin tersenyum cerah menerima uang pembayarannya. “Jika butuh bantuan, jangan ragu menghubungi saya lagi.” Olivia mengangguk samar dan pengharajin itu pergi dengan meninggalkan beberapa bagian untuk Jach yang sudah bekerja keras membawa kayu dari sebrang desa dengan gerobaknya. “Paman, apa boleh Jach bermain dulu dengan saya?” tanya Leary penuh harap. “Tanyakan saja pada Jach, sampai jumpa,” jawab sang pengrajin sebelum benar-benar pergi. Dua lembar uang berada di tangan Jach, anak laki-laki itu menghela napasnya dengan lega karena upahnya yang dia terima saat ini sama dengan bekerja tiga hari di pasar. Tidak ada salahnya jika kini dia bermain sejenak dengan Leary. “Nyonya, apa boleh saya bermain dengan Leary?” tanya Jach sopan. Seb
last updateLast Updated : 2023-04-02
Read more

BAB 24: Kemarahan Darrel

Teriakan Ellis yang menangis dan pergi berlari mencuri perhatian para pekerja. Darrel kembali berteriak, dia memanggil Burka yang selama ini dipercaya mengurus paviliun. Darrel tidak suka siapapun yang masuk ke dalam ruangan pribadinya dengan Olivia, dia hanya mengizinkan orang yang dia percaya untuk bisa membersihkannya. Darrel masih sangat berusaha menemukan Olivia dan menantikan kepulangannya sampai detik ini, dia tidak ingin bila nanti Olivia datang, tempat pribadinya berubah. “Burka! Andrew!” teriak Darrel memanggil lebih keras. Burka yang dipanggil berlari datang dari gedung rumah satunya lagi, begitu pula dengan Andrew dan beberapa pelayan lainnya yan bekerja, kini mereka berkumpul dan hanya bisa mengintip karena tuan mereka yang selalu tenang, tiba-tiba marah. “Ada apa Tuan?” Tanya Burka dengan napas tersenggal karena banyak berlari. “Kenapa pintu paviliun tidak dikunci?” geram Darrel bertanya. Burka tertunduk tampak ketakutan. “Maaf Tuan, sepertinya tuan Petri lupa
last updateLast Updated : 2023-04-03
Read more

BAB 25: Kebohongan Wony

Pertengkaran yang terjadi tadi pagi menciptakan banyak ketegangan di antara Darrel dan Wony, Darrel tidak suka terjadi suatu kesalahan apapun tanpa mau mendengarkan alasannya. Ada banyak kekhawatiran yang langsung mengganggu pikiran Wony. Jarang sekali Wony dan dan Darrel bertengkar, hal ini berhasil membuat Wony khawatir bila harus mengingat seberapa sulitnya membujuk Darrel bila sudah marah. Wony harus lebih dulu mengamankan situasi, dia harus membuat suasana hati Darrel kembali membaik bagaimanapun caranya. Wony mengangkat sebuah kaca kecil di tangannya, wanita itu mengoleskan lipstick merah di bibirnya dan memperhatikan tatanan riasannya agar selalu terlihat sempurna meski bekas luka sayatan di pipinya selalu mengganggu dan menghantuinya dengan ketakutan yang berlebihan. Hari ini, Wony memutuskan untuk datang secara khusus ke kantor Darrel. Butuh waktu dua puluh menitan untuk bisa sampai ke tempat tujuan. Layaknya seorang nyonya besar, dengan anggun dan senyuman penuh keba
last updateLast Updated : 2023-04-04
Read more

BAB 26: Jangan Sepertiku

Willis duduk dengan anggun, memperhatikan Olivia yang datang berjalan dengan tongkatnya, diam-diam Willis berdecak kagum memperhatikan kecantikan Olivia seperti sebuah mutiara. Olivia sangat cocok mengenakan pakaian mewah seperti era Great Gatsby yang digandrungi banyak orang kaya, tidak mengherankan juga jika dulu dia primadona yang sangat bersinar di kalangan bangsawan. Bahkan meski kini Olivia berjalan dengan tongkat dan tidak mendapatkan perawatan kecantikan, dia masih bisa mencuri perhatian banyak laki-laki di sekitarnya sampai membuat beberapa wanita yang tinggal di dekat rumahnya harus banyak menegur suaminya agar tidak tergoda. Bibir Willis tertarik membentuk sebuah senyuman miring, sampai saat ini dia masih tidak menyangka, Olivia yang cantik, anggun dan lembut seperti seorang tuan putri adalah wanita berdarah dingin yang tidak segan mengambil nyawa siapapun orang yang sudah mengusiknya. Di antara jari-jarinya yang cantik itu, entah sudah ada berapa nyawa yang sudah dia r
last updateLast Updated : 2023-04-06
Read more

