All Chapters of BALAS YANG DIPERJUANGKAN USAI DIBUANG: Chapter 11 - Chapter 20

150 Chapters

Bab 11. Pacar Bohongan

"Oke, deal. Kita pacar bohongan demi misi. Tapi aku masih bingung harus ngelakuin apa dan sebelum itu ada yang mau aku kasih tahu ke kamu, Sya." Alana berucap ragu.Bukankah kehamilannya adalah sebuah aib dan sama saja bodoh jika memberitahu Rasya tentang janin itu? Mereka tidak saling mencintai dan ada kemungkinan Rasya membatalkan kerja sama mereka. Namun, kalau terus diam apakah kelak tidak menyesalinya?Alana menggigit bibir bawahnya begitu Rasya menatap lekat menunggu Alana kembali bicara. Selain Bella, dia tidak pernah punya teman dekat karena di luar sana banyak teman yang memakan teman sendiri dam ternyata hal itu terjadi padanya juga. Alana juga takut jatuh cinta jika saja sering bertemu sama Rasya."Kamu mau ngasih tahu apa mau nanya? Mau nanya aku kerja apa? Tenang saja, papaku orang kaya dan tahun depan bakal jadi pewaris tunggal, meskipun sekarang masih yah lebih sering kumpul sama teman. Istilahnya menikmati masa pengangguran sebelum benar-benar sibuk. Lagian kita cuma p
Read more

Bab 12. Darah yang Mengalir

Air mata Alana semakin menggenang, dia pun mengangkat tangannya di udara siap untuk menusuk perut sendiri. Sekalipun itu akan sangat menyakitkan, tetap saja dia harus melakukannya. Alana berharap setelah ini semua orang hanya menganggapnya depresi bukan karena hamil.Napasnya kini memburu sementara kaki berubah pucat. Alana menggigit bibir berusaha memantapkan hati untuk tidak memikirkan hal lain lagi. Dengan gerakan cepat, dia mengarahkan gunting itu ke perutnya."Alana!" teriak Ranti histeris. Untung saja dia berhasil mencekal tangan anak gadisnya sebelum ujung gunting itu berhasil merobek perutnya yang masih rata. "Kamu sudah gila, hah?!""Lepasin, aku mau mati!" Gadis malang itu kesetanan, dia mendorong ibunya sendiri.Bukankah orang depresi memang seperti itu? Dia akan kehilangan kendali, tepatnya alam bawah sadar yang lebih kuat bekerja. Alana tertawa keras melihat ibunya sendiri tersungkur di lantai. Tidak, pandangan gadis itu terganggu oleh halusinasi. Dia mengira wanita yang
Read more

Bab 13. Terciduk Tetangga

"Al, aku tahu banyak kekurangan dan kelebihanmu bahkan aib-aibmu aku tahu. Jadi, nggak usah ngeledek Rasya. Iya, dia pacarku dan kamu nggak lebih baik dari dia. Manusia pengecut kayak kamu nggak pantes disebut laki, mungkin ban-ci?" Alana tertawa kecil, lalu mengajak Rasya kembali melanjutkan perjalanan.Namun sayang, sebelum Alana menaiki motor hitam itu, tangannya sudah dicekal oleh Siti si tetangga paling julid dan toxic. Dia datang bersama Leha dengan wajah penuh intimidasi. "Ada apa?" tanya Alana malas."Oh, jadi ini kelakuan asli kamu, Na? Dengar-dengar kamu hamil sama Albian, tapi kok jalannya sama laki-laki lain? Albian malah kena pukul. Emang anak durhaka, udah hamil gitu malah mau bunuh mama sendiri. Kamu nggak guna hidup tau nggak? Pergi aja deh dari sini sebelum sikap burukmu ditiru sama anak-anakku. Ih, amit-amit."Alana merasa ingin muntah melihat ekspresi Siti yang sangat dramatis. Kenapa dia senang mengurus urusan orang lain? Apa dia dibayar oleh presiden? Alana tidak
Read more

