"Mama kok marah gitu, kayak nggak pernah muda aja. Aku nolak Pak Danis karena enggak cinta sama dia, Ma. Cinta itu nggak bisa dipaksa, harus dari hati kita." Ranti mendengus. Benar apa yang dikatakan Alana, tetapi apakah salah jika ingin memberi yang terbaik untuk putrinya? Ranti tahu rasanya dicampakkan, bukan berarti menganggap semua lelaki adalah sama terlebih pada Danis yang memang sudah dewasa. Tanpa harus izin, Ranti duduk di dekat Alana, menyusun bantal dan bersandar pada dinding kamar karena perutnya masih terasa nyeri. Dia ingin berbicara dari hati ke hati berharap hati Alana terbuka. "Na, waktu kecil, kamu selalu bilang ingin membahagiakan papa, betul?" "Iya, Ma." Alana sudah menduga apa yang akan dikatakan sang ibu selanjutnya. Akan tetapi, dia memilih untuk diam saja daripada kembali berdebat. Sebenarnya Alana juga masih punya rasa takut melawan ibunya. Namun, ada dendam yang terus membara dalam hati. Alana tidak bisa menerima takdirnya, melihat Albian bahagia dengan Al
Read more