BAB 27: Ibu akan Pergi lagi

Siang telah berlalu dengan cepat, berganti menjadi sore yang cerah, sinar kekuningan dari upuk barat langsung menyinari rumah kecil Leary. Leary duduk memeluk buku dongengnya yang telah diperbaiki, anak itu sibuk memakan beberepa buah kue kering cokelat kesukaannya, namun matanya tidak berhenti memperhatikan Olivia yang kini terlihat sibuk membersihkan rumah dan banyak membuat makanan. Leary bergerak gelisah, dia tahu, ini bukan pertanda baik. “Ibu akan pergi bekerja lagi?” tanya Leary. Olivia membuang napasnya dengan berat, tubuhnya bersandar ke dinding meredakan rasa pegalnya karena terlalu lama berdiri dengan bantuan tongkat. “Ibu benar-benar minta maaf, pekerjaan ini tidak bisa ibu tinggalkan, tapi ibu berjanji, setelah pekerjaan ini diselesaikan dengan baik, ibu tidak akan pernah meninggalkanmu lagi di malam hari,” jawab Olivia penuh janji. “Benarkah?” tanya Leary tidak yakin. Olivia mengangguk dengan senyuman. “Kau bisa memegang janji ibu.’ “Berapa lama?” “Ibu belum bis
last updateLast Updated : 2023-04-08
Read more

BAB 28: Ibu Pergi

Informasi yang diberikan Wony kepada Darrel berhasil membuat pria itu langsung menyibukan diri mencari detective agar bisa segera berangkat ke Skotlandia dan menemukan Olivia. Perasaan Darrel yang masih kuat kepada Olivia mencipatakan banyak kekhawatiran. Kini Olivia ada di Inggris, besar kemungkinan mereka bertemu akan lebih tinggi. Wony harus menyingkirkan Olivia secepatnya. Setelah perjuangannya yang besar menyingkirkan Olivia dengan berbagai cara, Wony tidak akan membiarkan Olivia kembali. Susah payah Wony berusaha mengisi posisi anak Olivia dengan Ellis, meski saat ini hanya diberpolehkan sebatas memanggil Darrel dengan panggilan ‘ayah’. Wony percaya, lambat laun Ellis akan menjadi anak angkat Darrel dan menjadi salah satu pewaris kekayaan keluarga McCwin. Wony melangkah dengan percaya diri memasuki mansion, beberapa pelayan yang tidak sengaja berpapasan dengannya membungkuk memberi hormat layaknya bertemu dengan nyonya besar. Jauh Wony melangkah, wanita itu akhirnya berdiri
last updateLast Updated : 2023-04-09
Read more

BAB 29: Desakan Darrel

Leary terbangun di sore hari ketika langit sudah menguning, anak itu duduk di kursi memandang penjuru arah mencari-cari keberadaan Olivia yang tidak terlihat. “Ibu..” panggil Leary dengan suara yang serak. Leary melompat turun dari kursi dan memeriksa setiap ruangan untuk mencari-cari Olivia dan memanggil namanya. “Ibu..” panggil Leary lagi. Leary membuka pintu belakang dan duduk di ambang pintu melihat ke belakang rumahnya, anak itu sempat menangis karena tidak menemukan keberadaan Olivia. Leary menarik napasnya dengan sesak, dia baru ingat jika tadi ibunya pergi dan tidak memungkinkan untuk Olivia berada di rumah untuk dua sampai tiga hari ini. Dengan berat hati Leary kembali beranjak, dan kembali menutup pintu, tidak lupa menguncinya. Dalam suasana sepi yang tidak begitu menyenangkan, Leary pergi ke kamar mandi dan menanggalkan semua pakiannya sebelum memulai mandi sendiri. Tidak mudah melakukan hal-hal seperti ini sendirian, tetapi Leary akan terus belajar agar dia bisa men
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more

BAB 30: Kesepian

Hujan kembali turun di malam hari, Leary di lantai sisi jendela yang dekat dengan meja persembunyiannya. Leary duduk memeluk lututnya, di depannya terdapat segelas susu yang berhasil dia dapatkan meski harus membuat air tumpah dan sempat mengenai tangannya. Tubuh Leary gemetar kedinginan, kilauan hijau manic mata Leary terlihat berkilauan di antara kilatan petir yang muncul diluar rumah. Ada perasaan sesak yang membuatnya sulit bernapas dan terdorong ingin menangis, namun Leary menahannya sekuat mungkin. Leary meminum susunya perlahan, bola matanya sesekali melihat ke pintu depan, takut jika aka nada orang asing yang datang. Jam di atas lemari sudah menunjukan pukul satu malam, Leary mulai beranjak dari tempat duduknya, anak itu menatap ke sekitar dengan bingung. Perutnya sakit karena ingin buang air kecil, namun dia takut. Dalam langkah yang ragu Leary mengambil dua bonekanya, lalu menyimpannya di depan pintu toilet yang terbuka lebar. Berkat keberadaan boneka-boneka itu Leary
last updateLast Updated : 2023-04-11
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status