Bab 14. Surat dari Tunawicara

"Mama!" teriak Alana bangun dari tidurnya dan melihat jam di detik yang sama. Sudah pukul dua dini hari, rupanya dia ketiduran di sana.Gadis itu terjaga karena memimpikan ibunya meraung meminta tolong. Hati Alana gelisah, dia berusaha menelepon sang ibu, tetapi ponselnya tidak aktif. Terlalu larut jika dia berangkat ke klinik sekarang apalagi Alana tidak tahu apakah Rasya sudah kembali atau belum.Bagaimana jika dia keluar dari kamar mencari Rasya? Ah, tidak. Alana ingat kalau kehadirannya di sana harus dirahasiakan. Mungkin dia akan menuai kontroversi atau ada alasan lain. Saat menunggu, entah kenapa waktu bergerak begitu lambat. Alana melempar bantal kesal ke lantai berharap fajar segera tiba.Tiba-tiba pintu kamarnya terketuk. Alana dilema apakah harus dibuka atau dibiarkan saja? Dia menggigit bibir bawahnya, merasa gugup seolah sosok di balik pintu adalah malaikat maut. Tenggorokannya bagai tersekat sampai ada SMS dari Rasya meminta dibukakan pintu kamar.[Kamu nggak bakal macam-
Read more

Bab 15. Pencuri dalam Kamar

Dalam hitungan detik, mereka sudah berdiri di ambang pintu dan menemukan sosok laki-laki tengah membuka laci demi laci seperti sedang mencari sesuatu. Alana menggeram, dia baru menyadari kalau rumahnya kemasukan pencuri begitu melihat sosok itu ternyata memakai topeng. Maka dengan penuh berani, dia berteriak lantang, "mau apa kamu, hah?!"Lelaki pencuri itu menghentikan gerakannya, kemudian berdiri mendekati Ranti yang ketakutan di tempat tidurnya. "Diam di tempat atau aku bunuh wanita tua ini!"Alana memicingkan mata, dia merasa tahu siapa pemilik suara itu meskipun masih tidak yakin. Sementara Rasya sendiri langsung melayangkan tendangan keras di bagian dada kiri si pencuri sehingga dia tersungkur ke belakang. Dia memegang kepalanya karena terbentur di tembok.Detik selanjutnya, Rasya mencengkram kerah baju lelaki itu dengan sekuat tenaga. "Katakan, siapa yang menyuruhmu ke sini, hah?!"Tidak ada jawaban semakin memancing amarah Rasya. Dia terus membentak dan menampar wajah lelaki i
Read more

Bab 16. Bukan Aku yang Salah

"Bu Siti? Ngapain di sini?" tanya Alana ketika dia melihat ke luar kamar. Albian ternyata masih di sana meskipun posisinya sudah tidak diikat."Astagfirullah, dosa apa aku di masa lalu sampai harus tetanggaan sama kamu, Na. Lihat, saat mamamu lagi sakit, kamu malah bawa dua laki-laki sekaligus ke sini padahal tadi malam juga nggak nyusul ke klinik. Sekarang jawab, kamu sudah masak?""Belum.""Oh my God!" pekik Siti dramatis.Wanita kurus yang selalu terlihat menor itu mendelik kesal pada Albian dan juga Rasya sebelum akhirnya tenggelam di balik pintu kamar Ranti. Dia sengaja datang ke sana membawa makanan agar tahu berita panas lagi.Sementara di luar kamar, Alana mengusir Albian sebelum nenek sihir tadi kembali mengeluarkan bualan atau hinaan yang menyakiti hati. Meskipun sedikit sulit, akhirnya lelaki itu pergi juga. Alana sadar, sebentar lagi dirinya akan menjadi trending topik.Bagaimana tidak, di lingkungan mereka, siapa yang paling sering memberi berita baru dan panas layak dise
Read more

Bab 17. Dia Sang Perebut

"Iya, Ma. Rasya ada di luar, tapi mama jangan salah paham–""Jangan salah paham gimana? Belum kelar masalah sama Albian, sekarang kamu bawa Rasya ke sini. Kamu apa nggak mikir omongan tetangga?" Entah kenapa, Ranti merasa perutnya terasa nyeri. Akan tetapi, dia berusaha menahan agar tidak ketahuan Alana.Bukan tidak mau dirawat anak sendiri, Ranti hanya ingin memberi pelajaran padanya. Dia berharap Alana berhenti dekat dengan lelaki. Meskipun Rasya itu baik, tetap tidak menutup kemungkinan untuk ikut merusak Alana. Bukankah awalnya setan pun termasuk penghuni surga?"Ma, Rasya itu beda. Dia nggak kayak Albian yang .... Hem, intinya Rasya bukan laki-laki busuk, Ma. Percaya sama aku, lagian kami nggak pacaran, cuma kerja sama biar mereka tahu rasanya ditinggalkan dan dibuang.""Mau apa pun alasannya, kamu nggak boleh dekat sama laki-laki!" tegas Ranti mengalihkan pandangannya.Ibu mana yang tidak sakit hati mengetahui anaknya dibuang dalam keadaan hamil sebelum menikah? Ranti kecewa, in
Read more

Bab 18. Mari Kita Beradu Akting

"Oh, jadi kamu mau fitnah aku?" Bella tersenyum pongah. Sekarang dia tahu kalau Alana sedang pura-pura demi menjatuhkan namanya."Fitnah? Kenapa aku harus fitnah kamu? Bel, kita itu sahabat, tetapi apa gunanya kalau kamu aja cuma manfaatin aku? Selama ini aku diam karena sayang sama kamu, ternyata kamu nggak cuma morotin uang aku ... tetapi ngegoda suami aku!"Bella berdiri hendak menampar Alana, untung saja ada pelanggan cafe yang mencoba melerai. Dia memberi nasihat agar Bella hidup lurus ke depannya. Tentu saja gadis itu mengelak semua tuduhan Alana dan apakah mereka percaya? Tidak, sama sekali tidak. Sudah hal lumrah jika pencuri berusaha untuk sembunyi."Aku sebenarnya nggak pengen bahas masalah itu di sini, tapi kelakuan kamu semakin menjadi. Baju aku disiram padahal baru kebeli, tenang aja aku nggak bakal mempermasalahkan ini. Cuma aku tetap kecewa sama kamu, gara-gara aku nagih hutang kamu udah berubah. Kamu jangan mau jadi gadis bodoh yang biayain hidup pacar kamu, Bel!""Sia
Read more

Bab 19. Usaha untuk Menjatuhkan

Alana berusaha menormalkan degupan dalam dadanya. Dia yakin bisa melawan mereka bertiga. Dengan susah payah, Alana tersenyum angkuh seolah semuanya baik-baik saja. Jika tidak demikian, yakinlah Hesti akan semakin berhasrat untuk menjatuhkannya."Rupanya si Bunting rupanya udah pulang. Mungkin dia ayahnya?" Hesti tertawa kecil sambil mengikis jarak menyusul mereka berdua padahal matahari sore begitu terik, membakar kulit."Kalau bukan dia, siapa lagi, Tan? Enak aja dia mau mengkambinghitamkan Albian. Kalau masih cinta mah nggak mungkin selingkuh," tambah Nia sedikit ketus."Lah, jadi Alana ini selingkuh, toh? Apa jangan-jangan dia selingkuh karena Alana pengen ditidurin, tapi Al nggak mau? Aduh, anak jaman sekarang emang nggak tahu adat ya, Jeng!" Siti bahkan tidak mau kalah.Alana hanya diam, dia mencoba memikirkan kalimat yang pantas untuk mereka bertiga. Dia ingin terlihat berkelas melawan orang yang tidak begitu penting kecuali Alana mendapat serangan. Bukankah tersenyum bisa menam
Read more

Bab 20. Menikahlah, Alana!

"Menikah?" Alana memutar badan menghadap ibunya kembali dengan tampang malas. "Dalam keadaan hamil begini, siapa yang mau nerima, Ma?""Mama bilang sudah punya calon, jadi kamu tinggal mengiyakan. Setelah mama sembuh, kita urus pernikahan itu!"Kepala Alana mendadak sakit kepala mendengar pengakuan sang ibu. Gadis itu tidak peduli siapa yang akan menjadi calonnya karena Alana tahu, sulit menemukan lelaki yang mau menerima kekurangannya.Apalagi kalau ternyata dia lelaki tua, berbau tanah dan jelek. Walaupun lelaki itu saudagar paling kaya kalau jelek dan tua, Alana tentu saja menolak. Dia bukan gadis matre, maka dari itu menerima keadaan Albian apa adanya yang ternyata berujung pengkhianatan."Nggak," jawab Alana setelah lama berpikir."Alana!" bentak Ranti balik, meskipun suaranya tertahan, dia tidak boleh kalah sama anak sendiri."Mama, aku nggak mau nikah sama calon mama itu. Aku bakal cari suami sendiri, menikah itu butuh cinta dan kalau menikah karena menyembunyikan kehamilan ini
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status